Logo
Bandungraya

Maestro Tari Indonesia Irawati Durban Wafat, Dimakamkan di San Diego Hills Memorial Park

Simak Profil dan Perjalan Kariernya

Maestro Tari Indonesia Irawati Durban Wafat, Dimakamkan di San Diego Hills Memorial Park
Maestro Tari asal Bandung, Jawa Barat, Irawati Durban meninggal dunia diusia 82 tahun, Rabu (10/9/2025).(Foto: Ist)

Puncak dedikasinya terwujud dengan berdirinya Pusat Bina Tari Irawati Durban (Pusbitari ID) pada 1986. 


DARA| Dunia seni tari Indonesia berduka, Maestro Tari asal Bandung, Jawa Barat, Irawati Durban meninggal dunia diusia 82 tahun, Rabu (10/9/2025).

Jenazah dimakamkan di San Diego Hills Memorial Park, Kamis (11/9/2025), jenazah diberangkatkan dari rumah duka Jalan Gunung Putri Ciumbuleuit, Kota Bandung.

"Innalillahi wainnailaihi rajiun, Irawati Durban, maestro tari Sunda, meninggal dunia di Bandung pada Hari Rabu, 10 September 2025, 22.55 WIB. Beliau meninggal pada usia 82 tahun."

Kabar meninggalnya Irawati Durban ini disampaikan di akun pribadi Facebook Irawati Durban oleh Aditya Nugraha Akbari seraya menyertakan foto duka cita. Info juga dilansir dari ichanneltvbdg dan RRI.

"Selamat jalan Maestro Tari Irawati Durban. Semoga amal dan ibadah almarhumah diterima di sisi Allah SWT," tulis unggahan Facebook tersebut, Rabu malam.

Profil Irawati Durban

Dikutip dari rri, Irawati Jogasuria Ardjo, atau dikenal sebagai Irawati Durban, merupakan Maestro Tari Sunda yang mendedikasikan hidupnya pada pelestarian budaya Indonesia. Ia lahir di Bandung, 22 Mei 1943, dan akrab dipanggil Bi Yayang.

Sejak usia muda, Irawati menunjukkan bakat seni luar biasa. Debutnya sebagai penari tahun 1955 menandai awal kiprahnya sebagai penari, koreografer, dan pelestari tari tradisional Sunda.

Karya-karyanya antara lain renovasi Tari Merak, Surengpati, dan Srenggana pada 1965. Ia juga menciptakan tarian inovatif seperti Tari Balon (1956), Tari Bambu (1961), Tari Puspa Apsari (1977), dan Tari Simbar Kembar (1979).

Meski menempuh pendidikan Arsitektur Interior di Institut Teknologi Bandung (ITB), jalannya justru terarah ke dunia tari. Ia kemudian mengajar di Universitas Parahyangan dan STSI Bandung (kini ISBI), hingga pensiun pada 2008.

Pada 1974, Irawati menjadi pengajar Tari Sunda di Centre for World Music, University of California. Dari situ, ia mengenalkan keindahan budaya Sunda ke panggung internasional.

Sejak 1957, ia kerap mengikuti misi kesenian Indonesia ke luar negeri. Kiprahnya menjadikan Irawati sebagai duta budaya yang membawa pesona tari Indonesia ke berbagai belahan dunia.

Puncak dedikasinya terwujud dengan berdirinya Pusat Bina Tari Irawati Durban (Pusbitari ID) pada 1986. Lembaga ini menjadi pusat pelestarian Tari Sunda melalui kursus, pertunjukan, dan penciptaan karya baru.

Melalui Pusbitari ID, ribuan generasi muda terinspirasi meneruskan api seni tradisional yang nyaris padam. Berkat jasanya, gerak anggun Tari Jaipong, Kebyar, dan karya orisinal lain tetap hidup di hati bangsa.


Editor: Maji