PEMBICARAAN WASHINGTON, Ukraina Dipaksa Mengalah
Oleh : Sabri Piliang, Wartawan Senior

"PRESSURE" ISRAEL! Trump tidak akan sanggup! Gantinya, Donald Trump akan "memaksa" Ukraina! Demi "legacy"!
Trump butuh "legacy"! Pertemuan Trump-Vladimir Putin, Jumat (15/8) di Alaska (AS)! Memperlihatkan 'gesture' itu! 10 Oktober, pengumuman Nobel!
"Keramahan" Trump tidak akan sama! Saat menyambut Putin di Alaska, dan saat menerima Zelensky hari ini (18/8) di Washington!
Apa pun, berapa pun "ongkos"nya! Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy akan "dipaksa" menerima "roadmap" yang diinginkan Putin.
'Proposal' berhenti berperang ala Putin! Semacam paksaan! Ukraina harus mau mengubah batas wilayahnya pasca-perang. Putin didukung Trump? Eropa akan "melawan"!
Putin, seperti dikutip "The Guardian" (18/8). Menyebutkan. Kesepakatan damai bisa dinegosiasikan. Asalkan Presiden Zelenskyy setuju menyerahkan wilayah Donetsk (Donbas).
Tidaklah mudah! Ukraina, bukan hanya Zelenskyy! Ada hampir 38 juta rakyat Ukraina yang harus didengar!
Karena itu, Uni Eropa plus Inggris, tak ingin Zelenskyy terpojok sendirian! Emmanuel Macron (Perancis), Friedrich Merz (Jerman), dan Keir Starmer (Inggris) akan "melawan" penyerahan wilayah Ukraina dalam kerangka perdamaian!
Eropa khawatir, Rusia akan mengambil wilayah Ukraina lebih dalam! Bila, hanya Zelenskyy yang berunding dengan Trump. Motif Trump, dan motif para pemimpin Eropa terhadap Ukraina! Berbeda!
Pemimpin terkemuka Eropa ini, akan bergabung dengan Volodymyr Zelenskyy. Dalam pertemuannya dengan Donald Trump, Senin (18/8) di Gedung Putih!
Putin memanfaatkan "rasa segan" Trump terhadapnya! Untuk menekan Zelenskyy! Daya tahan Ukraina yang mumpuni! Menjadikan Donetsk yang strategis, belum bisa diduduki Rusia.
Permintaan wilayah Donetsk oleh Rusia, memiliki arti strategis! Eropa mensinyalir, Rusia tidak akan berhenti sebatas Donetsk.
Bila Zelenskyy meng-"iyakan", maka warga sipil di Kramatorks, dan Sloviank, akan terusir dari tanahnya. Sebelumnya Luhanks juga telah dikuasai Rusia!
Rusia punya panduan untuk memenangkan negosiasi. Sekaligus, lawan berundingnya menurunkan "bargaining position"nya.
Putin tidak melihat negosiasinya dengan Donald Trump (pola 'patron-client' AS-Ukraina). Dalam perspektif menang-kalah.
Pengganti Boris Yeltsin ini mengerti, Trump butuh "panggung" sebagai pemimpin dunia yang berhasil mendamaikan pertikaian! Itu cukup bagi Trump!
Meskipun, Menlu Uni Soviet (baca: Rusia), Andrey Gromyko (era Perang Dingin) dalam buku "The Kremlin School of Negotiation" karya Igor Ryzov mengatakan.
"Lebih baik negosiasi 10 tahun. Daripada perang sehari"! Putin tidak ingin juga negosiasi hingga begitu lama! Cepat selesai, "bargainning" tetap kuat!
Pemimpin kuat Rusia ini, ingin perdamaian. Dengan catatan "status quo", tak berubah! Wilayah Ukraina yang telah diduduki, tidak bisa dikembalikan! Trump tidak memikirkan!
Putin membujuk Trump, bahwa perdamaian tidak 'linear', dengan pengembalian wilayah yang telah direbut Rusia. Trump ingin Rusia-Ukraina berdamai! Tapi, Ukraina ingin wilayahnya kembali!
Meminjam pikiran Israel yang menduduki 'West Bank' dan Gaza. Israel tak akan melepaskan kedua wilayah ini. Juga dengan wilayah Luhank (milik Ukraina), yang diduduki.
Pertemuan Putin-Trump, dengan 'banner' 'backdrop' menarik! "Pursuing Peace", kata-kata di samping kedua pemimpin ini. Memberi kesan! Bahkan para analis berujar! Trump telah memberi Putin "karpet merah"!
Kalau penulis boleh "beropini"! "Saya mau menghentikan perang"! Putin berujar! Ini fiksi saya! Tolong Tuan Trump sampaikan ke Zelenskyy! "Mau, ayo! Nggak mau! Perang kita lanjutkan,"!
Tiga vektor proses negosiasi yang mungkin dilakukan Putin terhadap Trump. Sehingga Trump bergegas mengundang Zelenskyy ke Washington.
Pertama! Putin telah mengatur emosi Trump. Lalu, Putin juga mampu, mengatur emosi Zelenskyy. Ketiga! Putin dianggap telah membela kepentingan historis regionalnya (Ukraina). Yang akan dimasuki "out group" bernama NATO!
Kita masih menyimak pertemuan Trump-Zelenskyy-dan pemimpin utama ('mainstream') Eropa lain! Apakah Trump akan kembali "membentak" Zelenskyy seperti pertemuan di ruang Oval (akhir Pebruari lalu).
Kala itu Trump meminta Ukraina berdamai dengan Rusia! Sampai Zelenskyy berujar. "Saya kira Presiden Trump akan berpihak pada kita"! Kesan yang muncul! Trump "mengalah" pada Rusia! Menyangkut Ukraina!
Pemimpin Eropa, AS, dan Ukraina makin antusias menyelesaikan masalah Ukraina. Negara pecahan Uni Soviet yang pernah melahirkan tokoh besar dan sangat berkuasa di Kremlin (Moskow)!
Dua putra Ukraina! Dialah Presiden Uni Soviet, Nikolai Podgorny, dan Sekjen PKUS Leonid Brezhnev (pendahulu Mikhail Gorbachev). Leonid Brezhnev, sangat disegani dan "ditakuti".
Pantas! Ukraina tak mudah dikalahkan Rusia! Dan, hari ini! Kita berharap. Trump tidak memaksa Zelenskyy mengikuti "tarian" Putin!