Wirausaha Berdaya, Cara MAI Berdayakan Wirausaha dari Kalangan Mustahiq
Menggandeng HIPMI Academy dab BPC HIPMI Kota Bandung

MAI menjembatani potensi mereka dengan memberi beragam ilmu seputar dunia usaha serta koneksi untuk pertumbuhan usahanya.
DARA | Mandiri Amal Insani (MAI) Foundation memberikan perhatian serius kepada para mustahiq atau penerima zakat di Jawa Barat lewat program Wirausaha Berdaya 2025. MAI pun menggandeng HIPMI Academy, BPC Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Bandung untuk memberikan beragam materi dan pendampingan bagi para peserta.
Program ini merupakan inisiatif pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat dari golongan fakir, miskin, gharimin, ibnu sabil, dan lainnya yang memiliki semangat berwirausaha namun terbatas dari sisi modal, akses, dan pendampingan.
Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan wirausaha mandiri yang berdaya secara ekonomi, sosial, dan spiritual melalui serangkaian pelatihan, pendampingan, serta bantuan usaha yang berkelanjutan.
Direktur MAI Foundation, Zainal Abidin mengatakan, prinsip utama program tersebut yakni mendorong para mustahiq agar berdaya dengan usahanya sehingga bisa menjadi muzzaki (pemberi zakat) dikemudian hari.
"Harapannya pembekalan materi serta modal usaha ini dikembangkan, dan kalau sudah ada keuntungan ada yang bisa mereka gunakan untuk memperbesar usaha dan juga ada yang bisa mereka sisihkan untuk membantu mustahiq yang lain," ujar Zainal dalam acara Kick Off Program Wirausaha Berdaya 2025 di Bale Pasundan Bank Mandiri, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Minggu (28/9/2025).
Zainal meyakini, banyak potensi dari para mustahiq ini untuk bisa mengembangkan usaha mereka. Lewat program ini, MAI menjembatani potensi mereka dengan memberi beragam ilmu seputar dunia usaha serta koneksi untuk pertumbuhan usahanya.
"Saya yakin semua orang punya diamond di dalam tubuhnya, cuma dalam kesehariannya mereka belum bisa menemukannya sendiri. Sehingga mereka butuh orang lain untuk bisa menemukan mutiara-mutiara yang ada di dalam dirinya," kata Zainal.
Disinggung soal keterlibatan BPC HIPMI Kota Bandung, Zainal beralasan mayoritas penerima manfaat program tersebut berada di kawasan Bandung Raya.
"Jadi memang karena sebagian besar penerima manfaat dari kawasan Jawa Barat, jadi pilihan kami (di Bandung) supaya mereka enggak terlalu banyak biaya ongkosnya. Dan BPC Hipmi Academy memberikan penawaran paling menarik dibandingkan provider lain" ucapnya.
Sementara Direktur Hipmi Academy Kota Bandung, Ganjar Hidayat mengatakan, sebanyak 50 pengusaha dari mustahiq tersebut akan mendapatkan pendampingan secara intensif kurang lebih sekitar enam bulan.
"Kita berikan materi-materi yang tentunya aplikatif, kemudian pengisinya juga komunitas para praktisi usaha. Kami berterimakasih kepada MAI foundation yang sudah mempercayakan pendampingan program usaha berdaya ini ke Hipmi," kata Ganjar.
Pada pendampingan tersebut, kata dia, mayoritas mentor di program ini merupakan anggota Hipmi Kota Bandung dan alumni Wirausaha Berdaya.
"Mereka mendapatkan pendampingan atau mentoring kurang lebih 5 orang mendapatkan 1 mentor atau maksimal 10 orang ada 1 mentor yang tugasnya teman curhat atau teman belajarnya teman-teman wirausaha berdaya ini," ujarnya.
Dia mengatakan, 50 orang yang sekarang kategorinya masih musthaiq ini ditargetkan bisa menjadi muzakki dalam waktu cepat. Sehingga, selama kurang lebih 2 pekan pihaknya akan fokus memberikan pengetahuan fondasi bisnis, dan menyasar ke mindset mereka.
Ganjar mengatakan, pihaknya menginginkan mereka mulai shifting dari mental-mental penerima menjadi mental-mental pemberi, meskipun dengan kondisi sekarang mereka masih terus berusaha berjuang.
"Tapi kami percaya bahwa pengusaha harus dibiasakan meskipun kondisinya mereka belum baik-baik saja. Jadi utamanya di mindsetnya dulu dan di mentalnya dulu, baru setelah itu mereka kami berikan materi-materi yang sifatnya skill plus nanti ada pendampingan atau mentoringnya juga," kata Ganjar.
Editor: denkur