Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berbuka dengan beberapa biji ruthab (kurma masak yang belum jadi tamr) sebelum shalat Maghrib; jika tidak ada beberapa biji ruthab, maka cukup beberap biji tamr (kurma kering); jika itu tidak ada juga, maka beliau minum beberapa teguk air.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi. Hadits Hasan Shahih).
H
ADITS inilah kiranya yang membuat buah kurma banyak dikonsumsi kaum muslim saat berbuka shaum Ramadan. Sehingga tak heran jika memasuki bulan sucii umat Islam ini, buah kurma banyak dijajakan mulai dari pasar tradisional hingga ke pusat-pusat perbelanjaan.
Di pasar tradisional buah kurma di jual curah. Sedangkan di pusat-pusat perbelanjaan buah ekspor dari Jazirah Arab ini disajikan dengan kemasan lebih menarik.
Selain nilai pahala, konon mengonsumsi buah kurma pun bisa mendapat nilai kesehatan. Tribun Jabar menulis beberapa manfaat kesehatan yang terakndung dalam buah kurma.
- Menggantikan energi selama shaum
Setelah beraktifitas selama shaum Ramadhan, tentunya menguras banyak energi. Mengonsumsi buah Kurma saat berbuka puasa dapat menggantikan energi bagi tubuh.Kandungan glukosa pada kurma dapat menjadi sumber energi dan membantu mengembalikan kebugaran setelah shaum. 100 gram kurma mengandung sekitar 277 kalori sehingga tubuh memiliki simpanan tenaga meski shaum seharian. - Mudah dicerna tubuh
Selama shaum, perut akan kosong dan metabolisme tubuh pun akan menjadi lebih lambat sehingga membutuhkan adaptasi untuk menerima makanan. Kurma yang mengandung serat mampu diserap tubuh secara mudah sehingga jika dikonsumsi saat berbuka dapat mencegah sistem pencernaan kaget.Kandungan buah kurma membuat sistem pencernaan yang beristirahat seharian menjadi aktif kembali dan siap diberi asupan makanan dan minuman. - Mencegah kelebihan makan
Foto: NusantaraNews Konsumsi buah Kurma saat berbuka juga dapat membuat perut dan pencernaan cepat kenyang sehingga tidak berlebihan makan saat berbuka shaum. Hal tersebut karena kandungan serat pada kurma.
Selain itu, kurma memiliki kandungan gula alami, seperti glukosa, fruktosa, dan sukrosa yang mudah dicerna oleh tubuh. Kandungan tersebut dapat mengendalikan nafsu makan saat berbuka puasa dan mencegah makan yang berlebihan.
Oleh karena itu, berat badan selama bulan Ramadhan akan tetap terkontrol.
- Menyehatkan sistem pencernaan
Banyak orang mengalami masalah pencernaan saat berpuasa di bulan Ramadhan karena jarang mengkonsumsi serat. Terutama kebiasaan makan berlebih dan tidak sehat saat berbuka puasa sehingga semakin mengganggu sistem pencernaan. Buah Kurma memiliki kandungan asam amino dan serat larut.Jika dikonsumsi saat berbuka sistem pencernaan akan bekerja lebih nyaman. Serat yang terkandung dalam buah kurma juga mampu membersikan usus dari beragam racun serta zat bagaya lainnya.Kurma juga dipercaya menstimulasi perkembangan bakteri baik sehingga mencegah sembelit. Kandungan asam amino pada Kurma juga dapat membantu penyerapan nutrisi yang optimal. - Menormalkan asam darah
Saat berpuasa, tubuh akan membakar cadangan lemak sehingga membuat kadar keasaman darah meningkat. Hal itu juga menjadi penyebab bau mulut saat shaum dan tubuh cepat merasa lelah.Apalagi jika berbuka dengan mengkonsumsi daging dan karbohidrat berlebih, asam darah semakin meningkat. Jika dibiarkan tubuh akan mengundang penyakit diabetes, infeksi saluran kencing, tekanan darah tinggi, dan hemoroid atau wasir. - Melancarkan buang air besar
Kandungan serat pada buah Kurma dapat mencegah penyerapan kolestrol jahat (LDL) dalam usus. Selain itu, kandungan serat yang tinggi pada buah kurma juga terbukti efektif untuk melancarkan proses buang air besar.
Kandungan kurma kering (bagian yang dapat dimakan)
Nilai nutrisi per 100 g (3,5 oz)
Energi 1180 kJ (280 kcal)
Karbohidrat 75 g
– Gula 63 g
– Serat pangan 8 g
Lemak 0.4 g
Protein 2.5 g
Air 21 g
Vitamin C 0.4 mg (1%)
Manganese 0.262 mg
Persentase merujuk kepada rekomendasi Amerika Serikat untuk dewasa.
Sumber: Data Nutrisi USDA
Buah yang dihasilkan oleh pohon kurma dikenal sebagai buah kurma. Bentuk buahnya lonjong-silinder dengan panjang 3-7 cm, berdiameter 2-3 cm dan ketika masih muda warnanya merah cerah ke kuning terang, tergantung dari jenisnya.
Kurma memiliki biji tunggal yang ukuran panjangnya sekitar 2-2,5 cm dan tebalnya 6-8 mm. Buah kurma dikelompokan menjadi tiga golongan utama yaitu: lunak (contohnya ‘Barhee’, ‘Halaw’, ‘Khadrawy’, ‘Medjool’), semi-kering (contohnya ‘Dayri’, ‘Deglet Noor’, ‘Zahidi’) dan kering (contohnya ‘Thoory’). Jenis buah ini tergantung pada kandungan glukosa, fruktosa dan sukrosa.
Pohon kurma merupakan tanaman jenis dioecious, yaitu memiliki tanaman jantan dan betina yang hidup secara terpisah. Mereka dapat tumbuh dengan mudah dari bakal biji.
Tapi hanya 50% tanaman betina yang ditanam secara pembibitan akan berbuah dan menghasilkan buah yang kecil serta berkualitas rendah. Sebagian besar perkebunan menggunakan perkembangbiakan stek pada tanaman, terutama pada kultivar ‘Medjool’ karena bisa menghasilkan panen yang banyak serta buah yang manis dan besar.
Tanaman yang tumbuh dari cara stek akan berbuah 2-3 tahun lebih awal daripada tanaman yang menggunakan bibit. Pembuahan dengan serbuk sari pada pohon kurma dilakukan secara alami oleh angin.

Tapi pada perkebunan oasis tradisional dan perkebunan modern, penyerbukan dilakukan secara manual. Penyerbukan alami pada tanaman jantan dan betina, dapat terjadi dengan jumlah yang sama antara kedua tanaman.
Namun, bila dilakukan dengan bantuan, satu tanaman jantan bisa menyerbuki hingga 100 tanaman betina. Tanaman jantan yang merupakan sebagai penyerbuk, memungkinkan para petani menggunakan sumber daya mereka untuk memproduksi lebih banyak buah pada tanaman betina.
Sejarah Kurma
Kurma (Arab: تمر, Tamr; nama latin Phoenix dactylifera) adalah tanaman palma (Arecaceae) dalam genus Phoenix. Meski tempat asalnya tidak diketahui karena telah sejak lama dibudidayakan, kemungkinan tanaman ini berasal dari tanah sekitar Teluk Persia.
Pohonnya berukuran sedang dengan tinggi sekitar 15-25 m, tumbuh secara tunggal atau membentuk rumpun pada sejumlah batang dari sebuah sistem akar tunggal. Daunnya memiliki panjang 3-5 m, dengan duri pada tangkai daun, menyirip dan mempunyai sekitar 150 pucuk daun muda; daun mudanya berukuran dengan panjang 30 cm dan lebar 2 cm. Rentangan penuh mahkotanya berkisar dari 6-10 m.
Kurma telah menjadi makanan pokok di Timur Tengah selama ribuan tahun lamanya. Pohon Kurma telah dibudidayakan sejak zaman kuno dari Mesopotamia ke prasejarah Mesir, kemungkinan pada awal 4000 SM.
Bangsa Mesir Kuno menggunakan buahnya untuk dibuat menjadi anggur kurma dan memakannya pada saat panen. Ada bukti arkeologi budidaya kurma di bagian Arab timur pada tahun 6000 SM. (Alvarez-Mon 2006).
Pada zaman selanjutnya, orang Arab menyebarkanluaskan kurma di sekitar Selatan dan Barat Daya Asia, bagian utara Afrika, Spanyol dan Italia. Kurma diperkenalkan di Mexico dan California, di sekitar Mission San Ignacio, oleh bangsa Spanyol pada tahun 1765.***
Sumber: Tribun dan Wikipedia
Editor: Ayi Kusmawan