Penghujung Tahun 2025, Kesbangpol Bandung Barat Kumpulkan Mitra Kerja Strategis
Diharapkan bisa memperkuat peran tokoh agama dalam memberikan narasi sejuk.
DARA| Di penghujung tahun 2025, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengumpulkan mitra kerja strategis di Kampung Legok, Lembang, Senin (24/11/2025).
Mereka yaitu Forum Kerukunan Ummat Beragama (FKUB), Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) dan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM), MUI serta undangan lainnya.
Bakesbangpol mengajak ketiga mitra kerja strategis tersebut untuk bersama-sama menciptakan Bandung Barat sebagai daerah yang kondusif, harmonis, toleran, dan berketahanan, sesuai dengan visi Amanah (Agamis, Maju, Adaptif, Nyaman, Aspiratif dan Harmonis).
Kepala Bakesbangpol KBB, Weda Wardiman mengatakan ada tiga agenda besar yang sangat menentukan kualitas kehidupan masyarakat Kabupaten Bandung Barat, yakni penguatan moderasi, penguatan kohesi sosial dan ketahanan ekonomi, sosial dan budaya berbasis kearifan lokal.
"Ketiga tema ini bukan hanya konsep akademik atau jargon pemerintah, tetapi merupakan pondasi bagi stabilitas daerah dan modal utama pembangunan," ujar Weda.
Lebih lanjut Weda memaparkan, jika penguatan moderasi beragama menjadi kunci untuk menjaga keseimbangan dalam kehidupan beragama agar tidak ekstrem ke kiri atau ke kanan.
"Untuk itu, saya memberikan beberapa penekanan kepada FKUB dan MUI Desa agar terus memperkuat dialog antarumat beragama, terutama pada isu-isu di akar rumput," ucapnya.
Selain itu, Weda juga meminta FKUB dan MUI mendorong masyarakat untuk mengedepankan sikap toleran, saling menghormati, serta menghargai perbedaan.
Mereka juga diharapkan bisa memperkuat peran tokoh agama dalam memberikan narasi sejuk, terutama pada era digital yang penuh potensi disinformasi.
"Moderasi beragama bukan melemahkan keyakinan, tetapi menguatkan harmoni agar masyarakat dapat hidup rukun dalam keberagaman," tegasnya.
Sedangkan untuk penguatan kohesi sosial Weda berharap kepada FPK agar agar menjadi jembatan komunikasi antar-etnis, antar-kelompok sosial, dan antar-komunitas.
"Dalam konteks kebangsaan, kohesi sosial adalah kemampuan masyarakat untuk hidup bersama, bekerja sama, dan saling percaya," imbuhnya.
Untuk FKDM, menurutnya perlu melakukan deteksi dini terhadap isu-isu yang berpotensi memecah belah persatuan.
"Kita semua harus membangun ekosistem sosial yang mendorong solidaritas dan kebersamaan. Kohesi sosial adalah benteng yang menjaga masyarakat dari polarisasi, konflik horizontal, dan gesekan identitas," sambungnya.
Banyak hal lainnya yang Weda sampaikan kepada mitra kerja tersebut. Intinya kata Weda, kegiatan yang dibungkus dalam sosialisasi Penguatan Moderasi Beragama, Kohesi Sosial dan Ketahanan Ekonomi, Sosial, Budaya Berbasis Kearifan Lokal dalam rangka Mewujudkan Kabupaten Bandung Barat yang Amanah.
Dalam kegiatan tersebut, Bakesbangpol menghadirkan tita nara sumber kahot seperti akademisi Prof. Dr. Fermandes, perwakilan Kemenag KBB H. Didin Saepudin, MM, MT serta Ketua FKUB KBB KH. Unang Abidin Sy.
Editor: Maji
