“Politik itu identik dengan spekulasi dan kalkulasi, bila terlalu kalkulasi realitasnya akan beda, dan terlalu spekulasi bisa jadi ceroboh, maka harus tepat waktu dan cerdas,” ungkapnya.
DARA|TASIKMALAYA- Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Tasikmalaya yang akan diselenggarakan 28 November 2024 mendatang. Sosok muda bisa menjadi pilihan alternatif bagi masyarakat.
Pasalnya, selain energik tentu calon pemimpin muda memiliki pemikiran yang masih fresh sehingga bisa melahirkan terobosan serta gagasan untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Kota Tasikmalaya.
Demikian dikatakan Pengamat Sosial, Politik dan Pemerintahan Tasikmalaya, Asep M Taman, dikediamannya di Sirnagalih Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya, Minggu (6/6/2021).
“Politik itu identik dengan spekulasi dan kalkulasi, bila terlalu kalkulasi realitasnya akan beda, dan terlalu spekulasi bisa jadi ceroboh, maka harus tepat waktu dan cerdas,” ungkapnya.
Menurutnya, kepemimpinan adalah makhluk gaib, maksudnya ketika dikejar bisa saja menghilang tetapi bisa datang kapan saja waktunya ketika sudah menjadi kehendak.
“Sosok muda tentu menjadi harapan besar karena estafet kepemimpinan adalah yang muda, contohnya Kang Ridwan Kamil diusia 35 tahun sudah menjabat Wali Kota Bandung kenapa demikian karena memang beliau memiliki konsep yang jelas,” ucap Dosen Universitas Cipasung ini.
Selain jelas, lanjut dia, Ridwan Kamil juga cerdas sehingga cepat dikenal khalayak masyarakat Kota Bandung karena memiliki konsep pembangunan serta karya nyata sehingga melahirkan nilai positif bagi warga.
“Tidak hanya Kang Ridwan Kamil, Sandiaga Uno sosok muda ketika awal muncul dan langsung mencalonkan di Pilkada DKI Jakarta, kemudian menang jadi Wagub, berarti masyarakat berharap kaum muda sebagai agen perubahan,” tuturnya.
Intinya, Asep melanjutkan, sosok muda memiliki harapan yang masih panjang minimalnya menitipkan nama pada saat ini untuk masa yang akan datang bahwa dirinya telah menorehkan gagasan, karya dan pemikiran untuk kemajuan Kota Tasikmalaya.
“Dalam politik itu serba mungkin, pemimpin bisa terlahir dari sosok muda sebaliknya, hanya untuk kontek Pilkada saat ini, bila tidak mengenalkan diri pastinya selain tidak dikenal masyarakat tentu tidak bakalan dilirik pusat,” ujarnya.
Asep mengatakan terkadang terjadi perbedaan keinginan masyarakat dengan pusat, karena memang dalam momen Pilkada saat ini segala keputusannya ada di DPP Partai.
“Situasi politik saat ini semuanya serba mengagetkan, waktu Pilpres, muncul Kiai Ma’ruf Amin sebagai Cawapres ketika itu, jadi memang kepemimpinan itu adalah makhluk gaib,” tegasnya.
Dengan demikian, kata dia, kepemimpinan bisa terlahir dari sosok muda atau sebaliknya. Yang pastinya masyarakat tentu berharap sosok pemimpin harus memiliki karya nyata yang jelas.
“Sekali lagi saya tegaskan kepemimpinan adalah mahkluk ghaib, siapa pun memiliki kesempatan,” pungkasnya.
Editor : Maji