Bencana Mengancam, Dana Bantuan Tak Terduga Garut Menipis, Alat Berat Kurang
Sekda Garut Sebut Anggaran BTT Tersisa Rp7,5 Miliar
"Ketika ada bencana dapat kita cover dengan sesegera mungkin," ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Garut, Nurdin Yana.
DARA| Belanja Tak Terduga (BTT) Kabupaten Garut untuk tahun 2025 masih tersisa sekitar Rp7,5 miliar dari total Rp20 miliar. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut pun akan mengalokasikan BTT tersebut secepatnya untuk menangani pasca bencana yang terjadi akhir-akhir ini.
"Ya sudah beberapa kejadian, tapi insyaallah mudah-mudahan melalui BTT kita cukup, sehingga nanti ketika ada hal semacam itu terjadi dapat kita cover dengan sesegera mungkin, tapi mudah-mudahan tidak ada bencana lagi," ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Garut, Nurdin Yana, Senin (3/11/2025).
Menurut Nurdin, jika sisa BTT tahun 2025 ini kurang hingga Desember nanti, maka pihaknya akan meminta ke provinsi ataupun pusat, karena dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pun sudah ada dukungan.
"Jadi kalau pun kurang, mudah-mudahan ada, nanti kita minta ke provinsi atau ke pusat, BNPB juga Alhamdulillah telah memberikan support kepada kami," ucap Nurdin Yana.
Siaga Darurat
Sebagaimana diketahui, dalam beberapa hari terakhir ini Kabupaten Garut diguyur hujan dengan intensitas tinggi hingga menyebabkan terjadinya tanah longsor di beberapa wilayah di Kabupaten Garut. Nurdin pun menyebutkan bahwa saat ini sudah ditetapkan sebagai Siaga Darurat Hidrometeorologi Basah.
"Kita hari ini kan sebetulnya terkait dengan kesiapan ini sudah kita tetapkan hidrometrologi. Artinya kita sudah menetapkan ini sebagai suatu yang berpotensi untuk kejadian itu," katanya.
Nurdin juga meminta para camat, khususnya yang dilapangan agar selalu siap ketika cuaca ekstrem terjadi di Garut. Selain itu, lanjut Nurdin Yana, pihaknya juga mengimbau kepada semua masyarakat dan SKPD terkait harus mempersiapkan diri, seperti halnya ada laporan kejadian bencana harus segera memberikan bantuan kepada masyarakat.
"Dan kami juga perintahkan sebagai Kepala BPPD agar semua atau masyarakat khususnya dan SKPD terkait juga harus betul-betul persiapkan diri. Jangan sampai ketika ada bencana kita seolah diam tidak memberikan perhatian kepada masyarakat, itu yang tidak boleh dilakukan," ucapnya.
Nurdin menuturkan, siaga darurat Hidrometeorologi basah akan ditetapkan hingga akhir April 2026, karena secara hirarki provinsi pun sudah menetapkan hal yang sama untuk Kabupaten/Kota di Jawa Barat.
Nurdin menyampaikan, terkait langkah mitigasi dari Pemkab Garut, ia telah meminta kepada BPBD Garut untuk dilaksanakan apel kesadaran bersama, terkait kesiapsiagaan penanggulan bencana. Ia berharap, dengan adanya kegiatan apel bersama nanti akan menjadi pengingat kepada semua stakeholder, khususnya pemerintahan untuk bersiap diri, untuk kemungkinan potensi bencana yang terjadi kedepannya.
"Mudah-mudahan titik masuk inilah yang akan menjadi pengingat kepada semua stakeholder, khususnya kami para penyelenggara pemerintahan untuk bersiap-siap, bersiap diri, mempersiapkan diri melakukan upaya-upaya optimal dalam rangka meng-cover kemungkinan potensi yang terjadi di kemudian hari," ujar Nurdin.
Kendati demikian, Nurdin juga menyoroti terkait kekurangan alat berat untuk membantu pengevakuasian pasca bencana. Menurutnya, Garut hanya memiliki 1 alat berat, secara ideal memang sangat kurang, apalagi kondisi sekarang TKD dari pemerintah pusat berkurang.
"Ya alat berat juga kita siapin, meskipun jujur alat berat juga kita kan hanya baru satu. Memang masih banyak yang kurang, apalagi hari ini kalau dikaitkan dengan konteks TKD," katanya.
Editor: Maji
