DARA | BANDUNG – Komunitas ASIK84 kembali menggelar pengajian rutin. Edisi Juni 2019 ini berlangsung di rumah salah seorang anggota, Hajjah Tati Wulandari di Ceuri Desa Katapang Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (30/6/2019).
Ustaz Surahman dalam tausiahnya membedah persoalan keharmonisan rumah tangga. Menurutnya, membangun rumah tangga itu harus memegang prinsif “Sajuta” yaitu sabar, jujur dan taat. Sabar artinya seorang istri harus sabar menjadi seorang ibu rumah tangga mengurusi suami dan anak-anaknya. Jujur, artinya suami istri harus saling terbuka dan saling menghargai sifat dan adat masing-masing. Sedangkan taat artinya seorang istri harus patuh terhadap suami.
Keharmonisan rumah tangga dibangun oleh sebuah komitmen bersama antara suami istri bahwa berumah tangga adalah semata-mata untuk ibadah dan bukan untuk hawa napsu. “Saya yakin ibu-ibu ASIK84 sudah menjadi istri yang baik bagi suami dan anak-anaknya. Maka, teruslah berjuang untuk menjadi istri yang solehah, termasuk menginjinkan jika suami berniat menikah lagi,” ujar Ustaz Surahman disambut teriakan guyon ibu-ibu ASIK84.
Acara rutinan, selain tausiah juga dibahas tentang agenda kerja ASIK84 serta membuka kencleng serbu. Menurut Nazmy Husin Nurdin, ASIK84 tidak menutup kemungkinan menjadi sebuah yayasan. Namun, tentu perlu kesepahaman dulu dari semua anggota, sebab ketika sudah menjadi yayasan ada aturan-aturan yang harus disepakati yang sedikit banyak akan mengikat. Umpamanya soal iuaran, ketika jadi yayasan tentu itu menjadi sebuah aturan baku yang harus ditaati dan kalau tidak apa sangsinya. Nah ini yang harus disepahami dulu.
“Kita bisa saja merubah status dari tadinya sekadar komunitas silaturahmi menjadi sebuah yayasan yang bergerak di bidang sosial dan pendidikan. Benar, bahwa yayasan yang saat ini besar pun itu berawal dari kumpulan-kumpulan seperti ini. Intinya mari kita satukan dulu hati kita untuk terus menjalin silaturahmi persaudaraan,” ujar Nazmy.
Perkembangan ASIK84 saat ini, kata Nazmy, berjalan apa adanya, namun konsisten terhadap agenda yang sudah berjalan. “Alhamdulillah, masih kompak. Kalau ada satu dua orang yang “pundung” itu tidak jadi soal dan patut kita maklumi bahwa karakter orang beda-beda. Namun, saya menghimbau bahwa ketika kita bersatu dalam ikatan silaturahmi, maka yang dikedepankan jangan egois pribadi, tapi keharmonisan bersama,” ujarnya seraya menambahkan, jangan mudah tersinggung. Nikmati saja manfaat persaudaraan ini seraya menikmati sisa usia kita yang sudah menginjak 50 tahun ke atas.
Semenatara itu, Bendahara ASIK84, Hj Iin Sunarsih mengatakan, situasi kas saat ini aman. Namun, tetap mengetuk pintu hati seluruh anggota yang mampu, sedikit menyisihkan rejekinya untuk kegiatan bhakti sosial ke depan.
“Dana bhakti sosial yang kita kumpulkan sangat bermanfaat bagian kepedulian ASIK84 terhadap anggota lain yang sedang berkesusahan, diantaranya digunakan untuk melayat anggota yang sedang sakit, melahirkan dan kebutuhan lain. Saya ucapkan terima kasih kepada anggota yang telah menyumbangkan hartanya,” ujar Iin.
Iin tidak lupa berterima kasih kepada donatur-donatur yang telah menyumbangkan rejekinya pada acara bhakti sosial di bulan Ramadan kemarin, sehingga bisa memberi santunan paket kepada bapak dan ibu guru serta sejumlah anggota ASIK84.***
Editor: denkur
