Dara| Jakarta – “Harga-harga itu naik turun. Ada yang naik ada yang turun. Saya tidak mau berdebat dengan Pak Presiden mengenai harga-harga,” ujar Sandiaga di kawasan Tanjung Barat, Kamis (8/11/2018).
Calon wakil presiden nomor urut 02 itu, tidak ingin berdebat soal harga komoditas di pasar karena pasti berbeda antara pengamatannya dengan Presiden RI Joko Widodo. Menurutnya, harga di tiap pasar bisa berbeda satu sama lain. Seperti tadi pagi, dia mendengar keluhan harga yang naik oleh pedagang di Pasar Anyar, di Bogor. Bahkan, pasar tersebut terletak tidak jauh tempat Jokowi bekerja.
“Tapi sebagian pasar, kayak tadi di Pasar Anyar yang kalau saya lari dari Pasar Anyar ke Istana Bogor Pak Presiden Jokowi itu kurang dari 10 menit lari. Itu menyatakan harganya mahal,” tambah Sandiaga.
Sandiaga, seperti ditulis kompas.com, mengatakan tidak ingin membantah Jokowi. Namun, dia juga tidak bisa menafikan apa yang disampaikan oleh pedagang. Faktanya, kata dia, harga di tiap pasar memang berbeda. Tugas pemerintah adalah membuat harga menjadi stabil dan sama di setiap pasar.
Sandiaga mengatakan dia dan calon presiden Prabowo Subianto akan melakukan itu jika menang dalam Pilpres 2019. Dia pun memberi contoh kasus yang ada di Provinsi DKI Jakarta. Sandiaga mengatakan harga di DKI Jakarta tergolong stabil dan seragam. Hal ini karena Pemprov DKI Jakarta mengintervensi harga melalui Badan Usaha Milik Daerah.
“Nanti kita bicara konsep menajemen pengelolaan pasar. Manajemen pasokan, (mesin) CAS (Controlled Atmosphere Storage), dan sebagainya. Nah itu nanti diskursusnya akan sangat menarik,” kata Sandiaga. ***
Editor: Denkur