Diskusi Paramadina: Sistem Pembiayaan Pendidikan Tinggi Indonesia – Jerman

Selasa, 16 Juli 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: Istimewa

Foto: Istimewa

Dari dana yang dialokasikan untuk pendidikan dari dana dari Kementerian Pendidikan sebanyak 20%, kementerian pertahanan dan kementerian lainnya banyak mengambil dana Pendidikan dibandingkan dengan dana pendidikan tinggi itu sendiri.

DARA | Demikian disampaikan Rektor Universitas Paramadina, Prof Didik J Rachbini pada diskusi dengan tema “Sistem Pembiayaan Pendidikan Tinggi Indonesia – Jerman” yang diadakan secara hibrid oleh Universitas Paramadina bertempat di ruang Granada pada Senin (15/7/2024).

Dr Fatchiah E. Kertamuda, Wakil Rektor Universitas Paramadina memaparkan biaya operasional yang semakin meningkat, menjadi kendala dalam pengelolaannya dan juga adanya dampak dari dana alokasi APBN yang tidak merata.

Menyinggung biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT), Fatchiah menegaskan bahwa peningkatan biaya UKT seharusnya bisa meningkatkan sarana dan prasarana dan pada akhirnya juga meningkatkan kualitas pendidikan.

“Kenaikan ini menyebabkan adanya dilema pinjaman online di satu sisi memberatkan dan juga memberikan kemudahan dimana bunga yang diberikan oleh pinjaman online sebesar 1-3% bahkan ada yang lebih” tutur Fatchiah.

“Perlu memperhatikan sistem pembiayaan Pendidikan karena memberikan dampak psikologis yang sangat besar dimana mahasiswa yang sudah lulus belum mendapatkan pekerjaan tetapi hutang dan bunganya masih terus berjalan” imbuhnya dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Selasa (16/7/2024).

Prof Dr Ing Hendro Wicaksono, Pengajar Jacobs University menyampaikan universitas di Jerman berfokus untuk mendidik sarjana supaya bisa mumpuni di keilmuannya dimana didalamnya terdapat tridarma perguruan tinggi. Alokasi biaya terbesarnya untuk membiayai profesor, dari pemerintah negara bagian dan pusat.

Ia menambahkan di Jerman, tidak semua lahan kampus merupakan milik sendiri, sehingga muncul biaya sewa gedung.

“Dalam hal sumber pemasukan ada banyak perusahaan dari Cina untuk melakukan training di Jerman, sehingga ini menjadi sumbangsih dalam pembiayaan pendidikan” kata Hendro.

“Masing-masing universitas memiliki value yang unik sehingga hal ini mempengaruhi penggelontoran dana. Funding untuk riset di Jerman, bisa untuk meng hire research assistant sehingga kualitas pengajaran dapat bersinergi dengan baik agar terciptanya kualitas yang lebih baik,” imbuhnya.

Konjen RI Hamburg 2018 – 2022, Dr Bambang Susanto memaparkan Jerman adalah sebuah model yang tidak mudah dipahami.

“Saat ini 24.000 diaspora mahasiswa Indonesia di Jerman, dapat dikatakan bahwa Indonesia memiliki kontribusi kepada Jerman dalam menyumbangkan mahasiswanya untuk menempuh Pendidikan,” ujarnya.

Dalam hal pengembangan biaya pendidikan tinggi, jejaring internasional merupakan suatu aspek yang perlu di gali.

“Sehingga, yang menjadi persoalan bagi negara maju, Pendidikan adalah bisnis dimana dijadikan ladang bisnis yang bukan main,” kata Bambang.

Dr Ahmad Saufi, Asisten Deputi Pendidikan Vokasi dan Pendidikan Tinggi, Kemenko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) membandingkan jumlah penduduk Indonesia 275 juta dengan Jerman yang jumlahnya 84 juta.

“Income perkapita pada 2023 Indonesia ada di angka USD 5.000, sedangkan Jerman sudah di angka USD 49.000. Indonesia memiliki target saat 2045 Indonesia Emas memiliki target USD 30.000. Anggaran APK Pendidikan Indonesia 39,7 berdasarkan data Kemdikbud Ristek sedangkan data BPS 31,45 dengan ini kita perlu mengejar dan membandingkan dengan negara-negara tetangga,” tuturnya.

Menurutnya biaya pendidikan di Indonesia lebih murah dibandingkan dengan Malaysia. 52% dari anggaran Pendidikan tersebut jadi dana transfer daerah yang dikelola daerah untuk pembangunan SD, SMP dan SMA.

“Kemudian 12% dari anggaran Pendidikan sejumlah 77 triliun ditambah 7% total 47,3 triliun masih kewenangan kementerian keuangan. Hal ini sedang dibahas pada komisi X DPR, tentu dengan adanya diskusi ini akan menambah ilmu mengenai pengelolaan UKT,” kata Saufi.

“Dengan kondisi keuangan negara, kita tetap perlu UKT untuk memberikan masyarakat untuk terus berpartisipasi dalam artian yang berpunya akan melakukan subsidi silang kepada yang tidak punya. Tentu saja pemerintah terus mencari BOP dengan mencari sumber dana lain,” ujarnya.

“Dalam hal ini, kemendikbud ristek belum memiliki kewenangan anggaran Pendidikan diluar yang diajukan. Dari 660 triliun, hanya 20% atau 98 triliun yang dikelola oleh kemendikbudristek,” tutur Asisten Deputi Pendidikan Vokasi dan Pendidikan Tinggi, Kemenko PMK itu.

Drg Eko Kurniawan Putra menyampaikan bahwa sistem pembiayaan sehingga melibatkan pinjaman online tentu saja memberatkan. Sebenarnya sudah sangat lama tiap mahasiswa yang memiliki mental untuk berbisnis dalam hal ini entrepreneur.

“Banyak mahasiswa yang melihat kanan kiri temannya melakukan trading dan lain sebagainya, kadang juga pinjaman online ini dipergunakan untuk gaya hidup bukan Pendidikan sehingga perlunya mengatur keuangan dan mengelola bisnis dengan sebaik-baiknya,” kata Eko.

Editor: denkur

Berita Terkait

Pos Indonesia Buka Program Beasiswa Khusus bagi Putra-Putri Karyawan dan Pensiunan untuk Kuliah di ULBI
Herardi Cahya Juara MEWCI 2024: Langkah Pos Properti Indonesia Angkat Talenta Digital ke Panggung Dunia
Disdik Kabupaten Sukabumi Sosialisasikan Sistim Penerimaan Murid Baru 2025
Transformasi Berkelanjutan USB YPKP Menuju Akreditasi Unggul
USB YPKP Bandung Gelar Career Expo Perdana, Kolaborasi Akademisi-Industri-Pemerintah Buka Peluang Kerja
Program Mobility Student dan Community Services Universitas Sangga Buana di Universiti Utara Malaysia (UUM): Sinergi Akademik, Budaya, dan Pengabdian Masyarakat
Universitas Sangga Buana (USB) YPKP, Wisuda 380 Sarjana S1 dan S2
USB YPKP Raih Akreditasi Unggul
Berita ini 67 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 19 Juni 2025 - 15:06 WIB

Pos Indonesia Buka Program Beasiswa Khusus bagi Putra-Putri Karyawan dan Pensiunan untuk Kuliah di ULBI

Selasa, 17 Juni 2025 - 17:31 WIB

Herardi Cahya Juara MEWCI 2024: Langkah Pos Properti Indonesia Angkat Talenta Digital ke Panggung Dunia

Kamis, 12 Juni 2025 - 17:37 WIB

Disdik Kabupaten Sukabumi Sosialisasikan Sistim Penerimaan Murid Baru 2025

Selasa, 10 Juni 2025 - 15:57 WIB

Transformasi Berkelanjutan USB YPKP Menuju Akreditasi Unggul

Rabu, 4 Juni 2025 - 20:09 WIB

USB YPKP Bandung Gelar Career Expo Perdana, Kolaborasi Akademisi-Industri-Pemerintah Buka Peluang Kerja

Berita Terbaru

JABAR

Satu Keluarga Tewas Tertimbun Longsor di Cisewu Garut

Kamis, 26 Jun 2025 - 17:29 WIB