Sempat Rusak, Alat Deteksi Dini Tsunami Kembali Dapat Digunakan

Kamis, 1 Oktober 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi EWS (Foto: Tribunnews)

Ilustrasi EWS (Foto: Tribunnews)

Alat deteksi dini atau early warning system (EWS) tsunami yang terpasang di Pantai Selatan Cianjur, Jawa Barat dipastikan kembali berfungsi, setelah sebelumnya sempat rusak.


DARA | CIANJUR – Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Dedi Supriadi, mengatakan dua unit alat EWS yang terpasang di dua titik.

“Alat (EWS) ada dua, semua sekarang sudah berfungsi. Sempat rusak, sudah dilaporkan dan sudah diperbaiki dan kondisinya sudah bagus,” kata Dedi, kepada wartawan, Kamis (1/10/2020).

Dedi mengungkapkan, dua alat deteksi tsunami tersebut terpasang di Pantai Selatan Cianjur dan Kantor BPBD Cianjur.

Terkait dengan hasil riset Institut Teknologi Bandung (ITB) yang menyebutkan potensi mega tsunami dengan gelombang setinggi 20 meter akan melanda Laut Selatan Jawa. Dedi menegaskan itu merupakan hasil kajian.

“Kalau kesiapsiagaan dari sebelum bencana kita juga harus siap siaga dan itu akan diinformasikan melalui kecamatan, kepala desa dan relawan yang ada di setiap desa sepanjang pesisir pantai,” katanya.

Dedi mengungkapkan, saat ini baru ada empat titik kumpul evakuasi di wilayah pesisir pantai selatan Cianjur.

“Baru ada empat titik kumpul, harus di cek kembali. Kita nanti akan survei kembali ke lokasi,” tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat kesulitan mendeteksi potensi tsunami, karena kondisi alat early warning system (EWS) tidak berfungsi dengan baik.

Kepala BPBD Kabupaten Cianjur Dedi Supriadi, mengatakan beberapa tahun lalu, pemerintah pusat memasang dua alat EWS untuk potensi tsunami di pantai selatan Cianjur.

“Cukup sulit untuk melakukan deteksi dini. Meskipun alat ada, tapi tidak berfungsi. Sudah rusak,” kata Dedi kepada wartawan, Jumat (25/9/2020).

Menurutnya status aset yang masih milik pemerintah pusat membuat BPBD Cianjur tidak bisa melakukan perawatan. Akibatnya, BPBD Cianjur kesulitan untuk mendeteksi tsunami.***

Editor: denkur

Berita Terkait

Bupati Cirebon dan Kapolres Gelar Sidak, Tambang Ilegal di Blok Curug Disegel
Polresta Cirebon Segel Tambang Galian C yang Diduga Ilegal di Beber
LPK Berbasis Pesantren Pertama di Cirebon Resmi Dilaunching, Wamen P2MI: Bekal Moral Santri Jadi Nilai Plus di Luar Negeri
Perkuat Karakter Agamis Sejak Dini, Bupati Cirebon Dukung Wajib Belajar Diniyah untuk Siswa SD
Wakil Wali Kota Kunjungi Keluarga Korban Longsor Tambang Ilegal di Argasunya
Hadiri Sidang Paripurna Dewan Bandung Barat, Kang Dedi Disambut Histeris Warga
DPRD Kabupaten Sukabumi Gelar Paripurna dengan Agenda Penyampaian Pandangan Fraksi atas LPJ APBD 2024
Waspada! Nyamuk Malaria tak Kenal Batas Negara
Berita ini 6 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Jumat, 20 Juni 2025 - 10:37 WIB

Bupati Cirebon dan Kapolres Gelar Sidak, Tambang Ilegal di Blok Curug Disegel

Jumat, 20 Juni 2025 - 00:04 WIB

Polresta Cirebon Segel Tambang Galian C yang Diduga Ilegal di Beber

Kamis, 19 Juni 2025 - 23:59 WIB

LPK Berbasis Pesantren Pertama di Cirebon Resmi Dilaunching, Wamen P2MI: Bekal Moral Santri Jadi Nilai Plus di Luar Negeri

Kamis, 19 Juni 2025 - 23:55 WIB

Perkuat Karakter Agamis Sejak Dini, Bupati Cirebon Dukung Wajib Belajar Diniyah untuk Siswa SD

Kamis, 19 Juni 2025 - 21:39 WIB

Hadiri Sidang Paripurna Dewan Bandung Barat, Kang Dedi Disambut Histeris Warga

Berita Terbaru

MANCANEGARA

Satu Abad Pers Revolusionder Vietnam: Wartawan Juga Prajurit

Jumat, 20 Jun 2025 - 09:52 WIB