Ukraina Desak Sekutunya Perberat Sanksi untuk Rusia

Sabtu, 8 Desember 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi Kompas

Ilustrasi Kompas

DARA| JAKARTA – Rusia hingga saat ini tidak memulangkan tiga kapal Ukraina dan sejumlah pelautnya pasca insiden di Selat Kirch, Laut Azov. Atas dasar itu, Ukraina mendesak sekutunya di Blok Barat dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) memperberat sanksi bagi Rusia.

Desakan itu terlontar dalam pertemuan darurat menteri luar negeri negara anggota Organisasi Keamanan dan Kerja Sama Eropa (OSCE). Menteri Luar Negeri Ukraina Pavlo Klimkin mengatakan, ini masalah mendesak, sehingga harus segera menanggapi dan mengonsolidasikan respons internasional. “Deklarasi saja tidak cukup, harus ada aksi.

Para menteri negara Barat juga menuntut Rusia segera membebaskan para pelaut Ukraina yang masih ditahan akibat insiden itu. “Agresi Rusia adalah sebuah bentuk kesalahan perhitungan,” kata Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk urusan Eropa dan Eurasia, Wess Mitchell.
“Insiden ini memperkuat tekad negara Barat untuk mempertahankan sanksi terhadap Rusia. Sudah waktunya bagi Rusia untuk memikirkan kembali pendekatannya ini.”
Menteri Luar Negeri Kanada, Chrystia Freeland, juga menyuarakan dukungan terhadap Ukraina.
“Pencaplokan ilegal Rusia atas Krimea, keterlibatan langsungnya dalam konflik di Donbass, dan sekarang tindakan ilegalnya menargetkan para pelaut serta kapal Ukraina tidak dapat diterima masyarakat internasional,” kata Freeland.
Menlu Rusia Sergei Lavrov turut hadir dalam rapat OSCE itu. Namun, Lavrov hanya bergeming setelah mendengar kecaman dari negara-negara Barat tersebut. Dia malah menyalahkan Ukraina dan sekutunya yang memicu ketegangan dengan Rusia. 
“Berjuang untuk dominasi, sekelompok kecil negara menggunakan pemerasan, tekanan, dan ancaman,” kata Lavrov dalam pertemuan itu.

“Kiev (bebas) dari sanksi apa pun, terlindungi oleh sponsor negara Barat, yang membenarkan semua tindakan keterlaluannya.”
Hubungan Ukraina dan Rusia kembali memanas setelah kapal kedua negara berseteru di Selat Kerch pada 25 November lalu. 
Kapal penjaga pantai Rusia sempat melepaskan tembakan ke arah kapal militerUkraina hingga melukai sejumlah pelaut. Rusia menyatakan manuver itu dilakukanlantaran kapal Ukraina disebut berkeras melintasi perairan itu dan mengabaikanperingatan.
Hanya saja menurut Ukraina, Rusia menembaki kapal-kapalnya setelah merekamemutuskan untuk memutar balik keluar dari perairan itu.
Ukraina meminta bantuan Barat memperberat sanksi sebagai bentuk hukuman Rusiaterkait agresinya tersebut.
Sejak 2014, Amerika Serikat dan Uni Eropa telah memberlakukan sanksi bagiRusia. Sanksi itu dijatuhkan Barat menyusul pencaplokan Semenanjung Krimea olehRusia.
Sejak itu, bentrokan terus terjadi antara pasukan Ukraina dan separatis yangdidukung Rusia di wilayah Donbass, sebelah timur Ukraina. Bentrokan itu hinggakini telah menewaskan lebih dari 10 ribu orang.
Pertempuran berakhir dengan kesepakatan gencatan senjata pada 2015 lalu, meskibentrokan kecil masih sering terjadi.

Konfrontasi kapal angkatan laut kedua negara pada Oktober lalu pun dianggap semakin memperkeruh perselisihan antara Ukraina-Rusia dan Rusia-Blok Barat. ***

Editor: denkur

Berita ini pernah ditayangkan CNNIndonesia

Berita Terkait

Perang Iran–Israel: Ancaman Strategic Miscalculation dan Potensi Tragedi Global
Satu Abad Pers Revolusioner Vietnam: Wartawan Juga Prajurit
KRI Bung Tomo-357 Singgah di Sri Lanka Menuju Latihan Multinasional AMAN-25
Polri dan RCMP Perkuat Kerja Sama, Tingkatkan Kapasitas Lawan Kejahatan Transnasional
Menlu RI : Inovasi dan Digitalisasi Harus Jadi Penggerak Ekonomi Formal dan Global di Kawasan
Indonesia Kembali Ikuti Bursa Pariwisata di London Perkuat Capaian Kunjungan Wisman
Dua Bulan Terakhir Serangan Israel ke Libanon Menewaskan 85 Petugas Medis
Pilpres AS, Joe Biden Mundur, Dukungan Beralih Buat Kamala Harris, Donald Trump Berkoar Begini

Berita Terkait

Minggu, 22 Juni 2025 - 17:53 WIB

Perang Iran–Israel: Ancaman Strategic Miscalculation dan Potensi Tragedi Global

Jumat, 20 Juni 2025 - 09:52 WIB

Satu Abad Pers Revolusioner Vietnam: Wartawan Juga Prajurit

Minggu, 2 Februari 2025 - 15:47 WIB

KRI Bung Tomo-357 Singgah di Sri Lanka Menuju Latihan Multinasional AMAN-25

Rabu, 4 Desember 2024 - 14:35 WIB

Polri dan RCMP Perkuat Kerja Sama, Tingkatkan Kapasitas Lawan Kejahatan Transnasional

Jumat, 15 November 2024 - 15:35 WIB

Menlu RI : Inovasi dan Digitalisasi Harus Jadi Penggerak Ekonomi Formal dan Global di Kawasan

Berita Terbaru

CATATAN

PUING GAZA “Bias Kognitif” Israel ke Hamas

Rabu, 16 Jul 2025 - 17:57 WIB