DARA | JAKARTA – Di era keterbukaan informasi saat ini, bahaya radikalisme dan perpecahan mengintai generasi muda Indonesia. Minimnya pemahaman terhadap Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara, membuat generasi muda rentan dipecah belah.
Demikian dikatakan Direktur Sosialisasi Komunikasi dan Jaringan, BPIP Aris Heru Utomo dalam Sosialisasi Menggali Mutiara Pancasila dan Semangat Gotong Royong yang diselenggarakan BPIP dan Komisi II DPR-RI, di Serpong, Tangerang, Sabtu (23/3/2019).
Pancasila, lanjut Aris Heru Utomo, pijakan paling utama dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat. Terjaganya persatuan bangsa Indonesia hanya bisa terwujud selama Pancasila masih menjadi landasannya. “Pancasila menjadi kesadaran filsafat hukum dan sumber kesadaran berbangsa dan bernegara, Pancasila itu ideologi yang mempersatukan,” ujarnya.
Haris juga mengatakan, untuk menjawab permasalahan tersebut, BPIP mendorong penerapan delapan butir siasat kebudayaan yang disampaikan Karlina Supelli dari STF Driyakarya pada pidato kebudayaan di Dewan Kesenian Jakarta pada 10 November 2017.
Delapan butir siasat tersebut, kata Aris Heru, adalah membangkitkan kembali kebiasaan berpikir serius; membangun ekonomi kerakyatan; berani mengakui kesalahan dan berkata benar; berpolitik karena tanggung jawab dan komitmen; melatih hasrat belanja karena keperluan; menilai bahwa korupsi, plagiarism dan menyontek merupakan tindak kriminal; mengembalikan profesi sebagai janji publik; dan melatih bertindak karena komitmen.***
Editor: denkur