Generasi muda saat ini ditantang untuk mampu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Pasalnya, jumlah tenaga kerja yang tersedia lebih sedikit daripada permintaan.
DARA | Agar bertahan menghadapi tantangan ini diperlukan sumber daya manusia yang inovatif dan berbakat, siap hadir dalam persaingan lokal dan internasional. Mereka harus mulai belajar tentang bisnis dan jiwa kewirausahaan sejak dini.
Kemendikbud mencatat tahun 2022 lulusan sekolah dasar (SD) sebanyak 64,3 juta jiwa atau 23,2%.
Kemudian, lulusan sekolah menengah atas (SMA) ada 58,57 juta jiwa atau 21,1% penduduk di tanah air.
Lalu, sebanyak 12,44 juta jiwa atau 4,5% penduduk Indonesia merupakan lulusan sarjana (S1).
Penduduk dengan latar belakang pendidikan D3 sebesar 3,56 juta jiwa atau 1,3%.
Siswa-siswi SMA rata-rata berusia 15-18 tahun dan itu merupakan generasi yang memiliki potensial dan tingkat produktifitas yang cukup tinggi, dimana sebagian dari mereka setelah lulus sekolah mencari pekerjaan.
Tantangan dunia kerja semakin berat seiring terjadinya era bonus demografi, sehingga diperlukan pendidikan kewirausahaan yang didalamnya termasuk pendidikan pengelolaan keuangan bagi siswa-siswi SMA.
Ini penting dilakukan agar para lulusan SMA bisa mengoptimalkan dirinya untuk memenuhi kebutuhan hidup melalui bekerja atau menciptakan lapangan kerja sebagai wirausahaan.
Wirausaha adalah kegiatan menciptakan peluang usaha atau menciptakan bisnis baru yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan. Maka dari itu selain menjadi wirasuwata diperlukan pengetahuan tentang pencatatan keuangan unutk mengetahui adanya keuntungan.
Remaja saat ini cendrung berperilaku konsumtif karena remaja cenderung mengikuti trend yang kekinian serta tidak mau ketinggalan perkembangan zaman (up to date).
Menurut survei yang dilakukan bank UOB tahun 2019 generasi muda di Indonesia yang berusia kisaran 21-39 tahun membelanjakan hampir 50% pendapatannya untuk memenuhi gaya hidup, terutama pada kalangan generasi milenial.
Kondisi seperti ini sering terjadi sehingga remaja cenderung boros dan sulit untuk mengelola keuangan dengan bijak.
Pelatihan pencatatan yang disebut pembukuan merupakan salah satu bentuk pengajaran yang efektif dalam mengajarkan teknik pembukuan atau pencatatan serta perencanaan keuangan,oleh karena itu, ilmu dalam pengelolaan keuangan sangat penting diberikan sejak dini.
Dosen Universitas Pamulang mengadakan kerja sama dengan SMK PGRI SERPONG untuk memberikan Pelatihan tentang Pencatatan Keuangan Sederhana.
Tujuan diselenggarakan kerja sama ini sebagai salah satu Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu Pengabdian Kepada Masyarakat.
Dilakukan oleh Habibah dari Prodi Manajemen serta Lyandra Aisyah Margie dari prodi Akuntansi sebagai Nara sumber untuk memberikan pelatihan.
Lalu tampak hadir dalam kegatan Goes to School, Kepala SMK PGRI Serpong Encum Sumiati, S.Pd.
Kegiatan ini meberikan eduksi tentang pencatatan pengeluaran karena masih banyak orang atau siswa yang kerap meremehkan pentingnya mencatat pengeluaran. Padahal, manfaat mencatat pengeluaran ada banyak sekali.
Mencatat pengeluaran merupakan salah satu cara efektif untuk mencatat pengeluaran bulanan maupun harian adalah dengan membuat buku keuangan yang berisi laporan arus kas, dengan pencatatatan ini maka diharapkan siswa dapat :
1. Membuat Tujuan dan Rencana Finansial
2. Memanfaatkan Aplikasi yang ada dalam Notes di HP
3. Membuat Laporan Cash Flow
4. Mengevaluasi Pengeluaran
5. Lebih Bijak dalam Berbelanja
6. Mengidentifikasi Masalah Finansial
7. Membantu Mencapai Tujuan keuangan
8. Memiliki Kontrol Atas Keuangan
9. Tidak Mudah Menghambur-Hamburkan Uang
10. Mudah Melakukan Perencanaan Finansial
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diharapakan siswa dapat memahami pentingnya pencatatan baik sebagai pribadi maupun sebagai wirausaha, untuk itu kami dari Universitas Pamulang mengucapkan banyak banyak terima kasih kepada Ibu Encum Sumiati, S.Pd dan Siswa SMK PGRI 5 SERPONG, Semoga kegiatan ini bermanfaat bagi kita.***
Editor: denkur