Hadiri WJF 2025, KDM: Ekonomi Harus Tumbuh
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi hadiri dalam acara West Java Festival (WJF) 2025 di Kiara Artha Park, Kota Bandung, Minggu (9/11/2025).
DARA | Disela kunjungannya, ia berpesan agar kekuatan ekonomi daerah tidak akan tumbuh dari kebijakan pemerintah semata, melainkan dari semangat kerja keras dan kreativitas rakyat.
Festival tahunan ini menurut Dedi bukan sekadar ajang hiburan, melainkan momentum untuk menumbuhkan etos kerja dan produktivitas masyarakat.
“Pesannya, ekonomi harus tumbuh, rakyat harus kreatif. Dan yang paling utama adalah setiap orang harus mau bekerja, apapun pekerjaan itu, tanpa harus bicara persoalan pekerjaannya apa,” ujar Dedi.
Ia berpendapat, masih banyak masyarakat yang menganggap pekerjaan identik dengan profesi formal seperti ASN, TNI, Polri, atau karyawan perusahaan. Padahal ekonomi justru bergerak karena banyak orang yang bekerja di luar sistem formal, termasuk di sektor UMKM dan industri kreatif.
“Hari ini ada kontroversi, orang tidak memiliki pekerjaan bisa memahami pekerjaan. Jangan memahami pekerjaan itu hanya ASN, TNI, Polri, kerja di perusahaan. Kan bukan seperti itu. Yang harus didorong adalah orang berpenghasilan. Bisa jadi orang santai di rumah tapi penghasilannya tinggi, lewat industri kreatif yang dibangun. Dari situ lahir produktivitas,” tuturnya.
Dedi mengajak masyarakat untuk keluar dari mental bergantung pada pekerjaan 'aman' dan mulai menjemput peluang ekonomi baru dari kreativitas, teknologi, dan kerja lapangan.
Selama kunjungan ke berbagai daerah di Jawa Barat, Dedi menyaksikan langsung bagaimana ekonomi rakyat kecil menjadi penopang utama perputaran uang di daerah. Ia mencontohkan anak muda di Tasikmalaya dan Majalengka yang bekerja membersihkan sungai hingga pengemudi ojek daring yang berjuang setiap hari di jalanan.
“Saya setiap hari bertemu anak muda di Tasik, Majalengka, bawa cangkul, bersihkan sungai, dapat Rp100–150 ribu. Ada juga yang di jalan jadi ojek online, ada di warung. Siklus ekonomi itulah yang harus tumbuh,” kata Dedi.
Baginya, setiap pekerjaan yang menghasilkan pendapatan adalah bentuk nyata dari ekonomi produktif dan ketika roda ekonomi rakyat berputar, negara pun ikut bergerak lewat penerimaan pajak.
Dedi menegaskan, penerimaan pajak dari rakyat harus benar-benar kembali dalam bentuk pembangunan dan pelayanan publik yang nyata.
“Akhirnya negara dapat duit dari pajak. Pajaknya harus bermanfaat, jangan dibawa ke luar negeri duitnya. Infrastruktur penuhi: jalan, jembatan, sekolah, rumah sakit,” ujarnya.
Selama sembilan bulan memimpin Jawa Barat, Dedi menekankan kebijakan anggaran belanja publik yang transparan dan berdampak langsung bagi masyarakat.
“Saya memimpin Jawa Barat sembilan bulan, nggak pernah bicara peningkatan industri atau pariwisata. Yang saya lakukan, uang belanja kita belanjakan dengan baik. Dari situ terlihat kepercayaan masyarakat meningkat. Meski pembelian kendaraan turun, tapi orang bayar pajak naik. Ini yang harus dilakukan,” ujarnya.
Editor: denkur
