Paham Radikalisme bisa Tumbuh Akibat Kurang Pahami Tafsir 

Jumat, 18 Oktober 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: HUmas Pemkot Bandung

Foto: HUmas Pemkot Bandung

Terungkap pula bahwa paham radikalisme bisa tumbuh akibat kurang komprehensifnya tafsir-tafsir ilmu  dalam konteksnya. Dengan memahami kajian Bahasa Arab, diharpkan pemaman itu bisa dikendalikan.

 

 

DARA | BANDUNG  – Paham radikalisme bisa tumbuh antara lain akibat kurang komprehensifnya tafsir-tafsir ilmu dalam konteksnya. Paham tersebut bisa dibenahi, antara lain dengan memahami kajian Bahasa Arab yang benar.

Hal itu diungkapkan  Ketua Pelaksana Pertemuan Ilmiah Internasional Bahasa Arab (PINBA) XII dan Muktamar VI Itihad Mudarrisi Al-Lughah Al-Arabiyah (IMLA), Ade Kosasih, saat jamuan makan menjelang acara tersebut, di Pendopo Kota Bandung, kemarin.

“Dengan memahami kajian bahasa (Arab) yang benar, paham-paham tersebut, bisa dibenahi. Di sini lah peran para pengajar juga untuk menangkal radikalisme,” kata Ade.

Menurut dia, banyak orang mengidentikkan Bahasa Arab sebagai bahasa agama. Hal inilah yang ingin ditepis para akademisi bahasa dan sastra Arab melalui Pertemuan Ilmiah Internasional Bahasa Arab (Pinba) XII , di Kota Bandung, 16-18 Oktober 2019.

Lebih jauh, forum ini ingin mempertegas Bahasa Arab sebagai bahasa pergaulan internasional. Berbicara Bahasa Arab, lanjut dia, bukan sekadar sebagai bahasa agama, melainkan juga berkaitan dengan ekonomi, politik, teknologi, dan lain-lain.

“Karena bahasa ini digunakan di mana-mana secara internasional,” ujarnya.

Ia menuturkan, konferensi kali ini akan membahas berbagai isu strategis, terutama tantangan era industri 4.0. Ia berharap para peserta yang terdiri atas 205 dosen dan pengajar Bahasa Arab se-Indonesia ini bisa menjawab tantangan itu.

“Kami berharap para pengajar ini bisa memperkokoh peran Bahasa Arab dalam menjawab tantangan hari ini, termasuk dalam menangkal isu-isu radikalisme,” kata dosen di Universitas Padjadjaran itu.***

Editor: Ayi Kusmawan

 

Berita Terkait

Hadiri Sidang Paripurna Dewan Bandung Barat, Kang Dedi Disambut Histeris Warga
Waspada! Nyamuk Malaria tak Kenal Batas Negara
Atlet NPCI Harumkan Nama Bandung Barat di Kancah Internasional
Hari Jadi Bandung Barat ke-18, Jeje Ritchie Ismail Ajak ASN Persembahkan Kado Terbaik
Tegas, Ketua PWI Kabupaten Bandung Larang Wartawan “Main Mata” dalam SPMB
Jelang Hari Jadi KBB ke-18, Bupati dan Wakil Bupati Bandung Barat Ziarah ke Makam Para Pendiri Bandung Barat
OYO Bagi-Bagi Diskon Menginap Hingga 75 Persen Selama Periode Libur Sekolah
Terus Kembangkan Suplai ke Timur Indonesia, WSBP Selesaikan Pengiriman Produk Square Pile Proyek Kantor Majelis Rakyat Papua
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 19 Juni 2025 - 21:39 WIB

Hadiri Sidang Paripurna Dewan Bandung Barat, Kang Dedi Disambut Histeris Warga

Kamis, 19 Juni 2025 - 14:33 WIB

Waspada! Nyamuk Malaria tak Kenal Batas Negara

Kamis, 19 Juni 2025 - 14:09 WIB

Atlet NPCI Harumkan Nama Bandung Barat di Kancah Internasional

Kamis, 19 Juni 2025 - 12:17 WIB

Hari Jadi Bandung Barat ke-18, Jeje Ritchie Ismail Ajak ASN Persembahkan Kado Terbaik

Rabu, 18 Juni 2025 - 18:24 WIB

Tegas, Ketua PWI Kabupaten Bandung Larang Wartawan “Main Mata” dalam SPMB

Berita Terbaru

Foto: Istimewa

JABAR

Pemkot Sukabumi Gelar Dialog Advokasi Percepatan ODF

Jumat, 20 Jun 2025 - 17:59 WIB

MANCANEGARA

Satu Abad Pers Revolusioner Vietnam: Wartawan Juga Prajurit

Jumat, 20 Jun 2025 - 09:52 WIB