DARA | BANDUNG – Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung, Jawa Barat sejak Rabu (10/7/2019) malam, menerjunkan tim ke Sungai Cipamokolan. Tim dari Pembinaan Pengawasan dan Pengendalian (Binwasdal) menyusuri pertemuan Sugai Cikiley dan Sungai Cipamokolan.
Kepala Bidang Binwasdal DLHK Kota Bandung, Lita Endang, menuturkan, dari hasil pemantauan di lapangan disinyalir bau tidak sedap yang ditimbulkan tersebut adalah sedimentasi sungai akibat limbah rumah tangga. “Bau dan kotornya juga hanya sekitar 200 meter dari terjunan. Setelah ditelusuri sepanjang Sungai Cipamokolan, terdapat beberapa buangan domestik (dari rumah warga) yang langsung dibuang ke sepanjang Sungai Cipamokolan,” kata Lita, kemarin, dilansir humas.bandung.go.id.
Lita mengungkapkan, saat musim kemarau ketinggian air praktis menurun. Sehingga membuat sedimen dari limbah rumah tangga semakin dangkal dan baunya muncul ke permukaan.
Terlebih lokasinya di dekat bendungan sehingga sedimen semakin tertahan. Informasi di lapangan, bendungan di Sungai Cipamokolan tersebut sudah cukup lama ditutup.
Airnya digunakan untuk mengairi sawah yang berada di sekitar aliran sungai. “Dan di pas bendungan itu airnya tidak mengalir sudah dua mingggu tidak dibuka. Kalau musim hujan tidak seperti ini karena airnya terus mengalir,” ujarnya.
Lita menambahkan, buih yang muncul juga akibat pintu irigasi yang baru dibuka dan menghasilkan terjunan air. Ia menegaskan, selama ini pengawasan terhadap industri di aliran sungai tersebut dilakukan sangat ketat.
Pihaknya juga telah bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) untuk mengawasi pengelolaan limbah cair di dua pabrik. Selain menerjunkan tim ke lapangan, DLHK Kota Bandung juga sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk menangani persoalan di sungai dan mengantisipasi dampak lainnya.***
Editor: Ayi Kusmawan