DARA|JAKARTA – Pekerjaan paling enak adalah anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Begitu kata Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo dalam konferensi pers Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) di Jakarta, Selasa (4/12). “Jokenya, pekerjaan yang paling enak di dunia, itu anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Di dunia loh bukan di Indonesia,” ujarnya.
Alsannya, kata Tjahjo Kumaolo, anggota DPR pekerjaannya tidak terlalu sulit. anggota DPR bisa meneriaki dan memaki-maki siapapun mulai dari pemerintah hingga Komisi Pemberantasan Korupsi. Bahkan, bisa tidak datang dalam sidang maupun rapat, tapi tetap mendapat gaji.
“Gajinya tinggi, saya ngalamin gaji DPR mulai masuk pertama Rp980 ribu, dolar masih Rp2 ribu waktu itu. Sampai saya pensiun 2014 anggota DPR, mohon maaf ya sudah hampir Rp260 juta dengan uang tunjangan,” ujarnya.
Sementara itu di tempat terpisah, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang mengatakan DPR hendaknya menyusun ukuran performa kerja atau Key Performance Indicator (KPI) bagi para anggotanya.
Saut mengatakan itu terkait munculnya wacana DPR tidak usah digaji jika tidak menghasilkan undang-undang.
Menurut Saut KPI berguna untuk menilai apakah seorang anggota dewan tersebut sudah bekerja sesuai standar atau tidak. “KPI setiap anggota harus dinilai detail. Misal, hari ini jam 14.00 WIB ngerjain apa. Harus detail,” ujarnya.
Kinerja DPR, kata Saut, menentukan Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia. Salah satu lembaga internasional yang menilai IPK itu yakni Varieties of Democracy (V-Dem). Indikator V-Dem dalam menentukan IPK Indonesia, dikatakan Saut, salah satunya ialah bagaimana Indonesia menyelenggarakan demokrasi.***
Editor; denkur