Logo
Bandungraya

Aliansi Masyarakat Kabupaten Bandung Teriaki Anggota DPRD Budeg

Berorasi di Depan Komplek Pemda, Simak Nih Tuntutannya

Aliansi Masyarakat Kabupaten Bandung Teriaki Anggota DPRD Budeg
Aliansi Masyarakat Kabupaten Bandung berunjuk rasa di depan Komplek Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung, Soreang, Kamis (9/10/2025).(Foto: Maji/dara)

Orasi pun dilakukan bergantian dengan narasi tuntutan. Suasana sedikit memanas saat perwakilan mereka berteriak memanggil anggota DPRD.


DARA| Kondisi Kabupaten Bandung tidak sedang baik-baik saja. Pernyataan itu terlontar dari orasi Aliansi Masyarakat Kabupaten Bandung yang berunjuk rasa  di depan Komplek Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung, Soreang, Kamis (9/10/2025).

Aksi demo yang digelar pukul 14.00 WIB diawali dengan meluncurnya mobil komando yang dilengkapi dengan boks spiker. Lagu Kuda Lumping karya Sawung Jabo bersama Iwan Fals menggelegar sepanjang jalan Al Fathu. Sontak, nyanyian sair-sair penindasan mengundang perhatian PNS dan masyarakat yang sedang makan siang di kantin-kantin.

Mobil bak terbuka warna putih meluncur menuju pintu gerbang samping Masjid Al Fathu. Kemudian mereka kembali ke gerbang utama komplek pemda yang sudah di tutup dan dijaga kepolisian dari Polresta Bandung.

Para pedomo mulai berdatangan, beberapa diantaranya terlihat menggelar sejumlah spanduk berisi tuntutan.

"Assalamualaikum, pak polisi kami datang atas nama rakyat bermaksud demo dengan damai, mohon jaga kami," teriak seorang pendemo mengawali penyampaikan aspirasinya.

Mendengar teriakan itu, Kepala Kesbangpol,  Bangbang Sukmawijaya yang didampingi Sekretarisnya Aam Rahmat terlihat berdiri. Aparat kepolisian pun melobi meminta perwakilan pendemo untuk bertemu Ketua DPRD. Namun, mereka menolak, dan meminta pimpinan DPRD yang menemui mereka.

Orasi pun dilakukan bergantian dengan narasi-narasi tuntutan. Suasana sedikit memanas saat perwakilan mereka berteriak memanggil-manggil anggota DPRD.

Massa juga meminta agar Ketua DPRD Kabupaten Bandung Renie Rahayu Fauzi untuk turun langsung dan menerima audiensi mereka.

"Hai para anggota dewan yang mengemis suara rakyat, keluar kalian temui kami. Kalian jangan budeg, tak peka terhadap persoalan masyarakat. Dengarkan suara rakyat," teriak salah seorang pengunjuk rasa.

Tuntutan para pendemo beberapa diantaranya soal kasus PT BDS, revitalisasi Pasar Banjaran dan Pasar Ciparay, persoalan yang dihadapi aliansi konstruksi, isu kepemudaan di wilayah Soreang, serta proyek Saluran Pipa Air Minum (SPAM) PDAM di Pacet.

Mereka juga berorasi menyuarakan permasalah yang dinilai masih belum ada solusi konkrit. Massa juga menulis beberapa sindiran di spanduk seperti “Bupati Bandung Penjahat Demokrasi”, “Bongkar Mafia Proyek Kab. Bandung”, dan “Pansuskan Kasus BDS”.

Ki Jagur, salah satu peserta aksi dari Aliansi Masyarakat Kabupaten Bandung, mengatakan aksi tersebut hasil musyawarah berbagai kelompok masyarakat yang menyoroti berbagai persoalan daerah.

“Sekarang ada aksi di lapangan hasil musyawarah kemarin-kemarin dengan semua saudara dari berbagai aliansi masyarakat. Banyak permasalahan yang dibahas, mulai dari BDS, Pasar Banjaran, Pasar Ciparay, Aliansi Konstruksi, sampai SPAM PDAM di Pacet,” ungkapnya.

Ia menjelaskan  spanduk yang dibawa massa aksi mencerminkan aspirasi masyarakat untuk menolak praktik korupsi dan menjaga kelestarian lingkungan, khususnya terkait pengelolaan air Citarum.

“Saya pribadi setuju dengan spanduk yang kami buat, isinya tolak korupsi di Kabupaten Bandung. Semua warga pasti ingin pemerintah yang bersih. Terus yang kedua, kami juga menolak penyedotan air Citarum. Sudah sekitar tujuh bulan paguyuban kami memperjuangkan hal itu,” tutur Ki Jagur.

Lebih lanjut, ia menegaskan tujuan aksi bukan sekadar untuk didengar, melainkan untuk duduk bersama mencari solusi konkret atas persoalan yang sudah lama diketahui pemerintah daerah.

“Sebetulnya bukan pengen didengar, karena DPRD juga pasti sudah tahu soal masalah ini. Kami ingin duduk bareng dan cari solusinya. Kalau cuma saling menyalahkan, masalah gak akan selesai, malah bisa timbul masalah baru,” katanya.

Ki Jagur menambahkan masyarakat berharap pemerintah daerah tidak menutup mata terhadap berbagai persoalan yang telah berlarut, terutama yang berkaitan dengan pelayanan publik dan proyek daerah.

“Kalau dewan bilang gak tahu, kan gak mungkin. Jadi kami hanya ingin semuanya duduk bersama, cari jalan keluar terbaik,” ujarnya.

Ketua DPRD Kabupaten Bandung Renie Rahayu Fauzi dan unsur pimpinan menemui para pendemo, Kamis (9/10/2025).(Foto: maji/dara)

Tak berselang lama Ketua DPRD Kabupaten Bandung Renie pun menghampiri massa aksi.

Mereka pun langsung duduk berdialog serta mengapresiasi kedatangan para peserta aksi dan mengajak mereka untuk berdialog di dalam gedung DPRD.

“Kami mengucapkan selamat datang kepada aliansi masyarakat Kabupaten Bandung dan apresiasi sedalam-dalamnya atas kehadiran hari ini. Tapi mungkin alangkah baiknya kita bisa berbicara di dalam gedung DPRD. Saya minta perwakilan dari aliansi untuk bisa duduk bersama mencari solusi terbaik,” ujar Renie di hadapan peserta aksi.

Aksi pun berlangsung kondusif dengan pengamanan dari aparat kepolisian. Sebagian perwakilan massa pun akhirnya masuk ke gedung DPRD untuk melakukan audiensi lebih lanjut.


Editor: Maji