“Saya sudah tawarkan kepada rekan-rekan di Jakarta untuk berinvestasi disini, namun belum ada yang tertarik karena pendapatan perkapita disini masih dianggap rendah,” ujar Sahrul.
DARA | BANDUNG – Wakil Bupati Bandung Sahrul Gunawan mengatakan seni budaya basic yang sangat baik untuk dikolaborasikan dengan pariwisata agar bisa mendongkrak perekonomian daerah, meningkatkan indeks pembangunan masyarakat (IPM), dan lebih mempopulerkan lagi nama Kabupaten Bandung dimata nasional maupun internasional.
Sahrul selama ini memang konsen terhadap dunia pariwisata, sebab menurutnya itu potensi besar yang bisa menunjang datangnya investor ke Kabupaten Bandung. Dengan banyaknya kunjungan, akan membuat daerah-daerah di Kabupaten Bandung lebih dikenal dan diharapkan laju pertumbuhan ekonominya akan ikut terpacu sehingga bisa meningkatkan pendapatan perkapita.
“Saya sudah tawarkan kepada rekan-rekan saya di Jakarta untuk berinvestasi disini, namun belum ada yang tertarik karena pendapatan perkapita disini masih dianggap rendah. Saya masih harus meyakinkan mereka bahwa kabupaten bandung memiliki banyak intangible aset yang akan profitable untuk mereka,” ujarnya di Soreang, Selasa (1/6/2021).
Kolaborasi antara seni budaya dengan pariwisata menurut Sahrul akan bisa terwujud jika pemerintah memiliki database yang lengkap terkait semua potensi seni budaya yang bisa dikembangkan seperti data sanggar-sanggar seni atau paguyuban yang aktif, data kesenian dan senimannya, data makanan khas daerah, dan hal lain yang berkaitan dengan itu.
Pria yang memang terkenal sebagai public figure itu mencontohkan, beberapa waktu lalu sahabat lamanya, artis Happy Salma datang ke kediamannya dan memintanya membantu mencari talent untuk project film berbahasa sunda yang berlatar suasana tahun 50-an. Hanya saja, sangat disayangkan di Kabupaten Bandung ternyata belum ada database yang lengkap yang bisa memudahkannya mencari talent itu.
“Tradisi itu sesungguhnya menjadi kekayaan kita dan kita harus memiliki database yang kuat. Kalau terdata semuanya kan misalnya kalau ada yang nyari untuk syuting misalnya kan tinggal nanya ke dinas terkait, baik talent atau kostum kan gampang menghubunginya,” jelas Sahrul.
Selain database, untuk memajukan seni budaya juga diperlukan pengakuan (apresiasi) dan regenerasi, lanjut Sahrul, karena selama ini banyak generasi muda justru tidak mengenal tradisi dan seni budaya di wilayahnya. Disitulah pentingnya ada database untuk melakukan pembinaan dan kalaupun ada bantuan untuk para seniman dan budayawan itu akan tepat sasaran.
Sehingga, kata Sahrul, kedepan memang harus dibuat penanggungjawab di masing-masing kecamatan. Dirinya juga memberanikan diri memberi ide untuk diadakannya lomba-lomba yang berkaitan dengan seni budaya di tingkat kecamatan.
“Misalnya lomba menulis hikayat atau cerita dari masing-masing daerah, terus juga mendata apa sih yang menjadi ciri khas di daerah-daerah itu termasuk peninggalan-peninggalan sejarah yang ada, atau kalau nggak ada bisa juga memasukan kuliner-kuliner khas daerahnya. Itu semua jangan lagi terpisah-pisah, harus menjadi satu kesatuan sebagai jati diri daerah dari segi budaya,” paparnya.
Dari semua data yang ada, ia berharap nantinya bisa ditarik kesimpulan mana yang bisa dijadikan jargon untuk Kabupaten Bandung. Sehingga nantinya budaya dari Kabupaten Bandung memiliki identitas yang jelas.
“Jadi nanti orang-orang tahu, kalau makanan atau kesenian itu dari Kabupaten Bandung, misalnya,” ujarnya.
Kedepan, ia juga berencana untuk membuat sebuah festival atau pertunjukan yang menampilkan seluruh kekayaan khas dari tiap kecamatan agar masyarakat bisa saling mengenal seni budaya yang ada di Kabupaten Bandung.
“Nanti mungkin kita bisa memanfaatkan sarana yang ada untuk dibuat sejenis pameran, ada kesenkannya, ada hasil karya daerah yang dipajang disitu, dan lain sebagainya, tinggal tugas kita mendatangkan audience-nya, itu mungkin salah satu upaya untuk memajukan seni budaya di Kabupaten Bandung,” pungkasnya.
Editor : Maji