Rocky Gerung: Ada yang Salah dalam Demokrasi Kita

Selasa, 7 November 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Rocky Gerung (Foto: Ist)

Rocky Gerung (Foto: Ist)

Setiap malam ada upaya untuk memasang baliho sang ketua PSI, sedangkan di malam yang sama ada 17 juta manusia Indonesia tidur dalam perut kosong.

DARA | Menurut statistik dunia, kemiskinan di Indonesia, kelaparan di Indonesia tertinggi di Asia, 17 juta perut tidur dalam keadaan lapar tiap malam.

Demikian disampaikan Rocky Gerung dalam Diskusi Demokrasi dan Peradaban dan Penganugerahan Dignity Award yang diselenggarakan atas kerjasama Institut Peradaban dan Universitas Paramadina di Auditorium Nurcholish Madjid Universitas Paramadina, Senin (6/11/2023).

“Sembilan juta fakir miskin mau dikasih makan Khong Guan? IQ nasional kita sekarang tinggal 78, dengan 9 juta kelaparan tiap malam dan IQ yang tinggal 78 mau ngapain dengan bonus demografi?” tanya Rocky.

“Dari awal pemerintah presiden jokowi membatalkan ide utama dari konstitusi, ide mencerdaskan kehidupan bangsa dan merawat fakir miskin, yang ketiga bahkan dicoba-coba mau ikut serta dalam perdamaian dunia, Presiden Jokowi tidak pernah pidato seperti Erdogan pidato untuk pro Palestina, yang ada di monas kemarin itu masyarakat sipil bukan negara.” imbuhnya.

Dalam diskusi yang dimoderatori oleh Jilal Mardani itu Rocky menjelaskan ada yang salah di dalam demokrasi kita.

“Sehingga mereka yang paham tentang democratic value democratic imperatif selama 9 tahun diam, dua hari lalu menangis depan TV apa nggak bego tuh?. Artinya dari awal dia tidak melihat bahwa dia membeli kucing dalam karung 9 tahun,” ujarnya.

Rocky menyinggung tidak ada upaya menghasilkan dignity, martabat sebagai bangsa.

“Engak ada satu fasilitas pun di dalam olah pikir kita yang memungkinkan kita percaya akan adanya dignity pasca Jokowi di Impeach,” kata Rocky dalam rilis yang diterima redaksi, Selasa (7/11/2023).

Menurut Rocky radikal break hanya mungkin terjadi jika proses demokrasi dibatalkan total, prosedur demokrasi sekarang adalah peralatan Jokowi untuk memperpanjang dinastinya memakai semua aparat.

“Jadi kita batalkan dulu prosedur yang dibuat Jokowi, baru Anies bisa menerobos halangan itu, baru Prabowo bisa lega bahwa dia masuk ke koridor yang sudah dibersihkan, Ganjar juga bisa berpikir bahwa iya saya bukan petugas petugasnya partai,” ujarnya.

Menyinggung ucapan Ketua MKMK Jimly Asshiddiqie bahwa republik ini rasa kerajaan memiliki konsekuensi.

“Kalau dia bikin keputusan yang moderat berarti dia bagian dari kerajaan. Tapi kita percaya bahwa pak Jimly didesain oleh alam semesta untuk jadi messenger, the new kind of democracy. Anda diminta untuk jadi seorang ethicus bukan sekedar seorang teoritikus dalam kebijakan negara. Rakyat ini menunggu seorang ethicus menumbuhkan kembali harapan,” tutur Rocky.

Sementara itu, Rektor Universitas Paramadina Prof Didik J Rachbini, MSc, PhD dalam sambutannya menyatakan bahwa sebenarnya demokrasi kita sudah masuk jurang.

“Sudah dimulai sejak mau masuk periode ke-3 (Jokowi). Satu langkah untuk mengubah konstitusi dimulai dari menteri-menteri menyampaikan. Itu ada mastermind-nya dan Itulah sebenarnya perilaku yang sudah merubah demokrasi sudah masuk jurang, kemudian berlanjut sampai sekarang pilpres,” ujarnya.

“Sesungguhnya kita memperlakukan demokrasi tidak bisa dengan pola seperti itu dan saya mengatakan itu naif. Kita harus menghidupkan check and balances. Demokrasi itu satu mata uang dengan dua muka, yaitu demokrasi dan rule of law dan sekarang ini hukumnya sudah diobrak-abrik,” imbuhnya.

Prof Dr Salim H Said mengatakan, ketika pelantikan Jokowi-JK ada pawai, kita terharu dan menangis, teringat 10 tahun di Amerika selalu melihat pesta setelah pemilihan presiden.

“Di negeri saya kita tidak pernah merayakan dan ketika Jokowi-JK berpawai keliling Jakarta saya terharu. Toh akhirnya bangsa saya merayakan terpilihnya pemimpin. Sedihnya hari terakhir jokowi, teman saya Goenawan Mohamad menangis di TV. Apakah ini tanda awal dan akhir ditandai dengan tangis. Wallahualam,” tuturnya.

Anugerah Dignity Award

Dalam acara ini juga dilakukan penyerahan penganugerahan Dignity Award kepada Dr (HC) KP Jaya Suprana.

Menurut Dr Umar Husin pemberian penghargaan ini didasari karena Jaya Suprana dikenal sebagai tokoh pluralis, yang tidak henti-hentinya menghela peradaban bangsa ini untuk menuju peradaban yang lebih baik.

Dalam sambutannya Jaya Suprana selaku penerima penghargaan Dignity Award, mengungkapkan memang tidak semua orang bisa memaknai peradaban yang sesungguhnya.

Ia menyatakan kekagumannya kepada Prof Salim H Said yang tanpa letih dan bosan selalu mengajarkan untuk membentuk peradaban yang lebih baik.

Editor: denkur

Berita Terkait

Hendry Ch Bangun dan Zulmansyah Sepakat Gelar Kongres Persatuan PWI Paling Lambat Agustus 2025
Pendaki asal Karawang yang Hilang di Gunung Cikuray Garut Ditemukan dalam Keadaan Selamat
Jeje Ritchie Ismail Ditetapkan Jadi Ketua DPD PAN Bandung Barat, Ajak Kader Jaga Soliditas
Ini Tantangan di Kota Bandung kata Atalia Praratya
Hallo Tenaga Non ASN Bandung Barat Tidak Lolos Seleksi PPPK Tahap 1 dan 2, Siap-siap Jadi Tenaga Paruh Waktu
Daftar 34 Motor Curian yang Diamankan Polresta Cirebon, “Siapa Tahu Milik Anda?
Tangis Bahagia Fitri Pecah di Mapolresta Cirebon: Motor yang Hilang dari Parkiran Rumah Akhirnya Kembali Setelah Diculik Maling
Kinerja Dinilai Positif, Bapenda : Dukungan KDM Berperan Penting
Berita ini 6 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 17 Mei 2025 - 12:12 WIB

Hendry Ch Bangun dan Zulmansyah Sepakat Gelar Kongres Persatuan PWI Paling Lambat Agustus 2025

Jumat, 16 Mei 2025 - 23:03 WIB

Pendaki asal Karawang yang Hilang di Gunung Cikuray Garut Ditemukan dalam Keadaan Selamat

Jumat, 16 Mei 2025 - 22:59 WIB

Jeje Ritchie Ismail Ditetapkan Jadi Ketua DPD PAN Bandung Barat, Ajak Kader Jaga Soliditas

Kamis, 15 Mei 2025 - 16:57 WIB

Ini Tantangan di Kota Bandung kata Atalia Praratya

Kamis, 15 Mei 2025 - 16:50 WIB

Hallo Tenaga Non ASN Bandung Barat Tidak Lolos Seleksi PPPK Tahap 1 dan 2, Siap-siap Jadi Tenaga Paruh Waktu

Berita Terbaru