Pesona Obyek Wisata Pantai Karang Song, Perilaku Burung dan Hutan Mangrove

Sabtu, 27 April 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DARA | INDRAMAYU – Obyek wisata Pantai Karangsong di Desa Karangsong, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, diam diam kini menjadi destinasi wisata yang menarik minat para pelancong.

Karang Song ternyata mengembangkan konsep eco wisata. Itu makanya para pelancong bisa menikmati jalan-jalan di hutan bakau (mangrove). “Ini yang menjadi daya tarik kami untuk berwisata di Karang Song,” ujar Bustomi (46) warga Kabupaten Bandung Barat beberapa waktu lalu.

Karang Song sebagai pantai untuk obyek wisata juga kawasan Karang Song ini dijadikan pukla sebagai  konservasi baik di lingkungan daerahnya maupun di tepian pantai Karangsong.

Karena itu tidak hanya hutan bakau dan pantainya, pelancong bisa pula mengamati kehidupan sejumlah hewan liar yang termasuk keanekaragaman hayati.

Eco Wisata Pantai Karangsong berlokasi  di desa nelayan yang terkenal dengan pembuatan dan berlabuhnya kapal nelayan kapal, hingga pencarian dan pelelangan ikan. Masyarakat di sini bukan hanya sebagai nelayan tetapi juga sebagai produsen kapal/perahu. Karena itu kapal-kapal beraneka ukuran, baik yang tengah dibuat hingga yang sudah rusak dan tenga direnovasi,  akan Anda jumpai sepanjang perjalanan menuju Eco Wisata Pantai Karangsong.

Kawasn wsiata ini memasang tarif tiket masuk Rp5.000/orang ditambah kendaraan yang Anda tumpangi. Di dalam kawasn wsiata terdapat fasilitas parkir yang cukup luas dan nyaman bagi kendaraan Anda di sekitar pintu masuk.

Untuk menikmati hutan bakau dan kawasan pantainya, Anda harus menaiki perahu motor dengan harga tiket Rp15.000/orang. Tak makan waktu lama berperahu sebelum Anda mencapai eco wisata mangrove yang bisa dinikmati dengan berjalan kaki di atas jalan yang dibuat dari jalinan bambu.

Di hutan mangrove  yang berfungsi  sebagai penahan abrasi air laut, terdapat keanekaragaman hayati vegetasi berupa bakau hitam, bakau kecil, bakau minyak, api-api, pidada, ketapang, cemara laut, hingga bidara.

Di kawasan hutan mangrove Anda pun bakal disuguhi suara burung yang hidup di sekitar hutan bakau. Hutan bakau atau mangrove di sini mencapai  seluas sekitar 25 hektare ini.

Saelain mendengar suara burung, Andapun akan asyik mengamati perilaku burung yang terbang dan hingga di ranting eranting pohon bakau. Di kawasan hutan bakau Karang Song hidup sedikitnya terdapat 37 spesies burung.

 

Di Karangsong, keanekaragaman hayati burung di antaranya meliputi burung kuntul besar, kowak malam kelabu, dan jenis burung yang kadang-kadang dijumpai seperti blekok sawah, kuntul karang, cangak merah, dara laut sayap hitam, hingga yang tergolong kritis yakni rajaudang kalung biru. Sebagian besar populasi burung-burung itu menggunakan mangrove Karangsong sebagai tempat mereka tidur. Sementara, aktivitas mencari makan mereka lakukan dengan terbang ke tempat lain. Selain vegetasi dan burung, keanekaragaman hayati biota laut lainnya juga ditemui di sini, seperti ikan belanak, ikan gelodok, belut, ikan keting, hingga biawak yang sayangnya jarang ditemui. Secara keseluruhan, menjelajah hutan bakau ini menawarkan sejenak pesona alam liar ke hadapan Anda.

Kawasan wisatanya resmi dibuka untuk umum sejak  2015. Tapi penanaman bakaunya sudah dilakukan sejak 2008 secara bertahap.

Kawasan wisata Poanrtai Kaerang Song  ini buka sejak pukul 08.00 WIB sampai 17.00 WIB.  Menjelang tutup atau pukul 17.00 WIB, petugas pantai akan mengingatkan para pelancong untuk mengakhiri wisatanya.

Peringatan itu dirasa perlu dilakukan mengingat selepas pukul 17.00 atau ketika tempat wisata itu tutup, tak ada lagi perahu yang akan membawa kembali pelancong ke tempat mereka datang semula.

Berita Terkait

Pesan Indah Menteri Agama Nasaruddin Umar di Pernikahan Wakil Bupati Garut dengan Anak Dedi Mulyadi
Grand Final Puteri Tionghoa Indonesia 2025 Singing Competition Sukses Digelar, 10 Bintang Baru Siap Bersinar
Cek Disini, Survei Jakpat: Tren Kesehatan dan Konsumsi Kopi di tahun 2025
Buku “Jejak Si Penggembala Kerbau – Menggapai Kemilau”, Biografi Wartawan yang Jadi Pengusaha
Ekspresi Seni Ratusan Pelajar di Ruang Publik “Warna untuk Bumi” Ingkatkan Kita pada Krisis Iklim
Excel World Championship Indonesia (MEWCMicrosoftI) 2025 Dibuka: Buktikan dan Menangkan Tiket ke Las Vegas!
Peringati 70 Tahun KAA, Pos Indonesia Hadirkan Pameran Filateli di Bandung
Permainan Tradisional Ramaikan Acara Abdi Nagri Nganjang ka Warga

Berita Terkait

Kamis, 17 Juli 2025 - 12:16 WIB

Pesan Indah Menteri Agama Nasaruddin Umar di Pernikahan Wakil Bupati Garut dengan Anak Dedi Mulyadi

Rabu, 9 Juli 2025 - 10:53 WIB

Grand Final Puteri Tionghoa Indonesia 2025 Singing Competition Sukses Digelar, 10 Bintang Baru Siap Bersinar

Kamis, 3 Juli 2025 - 14:12 WIB

Cek Disini, Survei Jakpat: Tren Kesehatan dan Konsumsi Kopi di tahun 2025

Senin, 23 Juni 2025 - 11:28 WIB

Buku “Jejak Si Penggembala Kerbau – Menggapai Kemilau”, Biografi Wartawan yang Jadi Pengusaha

Senin, 2 Juni 2025 - 14:16 WIB

Ekspresi Seni Ratusan Pelajar di Ruang Publik “Warna untuk Bumi” Ingkatkan Kita pada Krisis Iklim

Berita Terbaru

CATATAN

KONFERENSI TINGKAT TINGGI Mendekat! Prospek Negara Palestina

Jumat, 18 Jul 2025 - 11:12 WIB