Pasar luar negerilah yang menjadi usahanya berkembang. Kerajinan bambu produk Inabamboo, banyak diminati warga asing.
DARA| BANDUNG- Indonesia Bamboo Community (Inabamboo), salah satu komunitas pengrajin bambu ikut merasakan betapa sulitnya bertahan di masa pandemi Covid-19. Lima bulan pertama, sejak wabah ini menyerang, tepatnya dimulai Maret 2019, Inabamboo terkena imbasnya.
Ketua Komunitas Inabamboo, Adang Muhidin mengaku selama itu pula Inabamboo tidak produksi. Hanya menjual produk-produk yang ada saja, untuk memenuhi kebutuhan hidup 30 personelnya.
“Sejak pandemi sampai sekarang, kita tidak lagi ke luar negeri (pameran produk). Ya, otomatis tidak ada lagi pesanan barang, bahkan yang adapun banyak dicancel,” beber Adang, disela-sela Pameran UMKM, Triathlon di sekitar Lapang Golf Kotabaru Parahyangan, Padalarang, KBB, Minggu (14/3/2021).
Ditegaskan Adang, pasar luar negerilah yang menjadi usahanya berkembang. Kerajinan bambu produk Inabamboo, banyak diminati warga asing.
Akhirnya, ia merubah strategi dengan berkeliling di dalam negeri sejak Oktober 2019. Itupun masih terbatas karena, pasar yang ia kejar dalam even-even tertentu saja seperti workshop.
Biasanya dalam kondisi normal, melalui gelar produk, pihaknya mendapat banyak pesanan seperti bingkisan souvenir. Sayangnya, disaat pandemi gelaran produk nyaris tidak ada lagi.
“Makanya, sekarang kita mengincar workshop saja. Karena itu salah satu harapan kebangkitan produksi kita,” ungkapnya.
Mulai tahun 2021, celah-celah usahanya mulai menyeruak. Pesananpun mulai ada, seperti kerajinan buat souvenir sebagai efek dari workshop yang ia lakukan selama ini.
Kata Adang dari 28 varian produk kerajinan bambu yang dinamai Virageawie ini, paling laku tumbler. Untuk memenuhi kebutuhan pesanan, setiap harinya bisa memproduk 30 tumbler.
Biasanya tumbler ini, dipesan untuk dijadikan souvenir dalam kegiatan seremonial atau bingkisan. “Alhamdulillah, saat inipun kita sudah mendapat pesanan 2.000 pcs dari BRI. Mudah-mudahan saja, barang lainnya juga ada pesanan lagi,” ucap Adang.
Virageawie, memproduksi berbagai kerajinan bambu sejak tahun 2011. Produknya mulai barang-barang kecil, seperti arloji, sepeda dibalut bambu, hingga alat-alat musik.
Keunikan kerajinan bambu Viragawie inilah, yang menjadikan mereka bisa melanglang buana ke sejumlah negara. Malaysia, Jerman, Rumania, Taiwan, Jepang dan India merupakan negara, tempat melancong mereka.
“Biasanya, dalam setahun kita bisa dua atau tiga kali ke luar negeri (pameran). Mudah-mudahan saja, pandemi selesai, kondisi negarapun normal kembali. Biar kita bisa keliling negara lain lagi,” harap pria berambut gondrong.
Editor : Maji