DARA | GARUT – Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengajukan pergantian nama Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati menjadi Bandara Internasional BJ Habibie, atau nama tokoh daerah Majalengka, seperti Abdul Halim dan Sunan Gunung Jati Cirebon.
“Nama-nama tokoh daerah seperti Abdul Halim atau Sunan Gunung Jati bisa mengundang, silakan kita bicarakan bersama,” kata Uu disela-sela kunjungan petualangan di Kabupaten Garut, Rabu (18/9/19).
Menurut Uu, pergantian nama BIJB Kertajati menjadi Bandara Internasional BJ Habibie memiliki pertimbangan. Pertama, Presiden ketiga Indonesia ini berkontribusi besar terhadap perkembangan Dirgantara Indonesia dan Jawa Barat.
BJ Habibie, kata Uu, sukses membuat dan menerbangkan pesawat hasil karyanya CN-235 di Bandung. Kemudian, pesawat itu menjadi awal kejayaan Pesawat Indonesia.
“Nama BJ Habibie selain bentuk penghormatan dan Bapak Penerbangan Indonesia juga berhak menyetujui Jabar,” katanya.
“Pabrik pesawat ada di Jawa Barat yaitu PT DI, beliau juga pernah jadi Dirut (Direktur Utama). Saat ini menerbangkan pesawat CN-235 yang menjadi awal kejayaan kedirgantaraan Indonesia di Bandung,” tambahnya.
Ketika, sebelum mengumumkan Uu, pergantian nama lebih dulu bermula dari petisi online yang meminta pergantian nama BIJB Kertajati menjadi Bandara BJ Habibie.
Seruan publik ini dimulai oleh Ihsan Joe di salah satu situs web dengan tajuk ‘Mengganti nama Bandara BIJB Kertajati menjadi Bandara BJ Habibie’ yang ditujukan untuk Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan Gubernur Jabar Ridwan Kamil.
BIJB Kertajati sendiri dioperasikan pada bulan Mei 2018 lalu. Bandara terbesar kedua di Indonesia terletak di Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka. Pada 2020 nanti, BIJB Kertajati akan melayani pemberangkatan haji dan umrah.
Wartawan: M Syafrin Zaini | editor: aldinar