Pemprov Jabar sangat ingin mengenalkan kepada wisatawan nusantara dan mancanegara agar dapat diterima dan dikenang sebagai tempat yang selalu ingin dikunjungi.
DARA| Masih hangat di ingatan kemeriahan Festival Asia Afrika 2024 di Bandung yang banyak menampilkan pertunjukan menarik. Ternyata, Festival Asia Afrika hanya satu dari puluhan acara menarik di Jawa Barat yang terangkum dalam buku Calender of Event 2024.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Benny Bachtiar mangatakan, tercatat ada 94 acara menarik yang tersebar di wilayah Jawa Barat.
“Provinsi Jawa Barat, yang dilahirkan dengan segala keindahan alam serta keberagaman budaya yang telah menjadi daya tarik yang sudah lama mengakar dan dikenal. Jawa Barat tidak pernah berhenti untuk terus dapat berkembang dan tumbuh menjadi provinsi dengan kekayaan potensi alam, budaya dan sumber daya manusia sebagai aset utama, terutama bagi pertumbuhan sektor pariwisata,” ucap Benny, dikutip Senin (22/7/2024).
Benny menuturkan, dengan segala potensi yang miliki, Pemprov Jabar sangat ingin mengenalkan kepada wisatawan nusantara dan mancanegara agar dapat diterima dan dikenang sebagai tempat yang selalu ingin dikunjungi.
“Melalui potensi ini, kami menyajikan beragam gelaran event serta festival yang akan diselenggarakan sepanjang tahun 2024. Kemeriahan event serta festival dengan skala lokal, nasional bahkan internasional yang telah melalui proses kurasi dengan kriteria 3 C (Creative Value, Commercial Value, CEO Commitment),” paparnya.
Sementara itu Kepala Bidang Pemasaran Disparbud Jabar Chandrawulan memaparkan beberapa acara menarik yang patut dikunjungi.
Pertama, ada acara Seren Taun yang dilaksanakan oleh Kasepuhan Gelaralam, Kabupaten Sukabumi. Dilaksanakan pada tanggal 5-6 Oktober 2024, acara ini merupakan acara penutup tahun Pamakayaan (pertanian) dari setahun prosesi penanaman selama satu tahun, yang menjadi tradisi tiap tahun di Kasepuhan Gelaralam sebagai akhir dari kegiatan pertanian dengan beberapa rangkaian kegiatan diantaranya; Pameran hasil pertanian dan hasil kerajinan, Penampilan seni terbuka.
“Seperti arak-arakan hasil panen dan berbagai jenis kesenian yang ada di Kasepuhan Gelaralam; dan Upacara ritual Ngadiukeun yaitu prosesi memasukan padi kelumbung komunal Si Jimat,” ucapnya.
Bergeser ke Kota Depok, ada even Depok Ethnic Fashion Festival, panggung mode menjadi sorotan utama di mana para desainer lokal dan perancang busana dari komunitas etnis yang berbeda memamerkan karya-karya mereka yang mengagumkan.
Setiap busana dipilih dengan untuk cermat mencerminkan kekayaan sejarah, motif, dan teknik yang khas dari berbagai budaya di Indonesia. Selain parade busana, Depok Ethnic Fashion Festival juga sering kali menampilkan pertunjukan budaya lainnya, seperti tarian tradisional, musik etnis, dan pertunjukan seni lainnya.
“Ini memberikan pengalaman yang mendalam tentang kekayaan budaya yang dimiliki oleh masyarakat Depok dan sekitarnya. Acara akan digelar pada Oktober mendatang,” kata Chandrawulan.
Di Kota Bandung, kembali menghelat Lomba Kereta Peti Sabun yang sempat hilang dalam beberapa dekade ini di indonesia.
“Acara yang muncul pada tahun 1950-an ini kembali hadir. Sehingga masyarakat yang terlibat dalam lomba maupun sekedar menjadi penonton akan antusias dalam menghidupkan kembali kegiatan Bandung Baheula. Acara rencananya digelar 21 Agustus 2024,” tuturnya.
Di Utara Jawa Barat, tepatnya di Kabupaten Kungingan, Tour de Linggarjati, perlombaan sepeda yang mengelilingi daerah Kabupaten Kuningan akan hadir kembali pada September 2024.
Sementara di Indramayu, ada Karnaval Budaya Indramayu. Tahun ini tema yang diusung adalah Indramayu Tangguh, Ekonomi Tumbuh menuju Ketahanan Pangan Mandiri. Dalam rangkaian Karnaval Budaya ini, Pemerintah Daerah berupaya mengangkat minat serta partisipasi masyarakat untuk mengenal Batik Indramayu. Selain Batik, Pemerintah Daerah berusaha memaksimalkan potensi hasil alam yang dimiliki Indramayu, dengan mengadakan Festival Mangga Indramayu.
“Ragam kegiatan ini diselenggarakan dengan tujuan meningkatkan kunjungan wisatawan, pemberdayaan potensi lokal serta memberikan dampak positif terhadap ekonomi, sosial budaya dan lingkungan,” jelas Chandrawulan.
Editor:Maji