Logo
Tokoh

Enyang Memet : Merawat Alam Kewajiban Spiritual dan Moral

Soroti Dualisme Kewenangan Kawasan Hutan

Enyang Memet : Merawat Alam Kewajiban Spiritual dan Moral
Pegiat lingkungan, Eyang Memet.(Foto:maji/dara)

Hutan bukan sekadar objek konservasi, tetapi sumber inspirasi yang harus dirawat secara nyata. 


DARA| Gerakan pelestarian lingkungan kembali digaungkan melalui aksi penanaman pohon yang digelar Solidaritas Masyarakat Konservasi (SOMASI), bersama organisasi lingkungan dan profesi di kawasan Gambung, Desa Mekarsari, Kecamatan Pasirjambu, Selasa (2/12/2025). 

Kegiatan ini menjadi bagian dari peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) 2025 sekaligus penguatan kerja sama pentahelix.

Kawasan Gambung sendiri diproyeksikan menjadi living laboratory karena telah ditanami 217 jenis pohon langka dan endemik.

Pegiat lingkungan, Eyang Memet menegaskan hutan bukan sekadar objek konservasi, tetapi sumber inspirasi yang harus dirawat secara nyata. 

“Penanaman pohon ini untuk memperkuat langkah menjaga keberlanjutan lingkungan di Kabupaten Bandung. Di penghujung tahun, kita diingatkan merawat alam kewajiban spiritual dan moral,” ujarnya.

Eyang Memet menambahkan, SOMASI dibentuk sebagai wadah komitmen bersama menjaga konservasi.

“Saya mulai dari hobi menanam, dan kini sudah ada 217 jenis pohon tertanam. Target saya menambah 100 jenis pohon setiap tahun. Ini area milik kita bersama. Dalam ajaran Sunda hirup kahareup, gumantung kana melak ayeuna,” katanya.

Ia juga menyoroti dualisme kewenangan di kawasan hutan akibat regulasi, yang kerap membuat konservasi tidak berjalan optimal.

“Sering kali hanya minoritas yang peduli terhadap alam. Tapi melalui SOMASI, kami ingin gerakan ini diperluas dan diperkuat,” ujarnya.

 

Editor: Maji