Home / Ads

Usia 100 Tahun, Mak Kiyah Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot

Sabtu, 2 November 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mak Kiyah. Foto-foto: dara.co.id/Purwanda

Mak Kiyah. Foto-foto: dara.co.id/Purwanda

Tak banyak yang ia inginkan, selain merasakan tidur di kasur empuk dengan rumah yang tidak bocor saat hujan, bebas debu, dan tidak sumpek. Itulah keinginan nenek berusia 100 tahun itu. Dia masih bertahan hidup tanpa uluran tangan pemerintah.

 

 

MENJALANI kehidupan yang layak dan nyaman di usia senja sudah menjadi harapan atau keinginan setiap orang. Tapi kenyataannya tak begitu bagi Mak Kiyah, ia justru harus melewati usia senjanya dengan segala kekurangan dan keterbatasan.

Dengan menempati rumah tidak layak huni (Rutilahu) di Kampung Baru Kupa RT 5/3, Desa Sukatani, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Mak Kiyah yang kini berusia 100 tahun itu harus melewati usia senjanya hanya sebatang kara.

Hanya belas kasihan tetangga yang kini dapat menyambung hidupnya untuk sekadar mendapatkan makan sehari-hari. Karena, fisiknya yang jompo tak memungkinkan Mak Kiyah dapat bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Mak Kiyah hidup sebatang kara sejak ditinggal suaminya meninggal dunia sekitar 25 tahun lalu. Tak banyak yang dapat di lakukan wanita renta itu, selain mengharapkan belas kasihan masyarakat sekitar.

 

“Tos teu tiasa barangdamel, kukupingan oge ayeuna mah tos kurang. Kieu we di saung. (Sudah tidak bisa bekerja, pendengaran juga sudah kurang baik. Begini saja diam di rumah),” kata Mak Kiyah, saat disambangi di kediamannya, Sabtu (2/11/2019).

Meskipun kehidupan Mak Kiyah sangat memperihatinkan, tak sedikit pun bantuan pemerintah untuk warga miskin diterima dan dirasakannya. Di rumah reyot berukuran 3×5 meter  yang berada tepat di tengah perkebunan tomat, nenek renta itu hanya dapat menghabiskan waktu kesehariannya.

Dengan hanya duduk  di sebuah dipan kayu yang lapuk. Jaring laba-laba yang memenuhi setiap sudut rungan dan langit-langit kamar yang juga sudah bolong, seakan-akan ingin menemaninya.

Di penghujung usianya, tidak banyak harapan yang disampaikan wanita renta itu. Dia hanya ingin merasakan tidur di kasur empuk, dengan rumah yang tidak bocor saat hujan, bebas debu, dan tidak sumpek.***

Wartawan: Purwanda | Editor: Ayi Kusmawan

Berita Terkait

Simak Nih, Pandangan Umum Fraksi di Paripurna DPRD Kota Sukabumi
DKUKM Tampil Semangat dalam Ajang Disbudpora Fun Mini Soccer Cup 2025
DPRD Kabupaten Sukabumi Mengucapkan Selamat Menjalankan Ibadah Puasa, Ramadan 1446 H/Maret 2025
Investor Gathering 2025: Pos Indonesia & Pos Properti Hadirkan Aset Potensial untuk Investasi
FGD Evaluasi Sampah Citarum, Mitigasi Harus dari Level Rumatangga
Simak Nih, 16 Artis dalam Pembagian Komisi AKD DPR RI, Ahmad Dhani dan Once di Komisi X
“свободное Зеркало Мостбет и Сегодня Актуальный Доступ К Сайту Mosbe
Mostbet Online Мостбет Официальный Сайт Букмекерской Компании И Казин

Berita Terkait

Selasa, 5 Agustus 2025 - 20:16 WIB

Simak Nih, Pandangan Umum Fraksi di Paripurna DPRD Kota Sukabumi

Jumat, 11 Juli 2025 - 20:11 WIB

DKUKM Tampil Semangat dalam Ajang Disbudpora Fun Mini Soccer Cup 2025

Jumat, 28 Februari 2025 - 13:50 WIB

DPRD Kabupaten Sukabumi Mengucapkan Selamat Menjalankan Ibadah Puasa, Ramadan 1446 H/Maret 2025

Sabtu, 22 Februari 2025 - 16:11 WIB

Investor Gathering 2025: Pos Indonesia & Pos Properti Hadirkan Aset Potensial untuk Investasi

Rabu, 13 November 2024 - 10:12 WIB

FGD Evaluasi Sampah Citarum, Mitigasi Harus dari Level Rumatangga

Berita Terbaru