Belum akuratnya data kemungkinan masyarakat belum melakukan validasi data kependudukan.
DARA | Penduduk berusia 25 tahun ke atas rata-rata lama sekolahnya hanya setingkat sekolah menengah pertama (SMP) belum lulus.
Namun, data tersebut masih belum valid, sehingga perlu dilakukan verifikasi ke lapangan untuk mengetahui pasti angka sebenarnya.
Demikian dikatakan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat, Asep Dendih usai menjadi nara sumber FGD Barisan Ormas, OKP, Mahasiswa dan LSM (BOOMS) di Ruang Rapat Bakesbangpol KBB, Jumat (9/5/2025).
Asep Dendih ingin memaksimalkan data yang sudah ada di Badan Pusat Statistik (BPS) dengan melakukan perbaikan-perbaikan berdasarkan validasi lapangan.
“Kebanyakan yang terjadi di lapangan seperti halnya dalam Kartu Keluarga, ijazahnya masih tertulis lulusam SMP. Tidak diubah lagi padahal sudah melanjutkan ke SMA,” ujarnya.
Asep Dendih juga akan melakukan validasi ulang dengan menggandeng RT, RW, pemerintah desa, kecamatan hingga tingkat kabupaten. Kemudian data tersebut akan disampaikan ke BPS pasca dilakukan perbaikan.
“Untuk masalah ini, disamping data dari BPS, kamipun akan berkolaborasi, bersinergi mulai dari tingkat RT RW, Desa, kecamatan bahkan sampai tingkat kabupaten, “jelasnya lagi.
Selain, rata-rata lama sekolah persoalan pendidikan lainnya adalah menyangkut anggaran.
Secara global diakuinya anggaran Disdik Bandung Barat memang cukup besar, mencapai Rp1,2 triliun. Namun jumlah personel pada ruang lingkup Disdik juga banyak, sehingga anggaran untuk pembangunan infrastruktur masih jauh dari kebutuhan.
“Jumlah guru banyak, sekitar 18 ribu dengan PNS-nya 6.000-an. Jadi untuk belanja pegawainya juga cukup besar. Belum untuk anggaran BOS dan BOP. Jadi anggaran yang betul-betul riil digunakan untuk peningkatan sumber daya dan peningkatan infrastruktur sangat minim,” tuturnya.
Total anggaran sisa kebutuhan tersebut yang dipergunakan untuk peningkatan sumber daya dan infrastruktur, hanya sekitar Rp30 miliar. Dan sebesar Rp10 miliar untuk tenaga guru honorer, yang dibagikan kepada 6.000 orang.
“Anggaran dari Rp 1,2 triliun paling hanya Rp 30 miliar-an, karena dari Rp40 miliar itu terambil oleh guru honor sebesar Rp10 miliar,” ujarnya.
Sekretaris Disdik KBB, Rustiyana menambahkan, jika saat ini pihaknya tengah mempersiapkan pembentukan Tim Satgas untuk memvalidasi data rata-rata lama sekolah penduduk KBB.
“Ada dua pendekatan (dilakukan Disdik), satu dari sisi datanya harus diperbaiki, kedua harus ada yang dinamakan Tim Satgas,” katanya.
Selain angka rata-rata lama sekolah, Disdik juga mencatat angka harapan lama sekolah di Bandung Barat rata-rata masih setingkat SMA. Harapan lama sekolah tersebut, dihitung dari penduduk usia 7-19 tahun.
Terkait rata-rata lama sekolah yang berusia 25 tahun ke atas, Disdik Bandung Barat mengupayakan untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang selanjutnya melalui kesetaraan Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM).
“Jadi kalau yang belum SD harus masuk paket A, yang belum SMP (masuk) paket B dan SMA, paket C. Bagi yang berusia 7-19 tahun, maka kita imdorong lagi untuk berkuliah,” ujarnya.***
Editor: denkur