Simak Nih, Catatan Diskusi Knowledge and Power: Tinjauan Budaya dan Politik

Jumat, 29 November 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Paramadina Institute menggelar diskusi Kajian Etika dan Peradaban (KEP) ke-33 dengan tema “Pengetahuan dan Kuasa (Knowledge and Power: Tinjauan Budaya dan Politik)”, di Ambhara Hotel, Jakarta pada Kamis (28/11/2024).(Foto: Ist)

Paramadina Institute menggelar diskusi Kajian Etika dan Peradaban (KEP) ke-33 dengan tema “Pengetahuan dan Kuasa (Knowledge and Power: Tinjauan Budaya dan Politik)”, di Ambhara Hotel, Jakarta pada Kamis (28/11/2024).(Foto: Ist)

Pengetahuan dan kuasa adalah entitas yang saling terkait erat.

DARA| Paramadina Institute of Ethics and Civilization (PIEC), bekerjasama dengan Yayasan Persada Hati dan Maha Indonesia, menyelenggarakan Kajian Etika dan Peradaban (KEP) ke-33 dengan tema “Pengetahuan dan Kuasa (Knowledge and Power: Tinjauan Budaya dan Politik)”. Acara ini berlangsung di Ambhara Hotel, Jakarta pada Kamis (28/11/2024).

Dosen Paramadina Graduate School of Islamic Studies, Universitas Paramadina, Dr. Husain Heriyanto memaparkan pengetahuan dan kuasa adalah entitas yang saling terkait erat.

Namun, ia menyoroti “occidental errors of epistemology” yang dikritisi oleh Gregory Bateson, yakni kerangka epistemologi Barat modern yang didorong oleh keinginan untuk mengontrol, yang dinilai sebagai patologi berbahaya.

“Bateson menekankan manusia hanyalah bagian kecil dari sistem yang lebih besar, sehingga kontrol penuh terhadap keseluruhan adalah hal yang mustahil” tutur Dr. Husain.

Dr. Husain melihat dari pendekatan berbasis epistemologi sosial, ekologi pengetahuan, dan kajian budaya (cultural studies) untuk memahami dinamika ini secara lebih menyeluruh.

Dr. Herdi Sahrasad, Dosen Paramadina Graduate School of Islamic Studies, Universitas Paramadina menyoroti bagaimana kolonialisme membentuk relasi antara pengetahuan dan kuasa di Indonesia. Ia mengungkap bahwa kolonialisme sering disamarkan sebagai “pemberian pengetahuan” oleh penjajah, seperti pengenalan infrastruktur modern. Namun, hal ini juga disertai eksploitasi dan penghapusan sejarah lokal.

Ia juga menyinggung peran Amangkurat I yang membantai ribuan ulama untuk memecah belah negara dan agama, serta perlunya generasi muda mengingat sejarah kolonialisme yang terlupakan.

“Indonesia, sebagai negara besar, memiliki potensi menjadi jembatan antara komunitas Sunni dan Syiah, meskipun terdapat resistensi dari berbagai kalangan,” pungkasnya.

Editor: Maji

 

Berita Terkait

Hari Jadi ke=80 Pemprov Jabar, KDM Konsisten Bakal Tindak Pertambangan Ilegal
Jelang HUT ke-80 RI Gasibu Ditutup Sementara, Begini Penjelasannya
Layanan Pengiriman Berpendingin KAI Logistik Tumbuh 16%, Dorong Ketahanan Pangan dan Distribusi Nasional
Bagaimana Gen Z Mempersiapkan Pernikahan?, Simak Nih Hasil Survei Jakpat Berikut
Mulai 18 Agustus, WhatsApp Contact Center Whoosh Berubah Menjadi 0811-8888-111
Akhir 2025, Pengelolaan Sampah di Jabar Tinggalkan Sistem Open Dumping di TPA
Kepala Bappenda Jabar: Proyek BIUTR Kota Bandung Segera Masuk Tahap Lelang
Tiga Pasangan Bukan Suami Istri Terjaring Operasi Yustisi

Berita Terkait

Kamis, 14 Agustus 2025 - 21:13 WIB

Hari Jadi ke=80 Pemprov Jabar, KDM Konsisten Bakal Tindak Pertambangan Ilegal

Kamis, 14 Agustus 2025 - 21:03 WIB

Jelang HUT ke-80 RI Gasibu Ditutup Sementara, Begini Penjelasannya

Kamis, 14 Agustus 2025 - 18:18 WIB

Layanan Pengiriman Berpendingin KAI Logistik Tumbuh 16%, Dorong Ketahanan Pangan dan Distribusi Nasional

Kamis, 14 Agustus 2025 - 11:06 WIB

Bagaimana Gen Z Mempersiapkan Pernikahan?, Simak Nih Hasil Survei Jakpat Berikut

Rabu, 13 Agustus 2025 - 20:42 WIB

Mulai 18 Agustus, WhatsApp Contact Center Whoosh Berubah Menjadi 0811-8888-111

Berita Terbaru

Foto: Istimewa

JABAR

DPRD dan Pemkab Sukabumi Sepakati Penyesuaian APBD 2025

Kamis, 14 Agu 2025 - 18:11 WIB