“Tidak benar kalau ada anggapan pasien dicovidkan, karena kami tahu bagaimana SOP yang harus dilakukan baik screening bagi pasien yang bergejala covid maupun bukan,” ucapnya.
DARA- Direksi RS Mitra Idaman (MI) Kota Banjar memberikan klarifikasi terkait viralnya postingan di media sosial mengenai buruknya pelayanan di rumah sakit tersebut. Pihak RS menyatakan, seluruh penanganan pasien yang menjalani pengobatan sudah sesuai dengan SOP. Senin (13/12/2021)
Sebelumnya pada, minggu (12/12) kemarin, beredar postingan di media sosial Facebook mengenai buruknya pelayanan di RS MI. Dalam postingan yang diunggah oleh akun Sigit Legawijaya, mengatakan pelayanan RS MI kacau dan tidak sesuai SOP.
Menurut akun Sigit Legawijaya, dirinya datang ke RS MI dengan anaknya untuk berobat, namun menurutnya pemeriksaan yang dilakukan dokter jaga tidak signifikan dikarenakan pemeriksaan yang dilakukan hanya berupa tensi darah. Pihak RS juga menolak memberikan rawat inap kepada anaknya yang sudah mengalami panas selama tiga hari. Bahkan oleh dokter jaga dirinya dianggap terkena corona.
Merasa tidak puas dengan pelayanan di RS MI, pasien lalu membawa anaknya berobat ke Klinik Rawat Inap PKU Muhammadiyah. Hasil pemeriksaan yang dilakukan di PKU Muhammadiyah menyatakan dirinya Thypoid dan anaknya DBD (demam berdarah).
Dalam postingan yang diunggah, juga dilampirkan hasil uji lab atas nama Sigit (30). Hingga berita ini diturunkan postingan tersebut sudah banyak di komentari beragam dari para warganet. tidak sedikit dari komentar yang diposting meminta agar pemilik akun meminta klarifikasi langsung ke rumah sakit.
Menanggapi ramainya informasi yang beredar mengenai pelayanan RS MI yang di anggap kacau dan tidak sesuai SOP. Direktur RS Mitra Idaman, Darmadji Prawirasetia mengatakan, penanganan pasien yang menjalani pengobatan maupun perawatan seluruhnya sudah sesuai aturan dan SOP di dunia medis.
“Berdasarkan hasil observasi dan laporan yang saya terima, kondisi pasien ketika datang relatif stabil dan bisa menjalani rawat jalan,” kata Darmadji
Lebih lanjut Darmadji menuturkan, terkait rasa tidak puas mengenai pelayanan rumah sakitnya, pihaknya tidak menyalahkan siapa pun. Menurutnya keluhan atau komplain mengenai pelayanan merupakan suatu masukan yang berharga.
“Kita akan telusuri yang menjadi permasalahannya, dan kita akan berupaya untuk memperbaikinya,” imbuhnya.
Manager Divisi Pelayanan RS Mitra Idaman dr. Rosita yang turut hadir dalam pertemuan tersebut mengatakan, berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dokter jaga pasien tidak perlu rawat inap.
Dirinya meluruskan kabar yang beredar mengenai pemeriksaan yang dilakukan dokter jaga hanya berupa pengukuran tensi. Menurutnya pemeriksaan yang dilakukan sudah sesuai SOP meliputi pemeriksaan fisik, nadi, suhu tubuh, dan bertanya langsung kepada pasien mengenai keluhan yang dirasakan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, dokter jaga menyimpulkan bahwa pasien tidak perlu menjalani rawat inap. Dokter juga telah menyiapkan obat yang sudah disiapkan dibagian farmasi, namun oleh pasien obat tersebut tidak diambil.
Menanggapi hasil uji lab yang dikeluarkan PKU Muhammadiyah dr. Rosita menuturkan, dari hasil uji lab yang di posting terlihat trombositnya masih sekitar 155, angka tersebut masih relatif aman. Berdasarkan medis DBD terjadi apabila jumlah trombosit dibawah 150.
Menanggapi postingan yang dianggap corona oleh pihak RS, dr. Rosita menyampaikan saat ini pihak MI sudah tidak lagi menerapkan screening covid bagi pasien yang berobat. Pemeriksaan screening dilakukan hanya pada pasien dengan kasus tertentu saja.
“Tidak benar kalau ada anggapan pasien dicovidkan, karena kami tahu bagaimana SOP yang harus dilakukan baik screening bagi pasien yang bergejala covid maupun bukan,” ucapnya.
Perihal ramainya komentar beragam di postingan tersebut, dr. Rosita berharap dengan terjadinya masalah ini akan menjadi sebuah masukan dalam pelayanan.
Dirinya berharap apabila di kemudian hari terjadi hal seperti ini lagi, para pasien bisa dapat langsung meminta klarifikasi ke pihak rumah sakit sebelum memposting ke media sosial.
Editor : Maji