Kondisi Hutan di Jabar Semakin Memprihatinkan, Pemdaprov Siapkan Moratorium Penebangan Hutan
Menanam pohon itu penting, tapi melindungi pohon jauh lebih penting.
DARA| Pemda Provinsi Jawa Barat akan memberlakukan moratorium atau penghentian sementara penebangan hutan di kawasan yang berisiko menimbulkan bencana. Kebijakan ini sedang disiapkan dan akan diumumkan dalam waktu dekat.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menjelaskan langkah ini diambil karena kondisi hutan di Jawa Barat semakin memprihatinkan.
“Pemda Provinsi Jawa Barat akan segera membuat moratorium larangan penebangan areal hutan yang memiliki potensi terjadinya musibah. Moratorium akan disiapkan dan secepatnya diluncurkan,” kata KDM, sapaan akrab Dedi Mulyadi, Selasa (2/12/2025).
Ia menuturkan, menanam pohon itu penting, tapi melindungi pohon jauh lebih penting. Menanam 1.000 pohon belum tentu tumbuh menjadi 100 pohon, tetapi menebang 1.000 pohon sudah pasti menghilangkan banyak manfaat bagi lingkungan.
KDM juga menegaskan menjaga bumi adalah tanggung jawab bersama.
“Kita tinggal di bumi, jadi bumi ini harus kita rawat dan jaga, bukan kita rusak,” ucapnya.
Sebelumnya, ia juga menyebut bahwa saat ini hanya sekitar 20 persen hutan di Jabar yang masih benar-benar utuh, sementara 80 persen sisanya sudah rusak. Kondisi ini membuat kebijakan perlindungan hutan menjadi sangat mendesak.
Menanam dan merawat pohon
Selain moratorium, KDM juga berencana menggerakkan warga mengelola 1–2 hektare hutan dengan cara menanam dan merawat pohon hingga tumbuh kuat. Warga yang terlibat akan mendapatkan upah harian standar Rp50.000.
Ia menjelaskan bahwa program ini dirancang agar masyarakat bisa ikut menjaga lingkungan sekaligus memperoleh manfaat ekonomi.
Jenis pohon yang ditanam merupakan kombinasi antara pohon hutan yang tidak bisa ditebang, seperti jamuju dan tanjung, kemudian pohon produktif, seperti petai, jengkol, dan nangka, agar warga bisa menikmati hasilnya di masa mendatang.
Pemda Provinsi Jabar juga akan berdiskusi dengan Perhutani untuk memastikan luas lahan kosong yang bisa dikelola dalam program ini.
Editor: Maji
