DARA| Irak – Delapan puluh persen anak-anak Irak mengalami kekerasan baik di rumah maupun di sekolah. Bahkan, terancam putus sekolah. Demikian hasil survei The United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF) yang dikutip Middle East Monitor, Selasa (20/11/2018).
UNICEF juga merilis 92 persen anak-anak di Irak terdaftar di sekolah dasar. Namun hanya separuh dari anak-anak miskin di Irak yang bisa lulus. “Kesenjangan melebar di sekolah menengah atas. Hanya seperempat anak-anak yang berasal dari keluarga miskin, lulus. Sementara anak-anak dari latar belakang yang lebih kaya bisa lulus hingga tiga perempatnya,” tulis UNICEF.
Selain itu 50 persen dari seluruh sekolah umum harus direhabilitasi, dan satu dari tiga sekolah menjalankan sistem gilir, mengatur waktu belajar anak-anak dalam beberapa shift.
Atas dasar itu UNICEF mendesak pemerintah Irak untuk serius membangun pendidikan bagi anak-anak yang terkena dampak konflik dan kemiskinan, termasuk menghentikan segala bentuk kekerasan terhadap anak-anak.
Sejak dilanda perang dengan Amerika dan sekutunya, penduduk Irak hidup dalam penderitaan. Diperparah, beberapa tahun terakhir juga perang melawan ISIS (2014 hingga 2017). Mengakibatkan sejumlah besar gedung sekolah hancur. Setidaknya membutuhkan 20.000 gedung sekolah baru pada tahun 2020.
Menurut angka resmi yang dikeluarkan oleh Kementerian Perencanaan Irak pada bulan Oktober, ada 15.150.428 orang Irak di bawah usia 15 tahun, mewakili 45 persen dari total penduduk negara itu.***
Editor: denkur