Waspadalah! Sebuah Studi Mengungkapkan Serangan Jantung Mematikan Terjadi Pagi Hari

Sabtu, 31 Desember 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi (Foto: Istockphoto/wildpixel)

Ilustrasi (Foto: Istockphoto/wildpixel)

Dalam sebuah studi dari Harvard Medical School, para peneliti menemukan bahwa serangan jantung yang menyerang di pagi hari dikaitkan dengan 20 persen lebih banyak jaringan jantung yang mati.


DARA | Temuan studi tahun 2011 yang diterbitkan dalam jurnal Heart menunjukkan bahwa serangan jantung yang terjadi antara jam enam pagi hingga siang hari adalah yang paling mematikan.

“Dalam penelitian kami, peristiwa yang terjadi di pagi hari dikaitkan dengan lebih banyak kerusakan. Keterkaitan tersebut bisa dibilang cukup kuat,” ujar penulis utama studi, Borja Ibanez seperti dikutip dara.co.id dari PMJNews melansir laman Express, Sabtu (31/12/2022).

Studi dari Harvard Medical School ini termasuk kajian pertama yang menarik hubungan kuat antara ritme sirkadian dan risiko serangan jantung. Kini, ada banyak studi lanjutan yang memperkuat temuan itu.

Pada 2020, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Trend in Endocrinology and Metabolism menunjukkan bahwa ketidakteraturan sistem sirkadian yang disebabkan oleh gaya hidup modern berdampak buruk pada fungsi kardiovaskuler.

Diyakini pada pagi hari, sistem sirkadian mengirimkan sel PAI-1 dalam jumlah yang lebih tinggi, yang mencegah pemecahan gumpalan darah.

Semakin tinggi kadar sel PAI-1, semakin besar risiko pembentukan bekuan darah yang menyebabkan serangan jantung.

Masih dikutip dari PMJNews, studi tersebut juga menetapkan bahwa pasien yang mengalami serangan jantung antara pukul enam pagi dan siang hari memiliki tingkat sel PAI-1 yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasien yang mengalami serangan jantung di kemudian hari.

Profesor Srinath Reddy, ahli jantung, ahli epidemiologi, sekaligus presiden Public Health Foundation India, memperingatkan bahwa kebiasaan tertentu dapat memperburuk risiko ini.

“Jika seseorang memiliki beberapa faktor risiko koroner yang mendasarinya, tidak tidur nyenyak, mengalami dehidrasi dan melakukan olahraga, dapat menyebabkan ruptur dan memicu pembentukan gumpalan besar,” tutur Srinat Reddy.

Oleh karena itu, dua cara untuk melawan risiko serangan jantung di pagi hari. Caranya adalah dengan tidur malam yang nyenyak dan menunda olahraga pagi.

Editor: denkur

Berita Terkait

Pelunasan Biaya Haji Khusus Diperpanjang Hingga 21 Februari 2025
Wajib Tahu! Segini Besaran Biaya Perjalanan Haji Tahun Ini
Indonesia Siap Jadi Jembatan Dunia
Elnusa Petrofin Gelar Sosialisasi Bahaya Blind Spot kepada Pelajar di Kota Padang
Traveling Jakarta-Bandung Makin Hemat dan Fleksibel dengan Tarif Parsial
Ini Dia Kronologis Seorang Saumi Ancam Istrinya Pakai Senjata Api Rakitan
Detik-detik Tiga Bencana yang Mengguncang Garut
PWI Jabar Mendesak Segera Gelar Kongres Percepatan Untuk Akhiri Dualisme Kepengurusan
Berita ini 4 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 17 Februari 2025 - 12:34 WIB

Pelunasan Biaya Haji Khusus Diperpanjang Hingga 21 Februari 2025

Senin, 17 Februari 2025 - 12:30 WIB

Wajib Tahu! Segini Besaran Biaya Perjalanan Haji Tahun Ini

Senin, 17 Februari 2025 - 12:24 WIB

Indonesia Siap Jadi Jembatan Dunia

Senin, 17 Februari 2025 - 12:19 WIB

Elnusa Petrofin Gelar Sosialisasi Bahaya Blind Spot kepada Pelajar di Kota Padang

Senin, 17 Februari 2025 - 12:15 WIB

Traveling Jakarta-Bandung Makin Hemat dan Fleksibel dengan Tarif Parsial

Berita Terbaru

Footo: Istimewa

BANDUNG UPDATE

Minat Baca Masyarakat Bandung Barat Masih Minus

Senin, 17 Feb 2025 - 17:24 WIB

Foto: Istimewa

JABAR

Tahun 2024, Kabupaten Sukabumi Raih 110 Penghargaan

Senin, 17 Feb 2025 - 16:12 WIB