DARA | CIMENYAN – Generasi muda Indonesia saat ini dihadapkan pada tantangan. Tantangan itu di antaranya globalisasi dan kemajuan teknologi serta ancaman diintegrasi bangsa.
Kepala Kesbangpol Kabupaten Bandung H Iman Irianto S sos Map menyatakan itu pada pmbukaan Saresehan Wawasan Kebangsaan dan Peranan Generasi Muda dalam Rangka Meningkatkan Solideritas Sosial di Aula Sekolah Tinggi Analis Cimenyan Kabupaten Bandung Selasa (30/4/2019).
Dari sisi kesejarahan Indonesia di abad ke 7 berdiri kerajaan Sriwijaya dengam cakupan luas wilayah sampai ke Kamboja Laos, dan menguasi lautan Cina Selatan. Lantas lanjut Iman tujuh abad kemudian berdiri Kerajaan Majapahit di daerah Trowulan dengan wilayah kekuasaan meliputi sampai negara negara Asean sekarang.
Memurut Iman baik sriwijaya maupun majapahit berkuasa hanya 110 tahun Majapahit runtuh kemudian berdiri kerajaan kerajaan kecil.
Mengutip berbagai sumber literatur Iman, menybutkan antara kejayaan Sriwijaya dan Majapahit terpaut tujuh abad. Siklus ini sempat dikaji menurut Iman oleh badan inteljen Israel Mosad.
Banyak yang memprediksi Indonesia akan mendapat goyangan keras dalam soal integrasi bangsa. “Jadi kalau merujuk siklus abad tersebut, ya di abad 21 ini ancaman disintegrasi bangsa itu ada,” kata Iman.
Tantangan disintegrasi bangsa ini menurut Iman harus ditaklukan. Caranya seluruh kompnen bangsa harus berkometmen pada pondasi yang sudah dipancangkan oleh para pendiri bangsa ini, yaitu Panca Sila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.
Berkaca dari sejarah Majapahit dan Sriwijaya runtuhnya lanjut Iman, kedua negara tersebut akibat perpecahan dari dalam. Maka menurut Iman, agar tidak terjadi perpecahan dan NKRI tetap ada seluruh generasi muda harus mempertahankan empat point tadi.
Tantangan kebangsaan lainya disebutkan Iman, adanya peristiwa yang merongrong kedaulatan NKRI. Ini muncul, menurut Iman sejak Indonesia baru merdeka tiga tahun, yaitu peristiwa pemberontakan PKI Madiun tahun 1948. Kemudian disusul dengan pemberontakan lainya seperti adanya ronrongan DI/TII, PRRI dan peristiwa penghianatan PKI di tahun 1965. “Kemudian PKI dibubarkan oleh Presiden Soeharto,” kata Iman.
Ancaman disintegrasi bangsa inipun saat ini kata Iman masih terjadi dengan adanya KKB di Papua dan GAM di Aceh. Dengan kata lain lanjut Iman, ancaman dari radikal kiri dan radikal kanan saat ini masih ada.
Karena itu, seluruh komponen bangsa disebutkan Iman harus kembali pada empat poin yang menjadi landasan kenapa bangsa Indonesia itu ada.
Kegiatan sarehan tersebut diikuti oleh tak kurang dari 100 orang dari unsur , organisasi masa dan organisasi kepemudaan seperti Pemuda Pancasila, KNPI.Nara sumber yang hadir di saresehan itu diantaranya dari Perguruan Tinggi Universitas Nurtanio Maman Suherman, Kodim Bandung, Polres Bandung, Lanud Sulaeman dan praktisi organisasi serta Kesbangpol Jabar.***