Ridwan Kamil Ajak Pelaku Industri Kulit Garut Naik Kelas

Jumat, 7 Januari 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, beserta Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekrasnada) Jawa Barat, Atalia Praratya Kamil, saat meninjau satuan pelayanan pengembangan industri perkulitan Garut, di kawasan Sukaregang, Kecamatan Garut Kota, Kamis (6/1/2022).(Foto: deram/dara.co.id)

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, beserta Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekrasnada) Jawa Barat, Atalia Praratya Kamil, saat meninjau satuan pelayanan pengembangan industri perkulitan Garut, di kawasan Sukaregang, Kecamatan Garut Kota, Kamis (6/1/2022).(Foto: deram/dara.co.id)

“Saya juga siap untuk memasarkan produknya, tapi tentunya produk itu harus sesuai dengan selera pasar. Nanti saya posting, pengikut saya sudah ada 15 juta orang,” kata Kang Emil.


DARA- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menilai pasar generasi Z atau milenial dan luar negeri adalah prospek pasar yang menjanjikan bagi pelaku industri perkulitan di Garut.

Ridwan Kamil mengatakan untuk menggaet pasar yang lebih luas ini para pelaku usaha harus mulai menggunakan teknologi informasi sebagai alat pemasaran.

Hal tersebut diungkapkan Ridwan Kamil saat melakukan kunjungan ke Satuan Pelayanan Pengembangan Industri Perkulitan yang dikelola Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat di Sukaregang Kabupaten Garut, Kamis (6/1/2022).

Dalam kunjungan yang disertai dialog dengan para pelaku usaha kulir tersebut, Kang Emil–sapaan akrab Ridwan Kamil mengungkapkan, dengan bantuan digitalisasi teknis pemasaran diyakini bisa menggerakan roda perekonomian yang sempat lesu akibat pandemic covid-19.

Menurut dia, industri kerajinan kulit di Kabupaten Garut memiliki potensi bisnis yang besar. Sayangnya, selama ini industri itu justru tak banyak berkembang.

Kang Emil mencatat setidaknya ada lima masalah utama yang menyebabkan pengembangan industri kerajinan kulit di Kabupaten Garut stagnan. Pertama, bahan baku untuk membuat kerjinan kulit masih belum layak untuk diekspor.

“Bahannya ternyata tidak exportable. Karena saat diuji di laboratorium, kadar ini itu-nya tidak memadai,” katanya.

Permasalahan kedua, desain produk kerajinan kulit di Sukaregang tak banyak inovasi. Ini bisa dilihat dari desain untuk produk yang sama di beberapa toko kerajinan kulit hampir semuanya mirip.

Menurutnya, salah satu persoalan dalam penjualan adalah produk yang tidak sesuai dengan selera pasar saat ini.

“Saya tawarkan kalau ada pengusaha kulit yang mau berkolaborasi memproduksi desain Ridwan Kamil, saya tunggu,” katanya.

Kang Emil menegaskan, dirinya tak akan memungut biaya sepeser pun bagi pelaku usaha kulit yang ingin produknya ia desain.

“Kalau mau silakan, saya minta daftarnya berapa toko yang mau memproduksi barang yang saya buat desainnya mulai dari dompet, tas wanita, sepatu, jaket yang semuanya berbahan dasar kulit garut,” ujarnya.

Tak hanya itu, Kang Emil yang jumlah pengikutnya di media sosial sampai saat ini sekitar 15 juta orang juga siap mempromosikan produk kulit yang ia desain.

“Saya juga siap untuk memasarkan produknya, tapi tentunya produk itu harus sesuai dengan selera pasar. Nanti saya posting, pengikut saya sudah ada 15 juta orang,” kata Kang Emil.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar berencana akan membentuk lembaga yang bertugas mengembangkan tren desain produk kerajinan kulit.”Kalau perajin kompak, setiap tahun akan ada tren berbeda. Tidak berulang terus. Jadimembuat trendsetter,” paparnya.

Masalah ketiga, terdapat masalah limbah dalam pasca produksi kerajinan kulit di Kabupaten Garut yang menjadi faktor penyebab pencemaran lingkungan.

Masalah keempat adalah para pelaku usaha kerajinan kulit di kawasan Sukaregang masih kurang memahami bagaimana memasarkan produk secara digital. Mayoritas pelaku usaha masih menjual produknya secara konvensional.

Dia juga meminta pengusaha memanfaatkan bahan dari limbah tumbuhan untuk membuat sebagian produknya. Bahan yang dimaksud adalah dari limbah kopi dan jamur untuk dijadikan kulit, yang saat ini sedang diminati merk fesyen dunia.

Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat Moh.Arifin Soedjayana mengatakan di Satpel Perkulitan Garut pihaknya memberikan layanan 7 permesinan pendukung. “2021 layanan permesinan di satuan pelayanan perkulitan ini memberikan pelayanan tertinggi, yang mencapai 774 pelayanan,” katanya.

Tingginya layanan ini menurutnya menunjukan besarnya kebutuhan para pelaku usaha kulit di Garut menggunakan mesin di satuan pelayanan yang diampu Bidang Industri Pangan dan Olahan Kemasan (IPOK) tersebut. “Dalam rangka pemulihan ekonomi, kami terus berupaya meningkatkan kapasitas pelaku usaha di Jawa Barat, salah satunya di Sukaregang, Garut,” pungkasnya.

 

Editor : Maji

Berita Terkait

Buat Surat Edaran Stop Study Tour, Pj Bupati Bandung Barat Anjurkan Begini
Ada Diskon Menarik di Aplikasi DIGI dan DigiCash di QRIS bank bjb
UNHAN Siap Produksi Vaksin HPV dari Hasil Konsorsium Indonesia Maju Foundation & Nusantics
PPDB 2024, Bey Machmudin Minta Dukungan DPRD Jabar
Tersandung Kasus Narkoba, Kang Mus Berpeluang Direhabilitasi
Bangun Indonesia Sentris Perlu Pemerataan Talenta Digital
Kabar Baik, di Sukabumi Bakal Berdiri Sekolah Kedinasan Pemilu
Rekontruksi Kasus Pembunuhan ART di Sukabumi, Polisi Temukan Fakta Baru
Berita ini 54 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 18 Mei 2024 - 21:06 WIB

Buat Surat Edaran Stop Study Tour, Pj Bupati Bandung Barat Anjurkan Begini

Sabtu, 18 Mei 2024 - 19:02 WIB

Ada Diskon Menarik di Aplikasi DIGI dan DigiCash di QRIS bank bjb

Sabtu, 18 Mei 2024 - 17:42 WIB

UNHAN Siap Produksi Vaksin HPV dari Hasil Konsorsium Indonesia Maju Foundation & Nusantics

Sabtu, 18 Mei 2024 - 16:29 WIB

PPDB 2024, Bey Machmudin Minta Dukungan DPRD Jabar

Sabtu, 18 Mei 2024 - 15:45 WIB

Tersandung Kasus Narkoba, Kang Mus Berpeluang Direhabilitasi

Sabtu, 18 Mei 2024 - 15:14 WIB

Bangun Indonesia Sentris Perlu Pemerataan Talenta Digital

Jumat, 17 Mei 2024 - 18:48 WIB

Kabar Baik, di Sukabumi Bakal Berdiri Sekolah Kedinasan Pemilu

Jumat, 17 Mei 2024 - 17:32 WIB

Rekontruksi Kasus Pembunuhan ART di Sukabumi, Polisi Temukan Fakta Baru

Berita Terbaru