Orasi Ilmiah Guru Besar Paramadina: Indonesia Menuju Demokrasi Substantif

mm

Minggu, 30 Oktober 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Prof. Dr. Didin S. Damanhuri, SE, MS, DEA, Guru Besar Universitas Paramadina (Foto: Istimewa)

Prof. Dr. Didin S. Damanhuri, SE, MS, DEA, Guru Besar Universitas Paramadina (Foto: Istimewa)

Sekarang ini masyarakat madani sangat terpinggirkan, kita tidak bisa menyuarakan gerakan-gerakan anti korupsi.


DARA | Universitas Paramadina menyelenggarakan wisuda yang ke-37 di Gedung Smesco, Jakarta, Sabtu (29/10/2022).

Dihadiri Senat Universitas Paramadina, wisudawan program studi untuk Sarjana dan Magister, LLDikti Wilayah III, dan undangan lainnya.

Rektor Universitas Paramadina, Prof Didik J Rachbini, M.Sc., Ph.D. memulai acara dengan membuka Rapat Senat Universitas Paramadina, dilanjutkan sambutan Ketua Umum Yayasan Wakaf Paramadina, Hendro Martowardoyo, MBA.

Prof Didik berpesan kepada wisudawan untuk mengamalkan ilmu yang sudah didapat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

“Saya berharap untuk selalu meng-upgrade pengetahuan agar selalu mampu beradaptasi dengan perubahan. Segera lanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, master maupun doktoral,” ujarnya.

Sebagai kampus yang pertama kali mengadakan mata kuliah anti korupsi, Hendro Martowardoyo menitipkan pesan kepada wisudawan untuk selalu menjaga integritas dalam kiprahnya di masyarakat.

“Sekarang ini masyarakat madani sangat terpinggirkan, kita tidak bisa menyuarakan gerakan-gerakan anti korupsi. Universitas Paramadina mempunyai satu hal yang bisa jadi tidak dimiliki oleh universitas lain, yaitu adalah integritas,” kata Hendro Martowardoyo.

“Jika integritas kita baik akan menghasilkan mahasiswa yang baik, dan nanti nya akan menghasilkan masyarakat, pemimpin yang baik dan tentunya anti korupsi. Kami doakan disini semua wisudawan, baik sebagai pegawai, pimpinan karyawan membuat sebuah Gerakan anti korupsi dan memiliki integritas sehingga dapat memakmurkan negara ini,” imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama, Noviyanto, ST., M.M.SI, Kepala Bagian Umum Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) 3 DKI Jakarta/ Monas Dikti mengatakan, Universitas Paramadina sebagai salah satu Universitas terbaik di wilayah LLDIKTI 3 yang selalu meraih prestasi dan pencapaian baik dibidang Tridharma Perguruan Tinggi serta tertib dan taat asas pelaporan PDDIKTI.

Kedepan Universitas Paramadina terus berbenah salah satunya meningkatkan jabatan akademik dosen dosennya.

“Menjadi lulusan universitas Paramadina merupakan tahap awal dari sebuah kehidupan yang penuh dengan tantangan untuk meraih masa depan yang cemerlang. Untuk meraih sebuah kesuksesan saya berpesan kepada wisudawan untuk terus meningkatkan hard skill dan juga soft skill hal ini dilakukan agar menjadi lulusan perguruan tinggi yang berdaulat,” pesannya.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Dr. Fatchiah E. Kertamuda, M.Sc. mengatakan, dalam Wisuda ke-37 kali ini meluluskan 190 sarjana dan 86 magister, total 276. Prestasi mereka sangat bagus dengan rata-rata IPK Sarjana mencapai 3,51 dan masa studi rata-rata 4 tahun 3 bulan– rekor tercepat dari prodi Psikologi yaitu 3 tahun 7 bulan.

Sedangkan, rata-rata IPK program Magister adalah 3,74 dan masa studi 2 tahun 6 bulan, rekor tercepat dari prodi Magister Ilmu Komunikasi yaitu 1 tahun 7 bulan.

Adapun 58 wisudawan yang berhak mendapatkan predikat lulusan dengan pujian Cum Laude dan 24 wisudawan mendapatkan predikat lulusan dengan pujian Magna Cum Laude.

Dalam wisuda kali ini Guru Besar Universitas Paramadina Prof Dr Didin S Damanhuri, SE, MS, DEA memberikan Orasi Ilmiah berjudul “Masa Depan Demokrasi Indonesia”.

Dalam orasinya Prof Didin menyampaikan demokrasi substantif menjadi bagian dari politik nasional, dimana hal ini bukan hanya milik kaum elit, kelompok atau milik asing dimana nilai-nilai kebangsaan yang luhur diterima oleh semua kelompok kepentingan yang harus diagregasikan menjadi kepentingan nasional dan diimplementasikan dalam kehidupan masyarakat.

“Reformasi sebagai bahasa lain dari “bing-bang politik” (Demokrasi multipartai sekaligus Desentralisasi secara radikal) dikawinkan dengan ekonomi neoliberalisme berbasis “Washington Consensus”. Sementara secara Sosio-Cultural, marak praktik neo-Feodalisme yg diwujudkan dalam praktek “bad Governance” baik di pusat maupun daerah (di Parlemen, Pemerintah, Peradilan, korporasi, bahkan dalam masyarakat),” katanya.

Transformasi masyarakat Demokrasi membutuhkan proses, secara normal Indonesia baru dimulai tahun 2004, Eropa butuh 250 tahun, AS 150 tahun, Jepang 100 tahun, dan Korea 75 tahun.

“Organisasi Islam NU, Muhammadiyah, Persis merupakan cikal bakal civil society dan membawa Islam moderat yang rahmatan lil alamin, memberikan warna kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia,” ujarnya.

Perkembangan politik dan kebebasan yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir telah menyebabkan kondisi dan kualitas demokrasi Indonesia mengalami kemunduran dan berorientasi pada prosedural semata, oleh sebab itu perlu diperkuat kembali demokrasi substantif.

“Dalam rangka menuju demokrasi substantif tersebut, perlu dilakukan revisi Undang-Undang (UU) Parpol. Parpol harus dibiayai APBN dan benar-benar bersih dan tidak korupsi karena sudah dibiayai oleh APBN. Revisi UU Perekonomian, yakni UU Bank Indonesia, Perbankan, Pasar Modal, Lalu Lintas Devisa, Hilirisasi SDA dan ada Payung UU Perekonomian Nasional,“ lanjutnya.

Ia juga menyarankan pentingnya mengembalikan peran KPK sebagai lembaga anti korupsi yang independen, kredibel dan profesional tidak dipengaruhi oleh kepentingan politik tertentu.

Di akhir orasinya Ia juga menyarankan adanya Aksi Kebijakan, yakni: mengembangkan model perencanaan jangka panjang (seperti GBHN), penegakan sistem politik murah dan non transaksional, akses luas UMKM terhadap keuangan, informasi dan teknologi, kemitraan usaha besar, menengah dan kecil, kemandirian (politik, ekonomi, finansial, pangan, energi, teknologi, moneter, perbankan), penegakan pemerintahan bebas korupsi, Otonomi dan desentralisasi.

Acara puncak yakni prosesi wisuda diikuti dengan pengucapan janji wisudawan. Para wisudawan juga antusias mengikuti penghargaan wisudawan terbaik serta penyerahan sertifikat wisudawan terbaik program studi dan dual transkrip.

Acara ditutup dengan Rektor Universitas Paramadina melepas dan mengembalikan para wisudawan kepada orang-tua dan keluarga mereka.

Editor: denkur

Berita Terkait

Police Goes to School di SMPN 1 Nyalindung Sukabumi, Edukasi Siswa Soal Kedisiplinan
Kabar Baik, Insentif Guru PAI non ASN Cair
Beragama Maslahat: Pengaruh Spiritual dan Kemajuan Sosial Ekonomi
BERIZI: Mencari Tau Nutrisi Sumber Sehatmu
Ratusan Siswa SMA di Bandung Barat Ramai-ramai Daftar Jadi Anggota Paskibraka
Siswa SMA Sederajat di Jawa Timur Berkesempatan Ikut Kompetisi Berbicara Bahasa Korea
Buka Kongres PGRI, Presiden Jokowi Tekankan Pentingnya Menciptakan Sekolah yang Aman dan Nyaman
Berkunjung ke SDN Bintara Jaya Bekasi, Bey Ajak Siswa Berlomba Prestasi

Berita Terkait

Jumat, 26 April 2024 - 17:39 WIB

Police Goes to School di SMPN 1 Nyalindung Sukabumi, Edukasi Siswa Soal Kedisiplinan

Sabtu, 6 April 2024 - 04:04 WIB

Kabar Baik, Insentif Guru PAI non ASN Cair

Jumat, 29 Maret 2024 - 13:15 WIB

Beragama Maslahat: Pengaruh Spiritual dan Kemajuan Sosial Ekonomi

Rabu, 20 Maret 2024 - 16:06 WIB

BERIZI: Mencari Tau Nutrisi Sumber Sehatmu

Selasa, 19 Maret 2024 - 11:45 WIB

Ratusan Siswa SMA di Bandung Barat Ramai-ramai Daftar Jadi Anggota Paskibraka

Senin, 18 Maret 2024 - 17:37 WIB

Siswa SMA Sederajat di Jawa Timur Berkesempatan Ikut Kompetisi Berbicara Bahasa Korea

Senin, 4 Maret 2024 - 11:48 WIB

Buka Kongres PGRI, Presiden Jokowi Tekankan Pentingnya Menciptakan Sekolah yang Aman dan Nyaman

Kamis, 29 Februari 2024 - 12:10 WIB

Berkunjung ke SDN Bintara Jaya Bekasi, Bey Ajak Siswa Berlomba Prestasi

Berita Terbaru

BANDUNG UPDATE

Foto Lepas Hikam Zaini: Demo Buruh di Bandung

Rabu, 1 Mei 2024 - 14:38 WIB