Peneliti: Teroris Masa Kini Bergerak Melalui Infiltrasi Lembaga

Senin, 17 Oktober 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi (Foto: MUI)

Ilustrasi (Foto: MUI)

Masyarakat masih kurang menyadari terorisme yang melakukan infiltrasi (masuk) ke dalam sebuah organisasi. Begini kata Peneliti Terorisme di wilayah ASEAN, Andrin Raj.


DARA | Andrin Raj menuturkan, beberapa jaringan teroris yang ditangkap saat ini bukan lagi yang melakukan pengeboman atau penyerangan di sebuah tempat, namun tertangkap dalam sebuah organisasi penting.

Ketidaksadaran infiltrasi ini, lanjutnya, juga ditimbulkan dari ketidaktahuan masyarakat tentang arti terorisme secara utuh.

Di Indonesia misalnya, istilah radikal menjadi dipertentangkan karena dari sudut pandang filsafat, radikal itu diperlukan.

Andrin Raj mengstilahkan ideologi yang dianut para pelaku terorisme itu sebagai ideologi Islamis.

Andrin Raj menegaskan, Islamis berbeda dengan Islam.

“Kita perlu kembali menegaskan bahwa Islam dan Islamis tidak saling berhubungan,” ujarnya dalam Webinar BPET MUI tentang Peringatan 20 Tahun Bom Bali, Sabtu (15/10/2022).

Dikatakannya, ideologi Islamis yang keras itu tidak bisa dilepaskan dari jaringan Taliban yang menyebar ke seluruh dunia, khususnya Asia.

Saat ini, kata Andrian Raj, ideologi Islamis itu telah mengubah langkah gerak menjadi infiltrasi lembaga. Infiltrasi itu dilakukan terhadap organisasi-organisasi yang lantang menyuarakan isu demokrasi dan politik.

“Kita mungkin kurang menyadari hal ini. Infiltrasi ideologi Islamis tersebut sudah mulai masuk ke ranah pemerintahan,” ujar peneliti asal Malaysia ini.

Di Malasyia saja, lanjutnya, rekrutmen militan Jamaah Islamiyah juga menyasar kalangan akademisi. Fenomena itu tumbuh karena doktrin hadist-hadist yang kerap dipakai serampangan oleh ulama ekstremis.

Meski baru terlihat, sejatinya infiltrasi tersebut sudah berjalan 45 tahun. Kelompok ekstremis menargetkan 200 kader setiap tahun dari setiap universitas di Malaysia.

“Mereka mengajak pegiat syariah yang berideologi ekstremis yang tanpa mau tahu aspek dasar teologis dari Al Quran maupun hadist,” ujarnya seperti dikutip dari laman resmi MUI, Senin (17/10/2022).

Dia menambahkan, infiltrasi kepada lembaga swasta maupun pemerintah itu dilakukan melalui doktrin agama maupun isu-isu yang menarik perhatian.

“Kita jangan hanya sibuk dengan radikalisasi. Tidak mungkin kita menghilangkan radikalisme di luar sana jika ternyata di dalam organisasi kita sudah ada infiltrasi radikalisme,” ujarnya. (A Fahrur Rozi/Azhar)

Editor: denkur

Berita Terkait

Hari Jadi ke=80 Pemprov Jabar, KDM Konsisten Bakal Tindak Pertambangan Ilegal
Jelang HUT ke-80 RI Gasibu Ditutup Sementara, Begini Penjelasannya
Bagaimana Gen Z Mempersiapkan Pernikahan?, Simak Nih Hasil Survei Jakpat Berikut
Bupati Abdusy Syakur Prihatin Peredaran Miras di Garut Marak
Akhir 2025, Pengelolaan Sampah di Jabar Tinggalkan Sistem Open Dumping di TPA
Kepala Bappenda Jabar: Proyek BIUTR Kota Bandung Segera Masuk Tahap Lelang
Tiga Pasangan Bukan Suami Istri Terjaring Operasi Yustisi
KPK Ingatkan Istri Pejabat Kabupaten Bandung Jangan Dorong Suaminya Korupsi

Berita Terkait

Kamis, 14 Agustus 2025 - 21:13 WIB

Hari Jadi ke=80 Pemprov Jabar, KDM Konsisten Bakal Tindak Pertambangan Ilegal

Kamis, 14 Agustus 2025 - 21:03 WIB

Jelang HUT ke-80 RI Gasibu Ditutup Sementara, Begini Penjelasannya

Kamis, 14 Agustus 2025 - 11:06 WIB

Bagaimana Gen Z Mempersiapkan Pernikahan?, Simak Nih Hasil Survei Jakpat Berikut

Rabu, 13 Agustus 2025 - 20:10 WIB

Bupati Abdusy Syakur Prihatin Peredaran Miras di Garut Marak

Rabu, 13 Agustus 2025 - 18:20 WIB

Akhir 2025, Pengelolaan Sampah di Jabar Tinggalkan Sistem Open Dumping di TPA

Berita Terbaru

Foto: Istimewa

JABAR

DPRD dan Pemkab Sukabumi Sepakati Penyesuaian APBD 2025

Kamis, 14 Agu 2025 - 18:11 WIB