Kemacetan Kota-kota Besar Indonesia Terparah di Dunia
Di Jabodetabek Lebih dari 2,5 Juta Kendaraan Melintas Setiap Hari

"Sistem Transportasi Cerdas adalah tali penyelamat perkotaan," kata Carolin Treichl dari Kapsch TrafficCom.
DARA| Kota-kota di Indonesia sedang berada di ambang perubahan. Dengan jumlah kendaraan perkotaan yang tumbuh lebih dari 6% per tahun dan tingkat kemacetan di kota-kota seperti Jakarta, Bandung, dan Medan menjadi salah satu yang terparah di dunia. Untuk itu, kebutuhan akan solusi lalu lintas modern menjadi sangat mendesak.
Di Jabodetabek—wilayah Jakarta dan sekitarnya, lebih dari 2,5 juta kendaraan melintas setiap hari, dan kerugian PDB tahunan akibat kemacetan mencapai 5 miliar dolar AS. Kondisi keamanan jalan juga mengkhawatirkan.
Indonesia mencatat antara 28.000 hingga 43.000 korban jiwa akibat kecelakaan lalu lintas setiap tahun, yang menghabiskan sekitar 38 miliar dolar AS bagi perekonomian nasional—sekitar 3% dari PDB1. Kendaraan memadati jalanan, dan pembuatan jalan-jalan baru hanya akan memperburuk kemacetan, seperti yang ditunjukkan oleh penelitian dari berbagai belahan dunia.
"Sistem Transportasi Cerdas bukan hanya peningkatan teknologi—mereka adalah tali penyelamat bagi kota-kota Indonesia," kata Carolin Treichl, EVP EMEA di Kapsch TrafficCom.
Kapsch TrafficCom adalah penyedia solusi transportasi terkemuka secara global untuk mobilitas berkelanjutan dengan proyek-proyek sukses di lebih dari 50 negara. Solusi inovatif di bidang tol dan manajemen lalu lintas berkontribusi pada dunia yang sehat tanpa kemacetan.
"Dengan mengintegrasikan data waktu nyata, lampu lalu lintas adaptif, dan teknologi kendaraan yang saling terhubung, kita dapat secara signifikan mengurangi kemacetan dan membuat jalan lebih aman bagi semua orang. Pengalaman global kami, dari Buenos Aires hingga Madrid dan Melbourne, menunjukkan bahwa platform ITS modular dan berbasis penyimpanan awan dapat memberikan hasil yang terukur dengan cepat dan biaya yang efisien."
Yoga Adiwinarto, Sekretaris Jenderal ITS Indonesia, menambahkan, mobilitas perkotaan adalah tulang punggung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Kolaborasi kami dengan mitra internasional seperti Kapsch TrafficCom sangat penting untuk membawa solusi yang teruji dan skalabel ke kota-kota kami. Kami berkomitmen untuk mendukung inisiatif kota pintar yang memprioritaskan keselamatan, efisiensi, dan keberlanjutan bagi semua masyarakat Indonesia," ujarnya.
Dengan proyeksi jumlah kendaraan perkotaan Indonesia mencapai 160 juta pada 2030 dan perluasan jalan yang jauh dari permintaan, sudah saatnya untuk bertindak. Berinvestasi dalam ITS bukan hanya kewajiban moral untuk menyelamatkan nyawa, tetapi juga kebutuhan ekonomi untuk mendukung kota-kota Indonesia tetap bergerak dan kompetitif di panggung global.
Editor: Maji