Pertamina agar menunda dulu kebijakan itu.
DARA | Diberlakukannya kebijakan pemerintah pusat terkait penyesuaian ketentuan pendistribusian LPG 3 kg di sub penyaluran per 1 Pebruari 2025, menyebabkan kelangkaan di lapangan si Melon tersebut.
Imas (36), seorang ibu rumah tangga warga Batujajar Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengeluh sulitnya memperoleh si Melon tersebut.
Kalaupun ada, harganya melonjak dari biasanya. “Biasanya saya beli di warung cuma Rp20.000, tiga hari lalu harganya naik jadi Rp28.000. Terpaksa saya beli, karena emang kita butuh. Itupun saya dapat sesudah berkeling-keliling,” ungkap Imas.
Keluhan Imas, bukan satu-satunya yang disampaikan konsumen pengguna si Melon. Banyak warga Bandung Barat mengeluhkan hal yang sama tentang kelangkaan barang yang sangat dibutuhkan masyarakat tersebut.
Menyikapi hal tersebut, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) KBB, Ricky Riyadi menyatakan jika kelangkaan itu merupakan dampak dari surat edaran Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Nomor B.570/MG.05/DJM/2025 pada 20 Januari 2025.
Dalam surat edaran tersebut kata Ricky, terhitung 1 Pebruari 2025, penyaluran LPG tabung 3 kg oleh Sub Penyalur/ Pangkalan LPG 3 kg hanya diperbolehkan disalurkan kepada pengguna langsung.
“Biasanya menyalurkan ke warung-warung, kini sudah tidak bisa ke pengecer. Jadi memang bukan kelangkaan sebetulnya. Masalahnya, (konsumen) harus (beli) ke pangkalan,” ujarnya saat dihubungi Senin (3/2/2025).
Oleh karena itu, pihaknya akan mengajukan permohonan kepada PT Pertamina untuk menunda kebijakan tersebut, sebelum jumlah pangkalan menyebar secara merata.
Selama ini sambung Ricky, keberadaan pangkalan di daerah satu dengan daerah lainnya berbeda. Terutama di daerah terpencil jangkauannya ke konsumen lebih jauh, sehingga diperlukan pangkalan yang mendekatkan ke konsumen.
“Dengan situasi ini, saya akan mengajukan permohonan kepada Pertamina agar menunda dulu kebijakan itu. Kita akan bersurat mengajukan permohonan agar keberadaan pangkalan lebih merata lagi,” tuturnya.
Sekretaris Disperindag KBB, Rakhmat Suryadji menyebutkan jumlah agen LPG 3 kg di wilayah Bandung Barat saat ini 41 agen.
Kemudian agen didistribusikan ke 1.033 pangkalan yang tersebar di 16 Kecamatan melalui 165 desa.
“Alokasi tabung gas elpiji untuk wilayah KBB tahun 2024 saja sebanyak 16.895.667 tabung. Itu untuk disebarkan ke 41 pangkalan,” ujarnya.***
Editor: denkur