DARA | BANDUNG – Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat mulai menjalankan program Dukcapil Go Digital. Program ini diinisiasi oleh Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Ditjen Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI.
Kepala Disdukcapil KBB, Wahyu Diguna, menjelaskan, program tersebut merupakan inovasi percepatan layanan dengan sistem teknologi berupa tampilan barcode. Barcode ini pengganti tanda tangan manual pada pembuatan KK dan Akta Kelahiran.
Tanda tangan berbasis digital pada pelayanan dokumen administrasi kependudukan ini terobosan baru untuk mempercepat layanan pembuatan KK dan Akta Kelahiran. “Jadi tidak lagi menggunakan tanda tangan basah, tapi barcode,” ujar Wahyu saat ditemui di ruang kerjanya Komplek Kantor Pemkab Bandung Barat, Ngamprah, KBB, Kamis (1/8/2019).
Wahyu menuturkan, masyarakat bisa melakukan verifikasi langsung melalui aplikasi di smartphone, seperti menggunakan aplikasi QR (Code Reader) yang bisa didownload di Play Store. Program tersebut atas kerja sama antara Kemendagri dengan Badan Pengakajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) serta Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
“Jadi, setiap orang yang membutuhkan tanda tangan kepala dinas tidak lagi tergantung dengan keberasaan kepala dinas di kantor. Tapi bisa dikerjakan di mana saja asal ada jaringan dengan menekan tombol persetujuan,” katanya.
Saat ini, lanjut dia, uji coba penerapan program Dukcapil Go Digital terus dilakukan sambil menyosialisasikannya kepada masyarakat. Lewat inovasi tersebut, pembuatan dokumen administrasi kependudukan diklaim semakin cepat dan praktis. Selain itu, inovasi program tersebut diperkuat dengan Permendagri Nomor 7 Tahun 2019 tentang Pelayanan Administrasi Kependudukan secara Daring.
“Kami lakukan ujicoba dan evaluasi. Manfaat program ini, yakni memangkas waktu dan biaya, karena masyarakat cukup datang ke kantor kecamatan untuk pencetakan Akta Kelahiran atau KK,” ujarnya.
Lebih lanjut Wahyu menyebutkan, pencetakan KK dan akta kelahiran dengan sistem baru ini memiliki kapasitas 300-400 orang setiap hari. Ke depan, pihaknya menargetkan bisa lebih banyak lagi.
“Sekarang masih masa transisi. Bertahap dulu karena berkaitan dengan jaringan dan infrastruktur internet. Memang kalau tanda tangan manual per harinya bisa sampai 2.000 orang,” katanya.***
Wartawan: Muhammad Zein | Editor: Ayi Kusmawan