“Stoknya habis. Untuk stok yang di Dinkes Cianjur sekarang sudah habis didistribusikan ke puskesmas dan tes pasien ODP, PDP, dan orang dengan risiko tinggi,” ujar Yusman kepada wartawan, Senin (27/4/2020).
DARA | CIANJUR– Stok alat rapid test Covid-19 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat kosong. Padahal alat itu dinilai sangat penting untuk melakukan deteksi dini seseorang terpapar atau tidak Covid-19.
Juru Bicara Pusat Informasi dan Kordinasi Covid-19 Cianjur, dr Yusman Faisal, mengatakan, stok rapid test sebanyak 2.400 buah, yang tertima secara bertahap dari Pemprov Jabar kini sudah habis.
“Stoknya habis. Untuk stok yang di Dinkes Cianjur sekarang sudah habis didistribusikan ke puskesmas dan tes pasien ODP, PDP, dan orang dengan risiko tinggi,” ujar Yusman kepada wartawan, Senin (27/4/2020).
Yusman mengaku, pada pekan lalu sudah berencana berangkat ke Pemprov untuk meminta tambahan stok rapid test, tetapi ditolak lantaran stok di provinsi yang juga belum ada.
“Pekan kemarin mau diambil ke Bandung, tapi ditolak. Katanya belum ada stok di provinsi juga. Hari ini kami akan coba lagi, dan terus pantau sehingga ketika stok ada bisa langsung diminta untuk Cianjur,” tuturnya.
Yusman mengatakan, rapid test sangat dibutuhkan untuk melacak kasus penyebaran Covid-19 di Cianjur pasca ditemukannya pasien positif. Meskipun penelurusan bisa dilakukan, tetapi akan kurang efektif tanpa dilengkapi alat uji.
“Tanpa rapid test itu seperti hanya ngobrol, meskipun rapid itu tidak sempurna hasilnya tapi ada senjata untuk deteksi dini. Makanya kami harap rapid test untuk Cianjur bisa segera ditambah,” tuturnya.
Di sisi lain, Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengatakan, untuk mencegah kekurangan stok rapid test lantaran ketersediaan dari provinsi yang juga terbatas, Pemkab Cianjur berencana melakukan pengadaan sendiri.
“Segera kami akan alokasikan dari dana tanggap darurat Covid-19 itu untuk pembelian rapid test. Supaya bisa dilakukan pemetaan dan deteksi dini penyebaran Corona di Cianjur,” tandas Herman.
Editor : Maji