“Awalnya kami tidak punya donatur, hanya dana udunan saja. Setelah berjalan empat kali, alhamdulillah Atap Rumah Lentera mendapat bantuan dari rekan-rekan yang memiliki usaha, dan ikut menyumbang beras dan mi instan,” kata Pandu Muhammad.
DARA | BANDUNG – Gerakan Pemuda Cikalongwetan di Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, patut mendapat acungan jempol. Di tengah serangan wabah virus corona (Covid-19), mereka cukup aktif melakukan gerakan sosial dari Kedai Atap Rumah Lentera, yang disulap menjadi posko bantuan sembako bagi warga kurang mampu.
Pandu Muhammad (26), salah seorang insiator Posko Atap Rumah Lentera menjelaskan, semula ia dan keempat rekannya patungan membuat paket sembako untuk dibagikan pada warga yang perekonomiannya terdampak Covid-19. Jumlahnya pun terbatas karena murni insiatif para pemuda tersebut.
“Awalnya kami tidak punya donatur, hanya dana udunan saja. Setelah berjalan empat kali, alhamdulillah Atap Rumah Lentera mendapat bantuan dari rekan-rekan yang memiliki usaha, dan ikut menyumbang beras dan mi instan,” kata Pandu saat dihubungi dara.co.id, Jumat (1/5/2020).
Isi dan jumlah paket untuk dibagikan yang dikelola di Atap Rumah Lentera di Kampung Daya Mekar RT 05/RW 03, Desa Cikalong, Kecamatan Cikalongwetan, masih terbatas. Namun Pandu, Ares, Herman, Agus dan Aan, yang patungan untuk sembako ini berlega hati karena mereka telah berbuat disaat kondisi masyarakat tengah dilanda kesusahan.
Terlebih, ketika gerakan mereka mulai mendapat support dari salah seorang anggota Dewan KBB, Nur Julaeha dan Bupati Bandung Barat, Aa Umbara Sutisna, mereka semakin termotivasi. Untuk gerakan sosialnya, mereka juga berkolaborasi dengan pegiat medsos akun Instagram @Infocikalongwetan.
Kini mereka tengah menyiapkan 350 paket sembako dengan isi 2 kilogram beras dan 4 buah mi instan untuk dibagi-bagikan ke masyarakat sekitarnya.
“Di setiap kemasan bantuan yang masyarakat terima, selalu ada kebahagiaan tersendiri untuk kami. Walau sedikit, semoga sangat membantu mereka yang terdampak pandemi ini,” ucap Pandu.
Untuk pengemasan paket sembako dilakukan seusai salat tarawih. Jika bantuan banyak, kata Pandu, maka biasanya mereka mengerjakannya hingga menjelang sahur.
“Waktu yang panjangpun tidak terasa lelah. Karena kami yakin bahwa di sekitar kita, ada mereka yang sangat menanti bantuan yang sedang kami kemas,” pungkasnya.***
Editor: Muhammad Zein