Cirebon memiliki banyak jejak peninggalan sejarah yang berhubungan dengan Tiongkok
DARA | Bupati Cirebon, H Imron, menyatakan dukungan penuh terhadap upaya pelestarian sejarah hubungan dagang dan budaya antara Cirebon dan Tiongkok.
Disampaikan dalam acara Project Forum Promotional Event yang digelar di salah satu hotel di Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon.
Acara tersebut menjadi forum penting untuk membahas potensi sejarah maritim Cirebon yang berkaitan erat dengan kedatangan bangsa Tiongkok pada masa lalu.
Menurut bupati, Cirebon memiliki banyak jejak peninggalan sejarah yang berhubungan dengan Tiongkok, baik dalam bentuk komunitas, budaya, hingga kuliner.
“Di Kabupaten Cirebon ini ada banyak komunitas Tionghoa dan budaya-budaya Cina yang masih lestari sampai sekarang. Dari kuliner sampai tradisi, semuanya punya akar sejarah dari sana. Karena itu, kami ingin sejarah ini diangkat kembali, diabadikan, agar generasi muda juga mengenal dan bangga dengan warisan ini,” ujar bupati.
Salah satu upaya konkret yang direncanakan adalah mendirikan sebuah museum maritim yang akan merekam sejarah kedatangan bangsa Tiongkok ke wilayah Cirebon. Museum ini diharapkan menjadi pusat edukasi sekaligus destinasi wisata baru.
“Menurut para peneliti, di perairan Cirebon masih banyak peninggalan dari masa lalu, terutama dari zaman Laksamana Cheng Ho. Ada kapal-kapal dan artefak yang dulunya tenggelam, dan ini yang ingin kita ungkap kembali. Bukan hanya sekadar cerita, tapi dengan data dan bukti nyata,” tutur bupati.
Bupati menegaskan upaya ini bukan semata-mata untuk menarik investor, melainkan sebagai bentuk pelestarian sejarah. Namun, jika ada pihak dari luar, termasuk dari Tiongkok, yang tertarik berinvestasi dalam pengembangan potensi ini, Pemerintah Kabupaten Cirebon siap memfasilitasi.
“Kalau ada yang berminat berinvestasi, ya silakan. Tapi tujuan utamanya adalah melestarikan sejarah dan budaya. Kalau ada investor yang mau bantu, tentu kami akan dukung dan bantu prosesnya,” ujarnya.
Selain aspek sejarah, inisiatif ini juga berkaitan dengan pengembangan kawasan Segitiga Rebana (Cirebon-Subang-Majalengka) sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di Jawa Barat.
Namun, bupati menegaskan program pelestarian sejarah ini berjalan dengan semangat kebudayaan, bukan semata-mata untuk kepentingan investasi.
“Kita ini kabupaten yang terbuka. Baik untuk pelestarian budaya maupun untuk pengembangan ekonomi. Siapapun yang mau ikut membangun, dari Cina, dari negara mana saja, kami siap bantu. Tapi untuk museum dan pelestarian ini, semangatnya adalah menjaga sejarah kita,” tuturnya.
Ke depan, Pemerintah Kabupaten Cirebon akan terus membuka ruang kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk peneliti, komunitas budaya, dan pemerintah pusat. Upaya pengumpulan data sejarah dan ekskavasi bawah laut akan menjadi prioritas, disertai dengan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga warisan budaya.
“Kami ingin anak-anak muda Cirebon tahu bahwa daerah kita ini punya sejarah maritim yang hebat. Ini bisa menjadi kekuatan baru bagi Cirebon, bukan hanya dari sisi pariwisata, tapi juga identitas budaya,” kata bupati.
Editor: denkur