Jabar Quick Response (JQR) River Rescue Challenge (JRRC) akan digelar di Garut tanggal 29 September 2022 hingga 2 Oktober 2022.
DARA | Perhelatan ini diikuti 420 partisipan dari beberapa daerah di Jawa Barat dan luar Jawa Barat.
Wakil Bupati Garut, dr Helmi Budiman, mengatakan Pemerintah Kabupaten Garut sangat mendukung kegiatan ini, sebab membantu mempromosikan pariwisata.
“Garut ini kan kota wisata, kota wisata ini pasti perlu event, event untuk mempromosikan tempat-tempat wisata di Kabupaten Garut. Salah satunya adalah Bagendit ini. Alhamdulillah ini adalah sarana promosi, minimal yang hadir tadi ini dari berbagai provinsi,” ujarnya di Situ Bagendit, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Kamis (29/9/2022).
Bupati berterima kasih kepada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil serta panitia dari JQR karena telah melaksanakan ajang JRRC ini di Kabupaten Garut.

Kegiatan ini dinilai sebagai sarana bagi pihaknya untuk mempersiapkan tenaga-tenaga atau relawan yang terlatih dalam level penyelamatan atau rescue.
“Kita ketahui juga bahwa di Garut ini sering terjadi banjir. Kemarin di Pamengpeuk, sebelumnya di Garut kota dan sebelumnya lagi terus, dan ini bencana hidrometeorologi kan tidak terduga dan ini perlu persiapan orang yang mempunyai kemampuan,” ujar bupati.
Bupati menyebutkan, melalui JRRC yang diselenggarakan di Sungai Cimanuk Garut ini ada pesan tersirat yang ingin disampaikan yaitu ajakan untuk melihat sungai khususnya Sungai Cimanuk yang memiliki manfaat bagi kehidupan masyarakat.
“Sekarang bukan hanya berguna bagi Garut, sudah jelas alirannya untuk lima kota/kabupaten. Nah ini untuk Indonesia. Jadi kita punya sungai yang bisa kita persembahkan untuk mempersiapkan sumber daya manusia nasional,” katanya.
Bupati berharap, ajang JRRC bisa menjadi event rutin dan ke depannya bisa diselenggarakan dengan skala internasional serta mengundang peserta dari negara tetangga.
Sementara itu, Asisten Daerah (Asda) 3 Bidang Administrasi Pemerintah Provinsi Jabar, Ferry Sofwan Arif, menuturkan, melalui JRRC ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan relawan untuk melakukan search and rescue, agar memiliki kemampuan yang baik saat menolong penyintas bencana di lingkungan sungai.
“Kedua tentu harapannya melalui lomba atau kompetisi ini mendorong selain edukasi kepada seluruh masyarakat juga melihat bahwa ada potensi sungai yang harus kita tangani bersama-sama, apalagi kalau melihat di Jawa Barat ada 2.265 sungai dan anak-anak sungainya,” katanya.
Ferry berpesan, melalui JRRC setiap daerah yang teraliri khususnya Sungai Cimanuk bisa memelihara sungai tersebut agar terhindar dari bencanam, sebab jika sungai tidak dipelihara dengan baik maka bisa menyebabkan terjadinya bencana.
Di tempat yang sama, Ketua Panitia JRRC, Sandi Prisma Putra, menyebutkan alasan kenapa pihaknya memilih Kabupaten Garut sebagai lokasi acara ini.

Berdasarkan indeks kerawanan bencana dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar, Garut salah satu wilayah yang memiliki potensi risiko bencana, khususnya kebencanaan yang bersifat hidrometeorologi.
“Kami memilih Garut untuk mengadakan JRRC ini sebagai salah satu bentuk edukasi selain kompetisi, yakni mitigasi kebencanaan ini,” katanya.
Selain itu, lanjut Sandi, JRRC yang diikuti kurang lebih 420 partisipan ini bertujuan untuk membentuk community development yang nantinya menghasilkan sebuah mapping potencial skill terkait river rescue, sehingga diharapkan dapat tercipta suatu smart cluster yang dapat terpetakan.
“Kita punya data dari mana saja yang kira-kira mempunyai kemampuan secara expert untuk melakukan penyelamatan terhadap survivor dalam kondisi kebencanaan yang menyangkut bencana hidrometeorologis atau kondisi luar biasa kecelakaan di sungai seperti halnya ada survivor yang hanyut atau hilang di sungai,” ujarnya.
Sandi juga berkeinginan, ke depan JRRC ini bisa terus berkelanjutan sehingga nantinya bisa memenuhi jumlah (rescuer) keseluruhan, sehingga wilayah Jawa Barat khususnya yang memang rawan kebencanaan hidrometeorologi itu bisa tercover dengan para rescuer-rescuer yang memang profesional.
Editor: denkur