Jejak Cerita Ken Zuraida dalam Bengkel Teater Rendra

Senin, 9 Agustus 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Profil Ken Zuraida. WS Rendra dan Ken Zuraida. [Instagram/maryamsupraba]

Profil Ken Zuraida. WS Rendra dan Ken Zuraida. [Instagram/maryamsupraba]

Nama besar Si Burung Merak, WS Rendra tak lepas dari peran totalitas sang istri yang juga seorang seniman besar yakni Ken Zuraida. Sutradara teater ini meninggal dunia hari ini Senin 9 Agustus 2021. Inilah sekilas profil Ken dalam meniti karirnya dibidang seni.


DARA – Selain seorang artis, Ken Zuraida yang lahir di Salatiga 15 Mei 1954 ini juga seorang sutradara dan produser teater.

Ken bergabung dengan Bengkel Teater Rendra sejak tahun 1974. Sempat 30 tahun berkeliling kota besar di dunia.

Ken pernah juga menggarap beberapa film Indonesia diantaranya Lima (2018) dan film pendek Riuh (2020).

Ken Zuraida pernah kuliah di Universitas Padjajaran Bandung dan Akademi Seni Rupa Yogyakarta.

Dikutip dara.co.id dari wikipedia, sejak kecil, Ken Zuraida sudah akrab dengan lingkungan alamiah sekaligus dididik oleh keluarga yang sangat memegang teguh pendidikan dan kebudayaan.

Ken tumbuh dengan kepekaan naluriah amat kuat dan kecerdasan kebudayaan lingkungan yang berlapis-lapis. Ini antara lain karena selalu bergerak di antara lingkungan elitis dan lapisan di bawahnya, antara Jawa Tengah dan Jawa Barat, di mana ia menghayati masa remajanya di kota Bandung.

Selain mengorganisir keseharian Bengkel Teater Rendra, ia juga mempraktikan metode-metode latihan yang selama ini digali Rendra bersama bengkelnya.

Inilah sederet perjalanan seni Ken Zuraida

  • Tahun 1960-an teater kanak-kanak di lingkungan terbatas
  • Sejak 1975 berpentas sebagai Setyawati dalam Kisah Perjuangan Suku Naga produksi Bengkel Teater di Jakarta, Bandung dan Surabaya. Selanjutnya dalam drama “Egmont” di Teater Terbuka, Taman Ismail Marzuki pada tahun yang sama.
  • Tahun 1985 menangani artistik panggung di pentas baca sajak Rendra di gedung besar beberapa kota.
  • Tahun 1986 artistik direktor pentas Panembahan Reso.
  • Costume dan Set Designer’s Rendra’s adaptasi Hamlet 1990, TIM Jakarta
  • Tahun 1987 mengubah suasana gereja St. Ann di New York untuk pentas “Selamatan Anak Cucu Sulaeman”, lalu di Tokyo, Hiroshima, pentas berikutnya di kota besar di Indonesia dan th 1998 di Kwachon, Korea Selatan.
  • Koreografer dan penari “Nocturno”, di Malang dan Bandung 1994
  • Produser bersama Rendra, dan Agus.S.Sarjono, Internasional Puisi Indonesia tur ke Belanda, Jerman, Austria, Palestina, Maroko, Malaysia, Makasar, Bandung dan Solo, 2002
  • Menulis Wayang Plastik Drama Akarawa, penampilan di sekolah umum di Sumatera dan Jawa
  • Membaca puisi Brigitte Oleschinski TIM Jakarta, 2003
  • Sejak itu menangani pentas “Oidipus Sang Raja” serta pentas-pentas di luar negeri hingga “Sobrat”, 2005, di Graha Bhakti Budaya, Jakarta.
  • Tenaga ahli artistik di beberapa pentas di Eropa, juga Asia.
  • Sebagai pemain Nenek berusia 678 tahun dalam pentas berdua dengan Rendra “Kereta Kencana” memperoleh pujian di kota-kota besar Indonesia hingga Kuala Lumpur Malaysia.
  • Menerjemahkan drama dari bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia untuk beberapa pentas grup drama di Indonesia.
  • Menulis Monolog dan memainkannya sendiri pada festival Monolong di Taman Ismail Marzuki, 2005.
  • Beberapa bulan menyutradarai Pementasan Teater Nyai Ontosoroh pada tahun 2006, tapi tidak jadi tayang karena penyutradaraan kemudian digantikan oleh Wawan Sofwan pada tahun 2007.
  • Menyutradarai pertunjukan naskah Mastodon dan Burung Kondor karya W.S Rendra dan berpentas di tiga Kota, Jakarta (2011), Surabaya (2011), dan Bandung (2012).
  • Menyutradarai pertunjukan keliling naskah Kalung Mutiara Barzanji, didukung oleh 98 santri dari 9 pesantren se-Babakan Ciwaringin Cirebon (2014).***

Editor: denkur | Sumber: wikipedia

Berita Terkait

Pemprov Jabar Jamin Proses Pembelajaran SLBN A Pajajaran Lancar dan Aman
Hendry Ch Bangun dan Zulmansyah Sepakat Gelar Kongres Persatuan PWI Paling Lambat Agustus 2025
Pendaki asal Karawang yang Hilang di Gunung Cikuray Garut Ditemukan dalam Keadaan Selamat
Jeje Ritchie Ismail Ditetapkan Jadi Ketua DPD PAN Bandung Barat, Ajak Kader Jaga Soliditas
Ini Tantangan di Kota Bandung kata Atalia Praratya
Hallo Tenaga Non ASN Bandung Barat Tidak Lolos Seleksi PPPK Tahap 1 dan 2, Siap-siap Jadi Tenaga Paruh Waktu
Daftar 34 Motor Curian yang Diamankan Polresta Cirebon, “Siapa Tahu Milik Anda?
Tangis Bahagia Fitri Pecah di Mapolresta Cirebon: Motor yang Hilang dari Parkiran Rumah Akhirnya Kembali Setelah Diculik Maling
Berita ini 8 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 18 Mei 2025 - 15:19 WIB

Pemprov Jabar Jamin Proses Pembelajaran SLBN A Pajajaran Lancar dan Aman

Sabtu, 17 Mei 2025 - 12:12 WIB

Hendry Ch Bangun dan Zulmansyah Sepakat Gelar Kongres Persatuan PWI Paling Lambat Agustus 2025

Jumat, 16 Mei 2025 - 23:03 WIB

Pendaki asal Karawang yang Hilang di Gunung Cikuray Garut Ditemukan dalam Keadaan Selamat

Jumat, 16 Mei 2025 - 22:59 WIB

Jeje Ritchie Ismail Ditetapkan Jadi Ketua DPD PAN Bandung Barat, Ajak Kader Jaga Soliditas

Kamis, 15 Mei 2025 - 16:57 WIB

Ini Tantangan di Kota Bandung kata Atalia Praratya

Berita Terbaru

Foto: Istimewa

JABAR

Dari Kemeriahan Hari Nelayan Palabuhanratu

Rabu, 21 Mei 2025 - 15:11 WIB