Waduh, Utang Luar Negeri Indonesia Menembus Rp5.660 Triliun

Senin, 17 Februari 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi/ KlikPositif.com

Ilustrasi/ KlikPositif.com

Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia mencapai US$404,3 miliar atau sekitar Rp5.660 triliun (kurs Rp14 ribu per dolar AS) hingga akhir Desember 2019. Posisi utang cenderung melandai, baik di sektor publik (pemerintah dan bank sentral) maupun sektor swasta (termasuk BUMN) masing-masing US$202,9 miliar dan US$201,4 miliar.


DARA| JAKARTA- Berdasarkan catatan Bank Indonesia (BI), ULN kuartal IV 2019 itu tumbuh 7,7 persen secara tahunan. Tren utang melambat dibandingkan pertumbuhan kuartal IV 2018 sebesar 10,4 persen.

Hingga Desember 2019, ULN pemerintah tercatat US$199,9 miliar atau naik 9,1 persen. Pertumbuhan utang pemerintah itu lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat tumbuh 10,3 persen.

“Pertumbuhan ULN pemerintah ditopang oleh arus masuk investasi nonresiden pada SBN domestik dan penerbitan dual currency global bonds mata uang dolar AS dan euro. Ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi domestik yang tinggi,” tulis BI dalam keterangan resmi, Senin (17/2/2020).

Adapun, pengelolaan ULN pemerintah diprioritaskan untuk membiayai pembangunan, dengan porsi terbesar pada sektor produktif, yaitu jasa kesehatan dan kegiatan sosial 19,1 persen dari total ULN pemerintah, konstruksi 16,6 persen, dan jasa pendidikan 16,2 persen, termasuk administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib 15,4 persen.

Sementara, ULN swasta tercatat tumbuh 6,5 persen per Desember 2019 atau lebih rendah dibanding periode yang sama tahun sebelumnya dengan pertumbuhan 10,8 persen. ULN lembaga keuangan dan Perusahaan Bukan Lembaga Keuangan (PBLK) berkontribusi terhadap perlambatan utang.

Menurut BI, struktur ULN Indonesia tetap sehat didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Kondisi ini tercermin dari rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal IV 2019 sebesar 36,1 persen.

Namun demikian, patut diketahui, rasio ULN terhadap PDB trennya meningkat. Pada November 2019, rasionya ada di posisi 35,9 persen, sedangkan pada Oktober 2019 sebesar 35,8 persen.

“Rasio ULN sebesar 36,1 persen relatif stabil dibandingkan dengan rasio pada kuartal sebelumnya. Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap didominasi oleh utang jangka panjang dengan pangsa 88,3 persen,” terang BI.

 

Editor : Maji

Berita Terkait

Pos Indonesia dan BPKH Jalin Kerja Sama, Perkuat Layanan Haji dengan Sistem Logistik Terintegrasi
PT Kaffah Sentral Indonesia Lahirkan Inovasi Tepung Praktis untuk Kue dan Roti Berkualitas Premium
Pos Indonesia Dukung Program Nasional Koperasi Merah Putih
PosIND dan Bank Muamalat Luncurkan Layanan Tabungan Haji di Kantor Pos
PT Pos Indonesia Raih Penghargaan Top CSR Awards 2025
POSDIGI Hadirkan Meterai Tempel Asli dari PERURI di Marketplace: Cegah Peredaran Meterai Palsu
Jemaah Masih di Makkah, Pos Indonesia Sudah Antar Oleh-oleh Haji Sampai Rumah
PosDigi Perkenalkan Wajah Baru Komitmen, Menjadi Perusahaan Teknologi
Berita ini 3 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:13 WIB

Pos Indonesia dan BPKH Jalin Kerja Sama, Perkuat Layanan Haji dengan Sistem Logistik Terintegrasi

Rabu, 25 Juni 2025 - 11:54 WIB

PT Kaffah Sentral Indonesia Lahirkan Inovasi Tepung Praktis untuk Kue dan Roti Berkualitas Premium

Minggu, 22 Juni 2025 - 14:38 WIB

Pos Indonesia Dukung Program Nasional Koperasi Merah Putih

Rabu, 18 Juni 2025 - 17:15 WIB

PosIND dan Bank Muamalat Luncurkan Layanan Tabungan Haji di Kantor Pos

Senin, 16 Juni 2025 - 12:55 WIB

PT Pos Indonesia Raih Penghargaan Top CSR Awards 2025

Berita Terbaru