Seminar Internasional Paramadina: Merawat Toleransi Beragama

Rabu, 14 Juni 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: Ist

Foto: Ist

Intoleransi biasa merupakan sifat alamiah manusia dalam memandang perbedaan sedangkan intoleransi agama merupakan sikap intoleran yang didasari oleh ajaran agama.


DARA | Universitas Paramadina menggelar seminar internasional dengan tema “Merawat Toleransi Beragama”.

Berlangsung di aula Firmanzah Universitas Paramadina, Selasa 13/6/2023.

Seminar ini terselenggara berkat kerjasama Paramadina dengan al-Musthafa International University (Iran) dan STAI Sadra serta didukung oleh Paramadina Graduate School of Islamic Studies dan Asosiasi Aqidah dan Filsafat Islam.

Menghadirkan tiga guru besar sebagai narasumber, yakni Prof Dr Abdul Hadi WM (Universitas Paramadina), Prof Dr Franz Magnis-Suseno (STF Driyarkara), dan Prof Dr Hossein Muttaghi (al-Musthafa International University). Moderator Dr M Subhi-Ibrahim.

Prof Franz Magnis Suseno, menjelaskan mengenai konsep intoleran. Baginya, intoleransi terdiri dari dua bentuk: intoleransi biasa dan intoleransi agama.

“Intoleransi biasa merupakan sifat alamiah manusia dalam memandang perbedaan sedangkan intoleransi agama merupakan sikap intoleran yang didasari oleh ajaran agama.”

Lalu bagi Romo Magnis, sapaan akrab Franz Magnis-Suseno, keragaman agama bisa menjadi berkah sekaligus bencana.

“Kondisi toleransi dan komunikasi antar umat beragama di Indonesia sudah berjalan dengan baik, hal ini mesti dirawat secara terus-menerus dengan menjaga pola komunikasi, seperti saling menghormati, saling berempati dan menempatkan agama sebagai rahmat. Contoh terbaik ialah pertemuan dan dialog Imam Besar Ahmed al Tayeb dengan Paus Fransiskus,” tuturnya.

Lebih lanjut, Romo Magnis menegaskan toleransi bukan Pluralisme agama, sebab pluralisme melahirkan relativisme. Sebaiknya, kita sadari saja perbedaan agama-agama.

Sementara itu Prof Abdul Hadi memaparkan pengalaman dan praktik-praktik toleransi yang telah mandarah-daging dalam berbagai tradisi di nusantara.

“Sungguh pun perilaku-perilaku intoleran atau kekerasan terjadi, hal itu bukan disebabkan oleh ajaran agama, melainkan didorong oleh faktor politik. Sebagai contoh ekspansi kerajaan Mataram Islam ke kerajaan Madura yang notabene-nya sesama muslim,” ujarnya.

Abdul Hadi juga menjenjelaskan identitas agama hadir sebagai gerakan yang radikal sebagai konsekuensi dan respon terhadap kolonialisme Belanda.

Prof Hossein Muttagi mencoba menjelaskan sikap toleransi dan moderasi beragama dengan mengkategorikan tiga kelompok pemikir muslim.

“Pertama, kelompok yang memandang bahwa agama harus menyesuaikan diri dengan kehidupan modern. Kelompok ini dikenal juga dengan kalangan modernis, seperti, Syed Ahmed. Kedua, kelompok yang cenderung kembali ke belakang. Kehidupan modern, bagi mereka, harus sesuai dengan ajaran agama. Kelompok yang memiliki cara pandang seperti ini ialah salafi. Ketiga, kelompok yang menginginkan agama sebagai solusi kehidupan modern,” ujarnya.

“Jika agama tidak mampu mengambil peran itu, maka agama akan ditinggalkan. Pemikir muslim yang berada di sikap ini, yaitu Murtadha Muthahhari dan Nurcholish Madjid. Kedua tokoh ini berpegang tegung pada Islam dan Islam sebagai solusi,” imbuhnya, dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Rabu (14/6/2023).

Seminar yang berlangsung selama 3 jam ini diselenggarakan secara hybrid (daring dan luring) yang dihadiri kalangan civitas akademika Universitas Paramadina dan STAI Sadra serta masyarakat umum lainnya.

Editor: denkur

 

Berita Terkait

BPKH Limited Luncurkan 14 Varian Bumbu Kampoeng untuk Konsumsi Jemaah Haji dan Umrah
Waspada! Badai Matahari Muncul Awal Oktober Ini
Pemprov Jabar Insisiasi Komitmen dan Aksi Bandung Raya Kurangi Sampah ke TPPAS Sarimukti
Kasus Dugaan Korupsi RSUD Palabuhanratu, Polda Jabar Tetapkan Tiga Pejabat Jadi Tersangka
Ahmad Muzani Jadi Ketua MPR Periode 2024-2029, Berikut Daftar 8 Wakilnya
Malam Ini, Persib Mengincar Kemenangan di Negeri Cina
Kenapa Google Doodle Hari Ini Tampilkan Seniman A.T Mahmud, Ini Jawabannya
Terpilih Kembali Jadi Ketua DPR, Begini Isi Pidato Puan Maharani
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 4 Oktober 2024 - 12:03 WIB

BPKH Limited Luncurkan 14 Varian Bumbu Kampoeng untuk Konsumsi Jemaah Haji dan Umrah

Jumat, 4 Oktober 2024 - 11:25 WIB

Waspada! Badai Matahari Muncul Awal Oktober Ini

Jumat, 4 Oktober 2024 - 11:07 WIB

Pemprov Jabar Insisiasi Komitmen dan Aksi Bandung Raya Kurangi Sampah ke TPPAS Sarimukti

Kamis, 3 Oktober 2024 - 17:06 WIB

Kasus Dugaan Korupsi RSUD Palabuhanratu, Polda Jabar Tetapkan Tiga Pejabat Jadi Tersangka

Kamis, 3 Oktober 2024 - 12:48 WIB

Ahmad Muzani Jadi Ketua MPR Periode 2024-2029, Berikut Daftar 8 Wakilnya

Berita Terbaru