DARA | MOSKOW – Seorang wanita penghibur asal Belarusia, Anastasia Vashukevich mengklaim bahwa ia tahu rahasia kemenangan Donald Trump dalam pilpres Amerika Serikat 2016 lalu.
Otoritas Rusia Kamis kemarin, (17/1/2019) menangkap Anastasia bersama kelompoknya di Moskow. Setelah pekan lalu dideportasi dari Thailand. Lalu, kepentingan Anastasia dan kelompoknya berada di Thailand adalah menggelar ‘seminar seks’ tahun lalu.
Dilansir AFP, Jumat (18/1/2019), menurut saksi mata, empat polisi berpakaian preman ‘menjemput’ Vashukevich dan Kirillov saat mereka tiba di terminal kedatangan Bandara Sheremetyevo. Tidak diketahui pasti mengapa Vashukevich dan Krillov yang warga negara Belarusia itu turun di Rusia.
Seorang saksi mata, Kristina yang menyebut diri sebagai istri Kirillov menuturkan, Vashukevich dan Kirillov sempat meminta penjelasan soal ‘mengapa mereka ditahan’ kepada petugas yang menjemput mereka.
Kristina menyatakan para petugas itu menjawab bahwa kelompok itu ditangkap karena diduga melakukan perekrutan untuk prostitusi, sebuah tindak pidana dengan ancaman maksimum enam tahun penjara.
Dalam keterangan terpisah, sumber otoritas penegak hukum Rusia menuturkan kepada kantor berita TASS bahwa empat orang yang ditahan, termasuk Vashukevich dan Kirillov, diduga terlibat praktik perekrutan prostitusi.
Nama Vashukevich mencuat setelah dia ditangkap di Pattaya, Thailand pada Februari 2018. Usai ditangkap, dia mengaku memiliki rekaman audio berdurasi beberapa jam, yang diklaim bisa memberi titik terang soal dugaan keterkaitan para pejabat Rusia dengan terpilihnya Trump dalam pilpres AS tahun 2016.
Vashukevich mengklaim punya bukti berupa rekaman percakapan yang menunjukkan intervensi Rusia dalam pilpres AS, melalui seorang miliarder Rusia bernama Oleg Deripaska. Vashukevich juga mengaku pernah menjadi wanita simpanan Deripaska. Klaim ini telah dibantah oleh pihak Deripaska.
Diketahui bahwa Deripaska menjadi salah satu subjek intrik politik di AS karena kedekatannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Deripaska merupakan bekas rekan bisnis Paul Manafort, mantan ketua tim kampanye Trump yang kini terjerat berbagai kasus pidana. Manafort diketahui pernah bekerja untuk Deripaska dengan membantu investasi dan menjadi konsultannya, sekitar satu dekade lalu.
Badan-badan intelijen AS telah menyimpulkan bahwa Rusia mencampuri pilpres 2016 untuk mendorong kesempatan menang Trump. Otoritas Rusia telah berulang kali membantah hal itu. Trump juga menegaskan tidak ada intervensi maupun kolusi dengan Rusia.
Vashukevich menawarkan untuk merilis rekaman audio itu sebagai imbalan atas suaka dari AS. Namun nyatanya, rekaman audio itu tidak pernah dirilis. Dilansir detikcom. ***
Editor: denkur