Urusan ketenagakerjaan, hingga kini menjadi isu menarik dengan berbagai persoalannya yang cukup klasik.
DARA | Salah satunya tentang masih tingginya angka pengangguran, yang berdampak pada persoalan lainnya.
Pemerintah telah mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang siap pakai di dunia kerja dengan mendirikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Namun upaya tersebut belum bisa mengurangi angka pengangguran lantaran lapangan pekerjaan masih terbatas.
Hal inipun menjadi bahasan diskusi dalam Forum Kolaborasi Transformasi Ketenagakerjaan Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang diselenggarakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) KBB di Aula BBPMP Jalan Raya Cangkorah-Batujajar, Kamis (25/7/2025).
Kepala Disnakertrans KBB, Hasanudin mengatakan, diskusi menyangkut ketenagakerjaan tersebut, merupakan upaya pihaknya dalam memecahkan persoalan yang selama ini membelit urusan ketenagakerjaan.
“Persoalan ketenagakerjaan tidak bisa diselesaikan hanya oleh Disnakertrans saja. Akan tetapi perlu ada kolaborasi yang baik dengan semua stackeholder. Semoga saja (setelah acara ini) ada solusi, yang bisa memecahkan persoalan-persoalan itu,” ujarnya.
Hasan menyebutkan, serba kompleknya persoalan yang dihadapi tentang ketenagakerjaan, terutama menyangkut masih tingginya angka pengangguran disebabkan oleh beberapa faktor.
Pertama, tidak seimbangnya antara lapangan kerja dengan jumlah pencari kerja. Kedua, tidak ada link and mach, antara dunia usaha, dunia industri dengan dunia pendidikan.
Persoalan ketiga, masih rendahnya tingkat pendidikan masyarakat. Rata-rata pendidikan penduduk KBB, lulusan setingkat SMP.
Keempat, masalah klasik yakni menyangkut masih minimnya anggaran, baik yang bersumber dari Kementerian, provinsi maupun tingkat kota/ kabupaten.
Lebih jelasnya, Hasan menyoroti lebih dalam tentang persoalan tidak link and mach antara dunia usaha dengan dunia pendidikan.
Menurutnya, pencetakan SDM melalui pendidikan formal di SMK, belum sebanding dengan lapangan pekerjaan di dunia industri.
Ia juga mengupas tentang kekhususan jurusan SMK yang menurutnya masih kurang relevan dengan kebutuhan dunia kerja.
“Menurut saya paling dibutuhkan adalah jurusan bahasa (bahasa asing). Sedangkan yang saya ketahui, tidak ada SMK dengan jurusan bahasa,” katanya.
Ketua Forum komunikasi Jejaring Pemagangan (FKJP) Mochamad Ilyas berpendapat, menyambut baik apabila tercipta kolaborasi berbagai pihak dalam memecahkan persoalan ketenagakerjaan.
“Selama ini persoalan yang hadapi dalam dunia kerja, masih belum maching antara Pemerintah, dunia industri dan pihak lainnya. Kalau sudah mach, mudah-mudah saja peluang kerja terbuka lebar,” tuturnya.
Sementara, Kepala Bidang Pelatihan, Produktivitas, Penempatan Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (P3TKT) pada Disnakertrans KBB, Dewi Andani menyebutkan, pihaknya mengundang berbagai leading sektor antara lain sejumlah Kepala SMK, KADIN, sejumlah pengusaha, FKJP, serta aktivis lainnya.
Nara sumber yang dihadirkan di acara tersebut adalah Dr. Yayat Sudaryat, M.Pd dari Yayasan Al-Wahid, Dr. Jamisten Situmorang, M.Pd, Drs.Mansyursyah, Dip.Ed (Yayasan Al-Wahid), Prof. Dr.Ir.Abdurohkman Fintings, M.Pd, M.Si, Ph.D (Unla) dengan moderator kahot Drs. Rukman Heryana, MM atau kerap dipanggil Aki Rukman.
“Kita juga menghadirkan para nara sumber yang kompetem di bidangnya,” ujarnya.***
Editor: denkur