Sebanyak 382 SLB di Indonesia Dapat Bantuan Perbaikan Infrastruktur Program Revitalisasi
Kabupaten Garut, Jawa Barat Kebagian Lima Sekolah
Total anggaran yang dialokasikan untuk revitalisasi 383 sekolah tersebut sebesar Rp476 miliar.
DARA| Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengalokasikan anggaran untuk merevitalisasi Sekolah Luar Biasa (SLB) yang kondisnya rusak di seluruh Indonesia agar nyaman dan aman sebagai tempat kegiatan belajar mengajar (KBM).
Kepala Subdit Fasilitasi Sarana Prasarana, dan Tatakelola Direktorat Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus, Aswin Wihdiyanto, mengatakan program revitalisasi untuk sekolah khusus tersebut salah satu program pertama Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto yang baru tahun ini dilaksanakan.
Menurut Aswin, dari total seluruhnya 2.360 SLB negeri dan swasta di Indonesia, tahun ini baru sebagian yang mendapatkan program revitalisai itu, yakni sebanyak 382 sekolah berdasarkan hasil kajian dengan tingkat kerusakan sedang dan berat atau yang harus segera diperbaiki karena kondisinya membahayakan jiwa manusia.
"Seluruhnya ada 382 sekolah mendapat revitalisasi unit sekolah seluruh Indonesia. Yang direvitalisasi itu karena kondisinya riskan, rusak sedang, atau rusak berat berdasarkan analisis," ujarnya usai Workshop Pemeliharaan Sarana dan Prasarana di Satuan Pendidikan Khusus di Ballroom Hotel Harmoni, Jalan Cipanas Baru, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Kamis (23/10/2025).
Aswin menyebutkan, total anggaran yang dialokasikan untuk revitalisasi 383 sekolah tersebut sebesar Rp476 miliar dengan besaran dana berbeda-beda tiap sekolah tergantung tingkat kerusakan dan kebutuhannya.
"Total anggaran untuk SLB ini Rp476 miliar seluruh Indonesia, termasuk untuk Garut ada lima sekolah yang dapat revit tahun ini," ucapnya.
Aswin menuturkan, kegiatan Workshop yang digelar di Kabupaten Garut dengan menghadirkan kalangan guru, kepala sekolah dan penyelenggara sekolah khusus ini untuk mengingatkan kembali tentang pemeliharaan sarana dan prasarana di sekolahnya.
Menurutnya, kondisi bangunan sekolah harus cepat terdeteksi kerusakannya untuk selanjutnya segera diperbaiki agar tidak semakin parah dan membahayakan siswa maupun guru saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
"Kalau ada yang rusak segera diperbaiki, misalkan atap bocor segera perbaiki atapnya agar tidak menyebabkan kerusakan lebih parah, dananya bisa dari dana pemeliharaan," katanya.
Editor: Maji
